Anda di halaman 1dari 7

BUKTI AUDIT

DAN
TES TRANSAKSI

OLEH
NOVIA DESTAULI SIMANULLANG
190522026
Sifat Bukti Audit
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi
dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

Menurut Konrath (2002: 114 &115) ada enam tipe bukti audit, yaitu :
1. Physical evidence (bukti fisik)
2. Evidence obtain through confirmation (bukti menurut konfirmasi)
3. Documentary evidence (bukti dokumen)
4. Mathematical evidence (bukti matematis)
5. Analytical evidence (bukti analitis)
6. Hearsay evidence (bukti lisan)
Compliance Test and
Substantive Test
Compliance Test (Tes Ketaatan) atau test of recorded transactions
adalah tes terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung
transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan
sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen.

Jika terjadi penyimpangan dalam pemroresan dan pencatatan


transaksi, walaupun jumlah (rupiah) nya tidak material, auditor harus
memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap
efektifitas pengendalian intern.
Juga harus dipertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu
aspek pengendalan intern bisa diatasi dengan “compensating
control”
Misalnya :

Kesalahan yang Kelemahan I/C Compensating Control


ditemukan
1. Bukti pengeluaran kas Timbul kemungkinan bukti 1. Subledger hutang selalu di update dan setiap akhir bulan di
dan bukti-bukti pendukung pendukung digunakan reconcile dengan saldo hutang di buku besar
tidak di cap lunas untuk pembayaran yang 2. Perusahaan memiliki bagian internal audit yang cukup kuat dan
kedua kalinya setiap bulan memeriksa kelengkapan bukti-bukti pengeluaran kas

2. Bukti pengeluaran kas Timbul kemungkinan Perusahaan menggunakan impers fund system untuk pengeluaran
tidak bernomor urut penyalahgunaan bukti <Rp.750.000,- untuk jumlah >Rp.750.000,- dibayar dengan giro, yang
tercetak tersebut untuk keuntungan nomor urutannya selalu diawasi.
pribadi

Compliance Test biasanya dilakukan untuk transaksi berikut ini :

Jenis Transaksi Jenis Compliance Test Sample yang


Digunakan
- Penjualan Sales Test Faktur Penjualan
- Penerima Kas Cash Receipt Test Kuitansi
- Pengeluaran Kas Cas Dibursement Test Nomor Check/Giro
- Pembelian Puchase Test Purchase Order
- Pembayaran Gaji dan Upah Payrol Test Daftar Gaji
- Jurnal Koreksi/Penyesuaian Journal Voucher Test Jurnal Voucher
Dalam melaksanakan complience test, auditor harus memperhatikan hal-
hal berikut :
1. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)
2. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)
3. Otorisasi dari pejabar perusahaan yang berwenang
4. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/dikredit
5. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar

Substantive Test adalah tes terhadap kewajaran saldo-saldo


perkiraan laporan keuangan (Laporan Posisi Keuangan [neraca] dan
Laporan Laba Rugi).

Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam substantive test antara lain:


6. Inventarisasi aset tetap
7. Observasi atas stock opname
8. Konfirmasi piutang, utang dan bank
9. Subsequent collection dan subsequent payment
10. Kas opname
11. Pemeriksaan rekonsiliasi bank dan lain-lain
Cara Pemilihan Sample
1. Random/Judgement Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan
menggunakan judgement si akuntan publik
2. Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu
sebagai sampel, misalnya bulan Januari, Februari, Maret
3. Statistical Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun
lebih sulit namun sampai yang terpilih betul-betul representative
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai