Anda di halaman 1dari 16

KOLOM BETON BERTULANG

KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH

CONTOH HITUNGAN:
500 mm

Kolom empat persegi panjang dg sengkang ikat dia. 10mm


Ukuran: b = 350 mm dan h = 500 mm

350 mm
Lind.beton: 40 mm
Tulangan: As = 3D29 dan As‘ = 3 D29
Bahan: beton fc‘ = 30 MPa dan baja fy = 400 MPa

Hitung: kuat rencana kolom .Pn untuk berbagai kondisi sbb.:


1. eksentrisitas kecil
2. keadaan seimbang
3. momen murni (Pn = 0)
4. e > eb
5. e < eb

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
500 mm
1. Eksentrisitas kecil:
Ag = 350 x 500 = 175000 mm2

350 mm
Ast = 6 x 0,25 .  . 292 = 3963,12 mm2
.Pn = .Pn,max = 0,80 . 0,85 . fc‘ . (Ag – Ast) + fy . Ast)
Reduksi utk kolom dg = 0,80 . 0,65 (0,85 . 30 (175000 –
beban sentris (eks. kecil),
kolom3963,12)/1000
dg sengkang ikat Faktor reduksi kekuatan ,
utk kolom dg sengkang ikat.
+ 400 . 3963,12 / 1000)
2. Keadaan seimbang: = 3092,278 kN
Es = 200000 MPa
d = 500 – 40 – 10 – 29/2 = 435,5 mm
cb = 0,003 / (0,003 + 400/200000). 435,5 = 261,3 mm
s‘ = (261,3 – 64,5) / 261,3 . 0,003 = 0,00226 > y =400/200000= 0,002
jadi baja tulangan desak sudah mencapai tegangan lelehnya fs‘ = fy
=400
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
STRUKTUR BETON BERTULANG II
Program S1 - Swadaya
Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
As‘ = 3 x 0,25 .  . 292 = 1981,56 mm2 fc‘ = 30 MPa  1 = 0,85
ab = 1 . cb = 0,85 . 261,3 = 222,105 mm
Cc,b = 0,85.fc‘.ab.b = 0,85 . 30 . 222,105 . 350 / 1000 = 1982,29 kN
Cs,b = (400 – 0,85 . 30) . 1981,56 / 1000 = 742,09 kN
“displaced concrete”
Ts,b = 400 . 1981,56 / 1000 = 792,62 kN diperhitungkan !

 Pn,b = Cc,b + Cs,b – Ts,b = 1982,29 + 742,09 – 792,62 = 1931,76 kN

 Mn,b = Cc,b . (y – ab/2) + Cs,b . (y – d‘) + Ts,b .(d – y) dg. y = 0,5.h = 250
= 1982,29 . (250 – 222,105/2) + 742,09 . (250 – 64,5)
+ 792,62 . (435,5 – 250)
= 560,124 kNm

 eb = Mn,b / Pn,b = 670,140 / 1931,76 = 289,956 mm


Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
Jadi pada keadaan seimbang:
 . Pn,b = 0,65 . 1931,76 kN = 1255,64 kN
 . Mn,b = 0,65 . 560,124 kNm = 364,081 kNm
eb = 289,956 mm

3. Keadaan Momen Murni:


Pada keadaan ini, maka Pu dan juga .Pn keduanya bernilai nol,
sehingga eksentrisitas beban (e) sama dengan tak terhingga.
Karena prinsip keseimbangan harus dipenuhi, maka Ts = Cc + Cs
Untuk penulangan simetrik (As = As‘), maka haruslah Cs < Ts, yang
berarti hanya mungkin jika tegangan baja desak As‘ belum mencapai
tegangan leleh sedangkan tegangan baja tarik sudah. Jadi untuk
menghitung Cs harus menggunakan tegangan desak aktual yang
terjadi.
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
Ts = Cc + Cs dengan:
Cc = (0,85.fc‘).b.a = (0,85.fc‘).b.(1.c) = 0,85 . 30 . 350 .(0,85.c) = 7586,

Cs 25.c
= As‘ . fs‘ = As‘ . (Es . s‘) = 1981,56 . (200000 . (0,003 . (c – 64,5) / c))
= 1188936. (c – 64,5) / c
Ts = As . fs = As . fy = 1981,56 . 400 = 792624 N

Jadi: 792624 = 7586,25 . c + 1188936 . (c – 64,5) / c “displaced concrete” diabaikan!


7586,25 . c2 + 396312 . c – 76686372 = 0
c = 77,759 mm

Sehingga: Cc = 7586,25.c = 7586,25 x 77,76/1000 = 589,90 kN


Cs = 1188936. (c – 64,5) / c = 202,73 kN
Ts = 589,91 + 202,74 = 792,63 kN OK (hit. di atas 792,624 kN)
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
Momen nominal dari gaya2 tsb. :
Mn = Cc . (y – a/2) + Cs . (y – d‘) + Ts .(d – y)
= 589,90 . (250 – (0,85.77,759)/2) + 202,73 . (250 – 64,5)
+ 792,63 . (435,5 – 250)
= 312617 kNmm
= 312,617 kNm
Untuk kolom berpengikat sengkang:  = 0,65, sehingga:
 . Mn = 0,65 . 312,617 = 203,201 kNm
Tetapi SK SNI menetapkan, bahwa untuk kolom dg penulangan simetrik,
fy ≤ 400 MPa dan (h – d‘ – ds) / h ≥ 0,65, maka faktor reduksi kekuatan 
dapat ditingkatkan secara linier menjadi 0,8 seiring dengan berkurang-
nya .Pn dari 0,10.fc‘.Ag ke nol.
Dalam hal ini : Pn = 0 dan (h – d‘ – ds) / h = 0,742 ≥ 0,65 etc., shg. berlaku = 0,8
Sehingga :  . Mn = 0,80 . 312,332 = 250,094 kNm
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
4. Keadaan e > eb: (ditetapkan e = 500 mm)
Pada keadaan ini kolom akan mengalami keruntuhan tarik. Baja tulangan
tarik sudah mencapai reg.lelehnya (jadi digunakan fs = fy), sedangkan
baja tulangan pada sisi desak tidak diketahui keadaannya.
Dianggap: baja tulangan desak belum mencapai reg. lelehnya, fs‘ ≠ fy.
Berdasarkan prinsip2 keseimbangan gaya dan momen disusun
persamaan2 sbb.:
gaya2 = 0  Pn = Cc + Cs – Ts
dengan: Cc = 0,85.fc‘.a.b = 0,85.30.(0,85.c).350 = 7586,25.c
Cs = As‘.(fs‘ – 0,85.fc‘)
= 1981,56.(200000.(c – 64,5)/c.0,003 – 0,85.30))
Ts = As . fy = 1981,56 . 400 = 792624
diperoleh persamaan Pn dalam variabel c.

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
Momen = 0  Pn .e = Cc . (y – a/2) + Cs . (y – d‘) + Ts .(d – y)
dengan: Pn, Cc, Cs dan Ts spt tsb. dimuka (masih dlm variabel c).
e = 500 mm dan a = 1. c
diperoleh persamaan pangkat tiga dalam variabel c.
Jika diselesaikan, diperoleh c = 147,231 mm
Kontrol: s‘ = (c – d‘) / c . 0,003 = (147,231 – 64,5) / 147,231 . 0,003
= 0,0017 < y = 400/200000 = 0,0020
baja desak belum mencapai regangan leleh, anggapan benar!
Selanjutnya c di masukkan ke dlm persm.2 di muka dan dihitung:
Pn = Cc + Cs – Ts = 941,857 kN
 .Pn = 0,65.Pn = 612,207 kN
Mn = Pn. e = 612,207. 500 = 470,928 kNm
 .Mn = 0,65 . Mn = 306,104 kNm
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
5. Keadaan e < eb: (ditetapkan e = 150 mm)
Pada keadaan ini kolom akan mengalami keruntuhan desak. Baja tulang-
an desak umumnya sudah mencapai reg.lelehnya (jadi digunakan fs = fy),
dan baja tulangan pada sisi tarik tidak diketahui keadaannya.
Dianggap:- baja tulangan desak sudah mencapai reg. lelehnya, fs‘ = fy.
- baja tulangan tarik belum mencapai reg. lelehnya, fs‘ ≠ fy.
Berdasarkan prinsip2 keseimbangan gaya dan momen disusun
persamaan2 sbb.:
gaya2 = 0  Pn = Cc + Cs – Ts
dengan: Cc = 0,85.fc‘.a.b = 0,85.30.(0,85.c).350 = 7586,25.c
Cs = As‘.(fy – 0,85.fc‘)
= 1981,56.(400 – 0,85.30)) = 742094
Ts = As . fs = 1981,56 (200000.0,003.(435,5 – c)/c)
diperoleh persamaan Pn dalam variabel c.
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH
Momen = 0  Pn .e = Cc . (y – a/2) + Cs . (y – d‘) + Ts .(d – y)
dengan: Pn, Cc, Cs dan Ts spt tsb. dimuka (masih dlm variabel c).
e = 150 mm dan a = 1. c
diperoleh persamaan pangkat tiga dalam variabel c.
Jika diselesaikan, diperoleh c = 348,062 mm
Kontrol: s‘ = (c – d‘) / c . 0,003 = (348,062 – 64,5) / 348,062 . 0,003
= 0,0024 > y = 400/200000 = 0,0020
baja desak sudah mencapai regangan leleh, anggapan benar!
s = (d – c) / c . 0,003 = (435,5 – 348,062) / 348,062 . 0,003
= 0,0007 < y = 400/200000 = 0,0020
baja tarik belum mencapai regangan leleh, anggapan benar!

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM PENDEK – PENAMPANG EPP - CONTOH

Selanjutnya c di masukkan ke dlm persm.2 di muka dan dihitung:


Pn = Cc + Cs – Ts = 3083,902 kN
 .Pn = 0,65.Pn = 2004,536 kN
Mn = Pn. e = 3083,902 . 150 = 462,587 kNm
 .Mn = 0,65 . Mn = 300,682 kNm

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
DIAGRAM INTERAKSI – PENAMPANG EPP

Dari hasil-hasil analisis sebuah kolom, pasangan nilai .Pn dan


.Mn yang diperoleh dapat digambarkan dalam sebuah diagram
yang disebut Diagram Interaksi Kolom. Kuat beban aksial .Pn
digambarkan dalam sumbu vertikal dan kuat momen .Mn
dalam sumbu horisontal. Diagram tersebut hanya berlaku untuk
kolom yang dianalisis, tidak berlaku untuk yang lain, dan dapat
memberikan gambaran tentang susunan pasangan kombinasi
beban aksial dan momen yang dapat didukung oleh kolom
tersebut. Setiap titik yang terletak pada garis lengkung (kurva)
diagram ini menunjukkan pasangan beban aksial dan momen
yang diijinkan dan dapat didukung kolom tsb.
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
DIAGRAM INTERAKSI – PENAMPANG EPP

Titik2 yang berada ‚di dalam‘ kurva juga merupakan pasangan


beban aksial dan momen yang dapat didukung, tetapi
pasangan beban tersebut lebih rendah dari kemampuan
dukung kolom, sehingga jika digunakan berarti dimensi &
tulangan kolom tersebut berlebihan (overdesigned). Sedangkan
titik-titik ‚di luar‘ kurva, merupakan pasangan2 beban aksial dan
momen yang melebihi daya dukung kolom, sehingga kolom
tidak diijinkan untuk mendukung beban2 tersebut.

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
DIAGRAM INTERAKSI – PENAMPANG EPP – CONTOH
Ringkasan hasil pada contoh di muka:

No. Keadaan . Pn (kN) .Mn (kNm) eks. (e,mm)


1 Sentris (teoritis) 3865,347 0
0
2 Eks. Kecil 3092,279 0
3 Seimbang 1255,642 364,081 289,956
4 Momen murni 0 203,201 (250,094) tak thg.
5 Patah Tarik 612,207 306,104 500
6 Patah Desak 2004,536 300,682
150

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
DIAGRAM INTERAKSI – PENAMPANG EPP – CONTOH
.Pn (kN)
3865,347 1
2
3092,279
e=0

in 6
em

2004,536

3
150
1255,642 =
e
28 9,9
eb = 5
612,207 0
0,1.fc‘.Ag = 525
e = 50

e=∞
.Mn (kNm)

364,081
203,201

300,682
306,104
250,094

Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -
KOLOM BETON BERTULANG
KOLOM DENGAN PENAMPANG BULAT

Prinsip analisis kolom berpenampang bulat pada dasarnya sama dengan


kolom penampang persegi.
Yang perlu diperhatikan disini adalah:
- Hitungan luas bagian beton yang terdesak (termasuk titik beratnya),
- Tegangan masing2 baja tulangan harus dihitung berdasarkan regangan
aktual masing2, jika s ≥ y boleh digunakan fs = fy.
Nilai a untuk penampang bulat agak ber-
beda dengan penampang persegi, sbg
pendekatan dapat dianggap sama seper-
ti pada penampang persegi: a = 0,85.c

Selanjutnya dapat dihitung Cc, Csi dan Tsi


a dengan lengan momen masing2 terhadap
titik berat penampang, sehingga dapat diper-
c oleh Pn dan Mn.
Jurusan Teknik Sipil STRUKTUR BETON BERTULANG II Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Program S1 - Swadaya 11 -

Anda mungkin juga menyukai