Anda di halaman 1dari 11

Nasionalisme vs Globalisasi

“Hilangnya” semangat Kebangsaan dalam Peradaban Modern


DIMENSIA, Volume 1, No 1, Maret 2007
Review Jurnal oleh Kelompok 5
ISBD PTM UNS
Anggota Kelompok 5

Ilham Octavian Luthfi Reza Eri Satrio Galuh


K2518027 Kurniawan Dewanto
K2518036 K2518059
Identitas Jurnal
Penulis :Grendi Hendrastomo
Judul :Nasionalisme vs Globalisasi
‘Hilangnya’ Semangat
Kebangsaan dalam Peradaban Modern
Jurnal :DIMENSIA, Vol. 1, No. 1, Maret
2007
Latar Belakang
Di era modern paham nasionalisme semakin terkikis oleh paham
globalis. Sumber daya alam di Indonesia yang melimpah di eksploitasi
oleh pihak asing dengan berkedok investasi. Negara hanya dijadikan
sebagai alat penjaga keamanan dan ketertiban sedangkan kemakmuran
dan kesejahertaan dikuasai oleh perusahaan asing sehingga
mengakibatkan nasionalisme warga negara sedikit demi sedikit akan
memudar (nationless) dan diganti dengan paham globalis yang
mendewasakan uang dan kesenangan. Adapun faktor lain yang
mempengaruhi memudarnya nasionalisme adalah globalisasi dan
ketidakmampuan pancasila dalam menyaring budaya dan informasi dari
luar
Topik Pembahasan
Permasalahan
01 Nasionalisme

02 Dampak Globalisasi

Globalisasi dan Memudarnya


03 Semangat Kebangsaan
(Nationless) Korelasi Skenario
04 Partikularisme & Universalisme
di Indonesia
Nasionalisme
Nasionalisme merupakan penyaringan spontan akan sebuah “crossing” yang rumit
mengenai kekuatan historis, tetapi sekali diciptakan, mereka kemudian menjadi “modular”,
dapat ditransplantasikan ke bermacam-macam daerah sosial untuk bergabung dan
digabungkan dengan kelompok politik dan ideologis.

Menurut Anderson2 nasionalisme adalah: Konsep nasionalisme sendiri lahir ketika Ben
Anderson mengungkapkan gagasannya tentang masyarakat khayalan (imagined
communities). Menurut Anderson nasionalisme adalah: (Nasionalisme adalah sebuah
komunitas politik berbayang yang dibayangkan sebagai kesatuan yang terbatas dan
kekuasaan tertinggi)

Paham kebangsaan adalah paham yang menyatakan loyalitas tertinggi terhadap masalah
duniawi dari setiap warga, yang ditujukan kepada negara dan bangsa.
Dampak Globalisasi
1) Globalisme telah menimbulkan perdebatan mengenai otoritas dari negara bangsa (nation-state)
sementara pada saat yang bersamaan gerakan separatis, konflik antar etnis dan agama juga mencuat
kembali. Negara dihadapkan pada masalah loyalitas warganya, antara individu yang berorientasi ke arah
keterikatan global dan pihak yang bergerak ke arah penguatan subnasional. Contoh di Indonedisa pasca
runtuhnya rezim orde baru

2) Myron Wiener mengatakan bahwa level integrasi nasional di Indonesia masih sangat rendah. Fakta
lepasnya Timor Timur merupakan contoh dampak globalisasi yang berakibat lunturnya nasionlisme.

3) Dampak globalisasi dimana persaingan ekonomi sangat kerasa dan keadaan sedang tidak baik-baik saja,
sehingga menjadi pemicu terjadinya konflik di daerah-daerah. Dalam hal ini, nasionalisme menjadi
kendaraan bagi prasangka rasial (ketakutan yang berlebihan pada etnis asing).

4) George Simmel berpendapat bahwa : “Kelompok-kelompok dan khususnya minoritas-minoritas yang


hidup dalam konflik, seringkali menolak pendekatan atau toleransi dari ‘lawan’ mereka. Sifat penolakan
mereka yang tertutup, yang tanpa itu mereka tidak bisa berjuang terus akan pudar. Di dalam kelompok-
kelompok tertentu, mungkin merupakan semacam kebijakan publik untuk menciptakan musuh demi
efektifnya kesatuan para anggotanya dan demi menyadarkan kelompok bahwa kesatuan ini merupakan
kepentingan yang vital.”
Globalisasi &
Memudarnya Semangat Kebangsaan

•Tantangan bagi nasionalisme lahir seiring berjalannya arus globlalisasi.


•Menurut Kwik Kian Gie, Hakikat Globalisasi ialah mekanisme pasar yang diberlakukan untuk seluruh
dunia tanpa mengenal batas-batas negara.
•Menurut Lowel Dittmer Globalisasi didefinisikan sebagai hal yang berkaitan dengan kenaikan skala dan
kecepatan bertukar masyarakat, produkproduk, jasa, modal dan ide melintasi batas-batas internasional
•Globalisasi merupakan proses transformasi berbagai dimensi kehidupan sosial manusia yang mengarah
kepada suatu pusat budaya kosmopolitan.

•Menurut MC Donald & Diamond, Dunia tengah terbagi menjadi dua paradigma :
- gerakan yang mengarah kepada unity (keseragaman)
- gerakan kedua yang justru mengarah pada diversity (keberagaman).
Korelasi Skenario
Partikularisme & Universalisme
di Indonesia

Kecenderungan yang terjadi mengarah pada universalisme dimana pancasila yang semula
dijadikan filter tidak mampu lagi menyaring arus modernisasi yang terjadi di era
globalisasi ini. Akibatnya bangsa kita sekarang ini terjangkit virus merosotnya semangat
kebangsaaan, misalnya penyakit governmentless (kurangnya wibawa pemerintah).

Rakyat membangkang dan menolak kebijakan pemerintah, terjadi karena hancurnya ikatan
kebangsaan di masyarakat Indonesia

Banyak daerah melepaskan diri dari Indonesia, kebobrokan tersebut merupakan buah dari
pemerintahan yang tidak benar dan buah dari adanya globalisasi yang mampu menyebar
luaskan informasi kesegenap penjuru tanah air.

Adat budaya yang terporak-porandakan menjadikan jati diri bangsa yang akan
melemahkan paham nasionalisme dan menimbulkan problem terhadap eksistensi negara
Kesimpulan
1. Memudarnya semangat nasionalisme sedikit demi sedikit akan menyebabkan merosotnya peran
negara. Kecenderungan munculnya kelompok-kelompok etnis merupakan salah satu bentuk
memudarnya nasionalisme. Ditengah maraknya globalisme dengan segala atributnya, berupa
modernisasi, keterbukaan, kemudahan dan kemajuan teknologi, merupakan sebuah tantangan
bagi eksistensi nasionalisme. Peran kapital asing semakin besar dan ketergantungan negara
terhadap pihak asing semakin menyudutkan peran negara di mata warga negara.

2. Era teknologi komunikasi dengan mewabahnya internet (world wide web) semakin melegitimasi
bahwa dunia semakin sempit dan ada kecenderungan kearah dunia sebagai sebuah kesatuan,
sebuah kerumunan, masyarakat layaknya negara (world as a global village).

3. Akhirnya di tengah semakin majunya peradaban dengan teknologi ilmu pengetahuan yang
semakin maju, paham nasionalisme diuji apakah akan tetap eksis atau bahkan hilang di telan arus
globalisasi atau etnisitas. Nasionalisme barada di posisi yang terjepit antara derasnya arus
globalisasi dan kuatnya semangat etnisitas.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai