POKOK BAHASAN:

DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA

TIPE PERKERASAN DI BANDAR UDARA

BIASANYA DIGUNAKAN DI
1. PERKERASAN LENTUR (FLEKSIBLE PAVEMENT)
RUNWAY DAN TAXIWAY

SURFACES; CAMPURAN ASPAL

• CAMPURAN ASPAL DENGAN AGREGAT
• DILETAKKAN DI ATAS PERMUKAAN BASE COURSE; AGREGAT; STAB.
SEMEN, ASPAL ATAU UNTREATED
MATERIAL GRANULAR (BERBUTIR)
SUBBASE COURSE; AGREGAT; STAB.
MUTU TINGGI (GRANULAR BASE SEMEN, ASPAL ATAU UNTREATED
AGGREGATE)
TANAH DASAR

2. PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) BIASANYA DIGUNAKAN DI APRON

• DIBUAT DARI SLAB SLAB BETON SURFACES; SLAB BETON

• SLAB BETON DILETAKKAN DI ATAS SUB SUBBASE COURSE; AGRGAT
STABILISASI ASPAL, SEMEN DAN
BASE (LAPIS PONDASI BAWAH) UNTREATED
TANAH DASAR
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA
• PROSEDUR ANALISIS BEBAN LALU LINTAS PADA PERKERASAN DI
BANDAR UDARA AGAK BERBEDA DENGAN PERKERASAN JALAN
RAYA
• PERBEDAAN DALAM OPERASI LALU LINTAS DAN KEGUNAAN
FUNGSIONAL MASING MASING PERKERASAN

LANGKAH LANGKAH DASAR PROSEDUR ANALISIS BEBAN

LALU LINTAS UNTUK PERKERASAN BANDAR UDARA

1. ESTIMASI BEBAN LALU LINTAS PESAWAT TAHUN PRAKIRAAN

AWAL PERENCANAAN
2. ESTIMASI TINGKAT PERTUMBUHAN LALU LINTAS OTORITAS BANDARA
BERSANGKUTAN
PESAWAT YANG DIHARAPKAN
3. ESTIMASI KOMPOSISI ARUS LALU LINTAS PESAWAT
4. PERHITUNGAN BEBAN LALU LINTAS PESAWAT
5. ESTIMASI BEBAN LALU LINTAS DESAIN UNTUK AREA
FUNGSIONAL YANG BERBEDA
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA

KOMPOSISI ARUS LALU PERHITUNGAN BEBAN LALU

LINTAS PESAWAT LINTAS PESAWAT

• BEBAN LALU LINTAS PESAWAT • BOBOT LEPAS LANDAS MAKS.

DISEBARKAN KE PERKERASAN DIPERTIMBANGKAN,
MELALUI NOSE GEAR ( 5%) DAN • 95% DIPIKUL OLEH RODA
RODA PENDARATAN UTAMA (95%) PENDARATAN UTAMA, 5% OLEH RODA
• BERBEDA BERAT KOTORNYA, DEPAN,
BERBEDA KONFIGURASI RODA • PADA KASUS PESAWAT CAMPURAN:
SEHINGGA BUTUH, KEBERANGKATAN TAHUNAN SEMUA
• IDENTIFIKASI JENIS PESAWAT, DETAIL PESAWAT DISETARAKAN DENGAN
RODA PENDARATAN, FREKUENSI PESAWAT DESAIN DENGAN CARA
KEDATANGAN/KEBERANGKATAN MENGALIKAN DENGAN FAKTOR
• UNTUK TUJUAN DESAIN KONVERSI (FAA)
PERKERASAN
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA

CONTOH BENTUK
KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA

TABEL FAKTOR
KONVERSI UNTUK
MENGHITUNG ANNUAL
DEPARTURE PESAWAT
(FAA/AC-150/5320-6C,
1978)

CONTOH 1:
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA

CONTOH 2:
DIKETAHUI REPRESENTASE KEBERANGKATAN PESAWAT RENCANA
TAHUNAN SUATU BANDAR UDARA SEPERTI DI BAWAH INI. BILA
PESAWAT B-727- 200 MEMBERIKAN KETEBALAN TOTAL TERBESAR
MAKA HITUNGLAH KEBERANGKATAN TAHUNAN EKIVALEN DARI
PESAWAT RENCANA

JAWABAN:
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA
• BAGAN DESAIN METODE FAA INI DIDASARKAN PADA
KEBERANGKATAN TAHUNAN PESAWAT DESAIN SELAMA MASA LAYAN
• MASA LAYAN: 20 TAHUN

LANGKAH LANGKAH PEMILIHAN PESAWAT DESAIN DAN

PENENTUAN KEBERANGKATAN TAHUNAN EQIVALEN
• MENENTUKAN PRAKIRAAN
KEBERANGKATAN TAHUNAN SETIAP
JENIS PESAWAT
• TENTUKAN PESAWAT DESAIN. PESAWAT
YANG MENGHASILKAN PERKERASAN
YANG PALING TEBAL,
• MENGKONVERSI KEBERANGKATAN
TAHUNAN SEMUA PESAWAT MENJADI
KEBERANGKATAN TAHUNAN YANG
EKIVALEN DENGAN PESAWAT DESAIN
DENGAN FORMULA:
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH 3: DARI CONTOH 2, HITUNGLAH

ANNUAL DEPARTURE PESAWAT DESAIN
EQIVALEN (Rcq)

JAWABAN:
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH 3: DARI CONTOH 2, HITUNGLAH

ANNUAL DEPARTURE PESAWAT DESAIN
EQIVALEN (Rcq)

JAWABAN:
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

TELAH MEMPERHITUNGKAN: SINGLE

• EFEK PENGULANGAN WHEEL GEAR
BEBAN
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

TELAH MEMPERHITUNGKAN: DUAL WHEEL

• EFEK PENGULANGAN GEAR
BEBAN
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

DUAL
TELAH MEMPERHITUNGKAN: TANDEM
• EFEK PENGULANGAN GEAR
BEBAN
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

TELAH MEMPERHITUNGKAN: UNTUK B-747-

• EFEK PENGULANGAN 100, SR, 200B,
BEBAN 200C DAN 200F
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

TELAH MEMPERHITUNGKAN:
• EFEK PENGULANGAN
UNTUK B-747-SP
BEBAN
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH GRAFIK UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE FAA

TELAH MEMPERHITUNGKAN:
• EFEK PENGULANGAN
BEBAN UNTUK DC-10-10, 10CF
• KONFIGURASI RODA
PENDARATAN UTAMA
• EFEK DISTRIBUSI
PERGERAKAN LATERAL
PESAWAT
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PROSEDUR DESAIN PERKERASAN LENTUR

METODE FAA

CONTOH 4. UNTUK LALU LINTAS PESAWAT

RENCANA SEPERTI PADA CONTOH 3,
TENTUKANLAH TEBAL PERKERASAN YANG
DIBUTUHKAN DIMANA CBR TANAH DASAR = 5%
DAN CBR SUBBASE= 20%, EQUIVALEN ANNUAL
DEPARTURE = 15.735
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PENYELESAIAN:
1. TENTUKAN TEBAL
PERKERASAN TOTAL (T) DARI
GRAFIK FAA: PESAWAT
RENCANA B-737-200 (DUAL
WHEEL)

PENYELESAIAN:
TEBAL TOTAL (T)= 45 INCHI
TEBAL BASE + SURFACE= 18
TEBAL BASE= 18 – TEBAL SURFACE
= 18 – 4= 14 INCHI
HARUS DIKONTROL TERHADAP
TEBAL MINIMUM

TEBAL SUBBASE= 45 - 18 = 27 INCHI

 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PENYELESAIAN:
1. TENTUKAN TEBAL
PERKERASAN TOTAL (T) DARI
GRAFIK FAA: PESAWAT
RENCANA B-737-200 (DUAL
WHEEL)

PENYELESAIAN:
TEBAL TOTAL (T)= 45 INCHI
TEBAL BASE + SURFACE= 18
TEBAL BASE= 18 – TEBAL SURFACE
= 18 – 4= 14 INCHI
HARUS DIKONTROL TERHADAP
TEBAL MINIMUM,
TEBAL BASE MIN.= 13 INCHI < 14
INCHI == OK

TEBAL SUBBASE= 45 - 18 = 27 INCHI

 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PESAWAT RENCANA BERATNYA >100.000 lb

LAPIS BASE DAN SUB BASE YANG DISTABILISASI

BILA DIGUNAKAN LAPIS PONDASI BERASPAL

MAKA FAKTOR EKIVALENSI MISALNYA DIAMBIL 1,5
BILA DIGUNAKAN LAPIS PONDASI BAWAH BATU
PECAH MAKA FAKTOR EKIVALENSI MISALNYA
DIAMBIL 1,7

• TEBAL BASE MENJADI= 14/1,5= 9,0 INCHI

• TEBAL SUB BASE MENJADI= 27/1,7= 15,9 ~ 16,0
INCHI
• TEBAL SURFACE COURSE= 4,0 INCHI
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

PESAWAT RENCANA BERATNYA >100.000 lb

LAPIS BASE DAN SUB BASE YANG DISTABILISASI

LAPIS PERMUKAAN ASPAL, D1= 4 INCHI

BILA DIGUNAKAN LAPIS PONDASI BERASPAL

MAKA FAKTOR EKIVALENSI MISALNYA DIAMBIL 1,5 LAPIS PONDASI ATAS (ASPAL)
BILA DIGUNAKAN LAPIS PONDASI BAWAH BATU D2= 9 INCHI
PECAH MAKA FAKTOR EKIVALENSI MISALNYA
DIAMBIL 1,7 LAPIS PONDASI BAWAH (BATU PECAH)
D3= 16 INCHI

• TEBAL BASE MENJADI= 14/1,5= 9,0 INCHI TANAH DASAR, CBR 5%

• TEBAL SUB BASE MENJADI= 27/1,7= 15,9 ~ 16,0
INCHI
• TEBAL SURFACE COURSE= 4,0 INCHI
 POKOK BAHASAN:
DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA

DESAIN PERKERASAN LENTUR LANDAS PACU

DAN LANDAS HUBUNG (TAXIWAY) METODE FAA
PROSEDUR ANALISIS BEBAN LALU LINTAS PADA PERKERASAN DI
BANDAR UDARA AGAK BERBEDA DENGAN PERKERASAN JALAN
RAYA:
• RUNWAY DIRANCANG UNTUK MEMIKUL BEBAN PESAWAT
DENGAN BOBOT YANG LEBIH BESAR , SEKITAR 100.000 lbs,
JALAN RAYA HANYA SEKITAR 9000 lbs
• PERULANGAN BEBAN: RUNWAY ~ 20.000 – 40.000 SELAMA MASA
LAYAN, JALAN RAYA ~ 1000 – 2000 TRUK PER HARINYA
• TEKANAN BAN: RUNWAY ~ MENCAPAI 400 psi, JALAN RAYA ~ 80 –
90 psi
• DISTRESS: PADA JALAN RAYA LEBIH BESAR DIBANDING RUNWAY
(PADA JALAN RAYA BEBAN LEBIH BANYAK BEKERJA PADA TEPI)