• RAJABBUL AMIN • 201650 • KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM KORELASI FILSAFAT DAN AGAMA
Hubungan antara filsafat dan agama dalam
sejarah kadang-kadang dekat dan baik, dan kadang-kadang jauh dan buruk. Ada kalanya para agamawan merintis perkembangan filsafat. Ada kalanya pula orang beragama merasa terancam oleh pemikiran para filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri kadang-kadang memberi kesan sombong, sok tahu, meremehkan wahyu dan iman sederhana umat. Kadang-kadang juga terjadi bentrokan, di mana filosof menjadi korban kepicikan dan kemunafikan orang-orang yang mengatas- namakan agama. LANJUTAN...... a. Socrates dipaksa minum racun atas tuduhan atheisme padahal ia justru berusaha mengantar kaum muda kota Athena kepada penghayatan keagamaan yang lebih mendalam. b. Filsafat Ibn Rusyd dianggap menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam, ia ditangkap, diasingkan dan meninggal dalam pembuangan. c. Abelard (1079-1142) yang mencoba mendamaikan iman dan pengetahuan mengalami berbagai penganiayaan. d. Thomas Aquinas (1225-1274), filosof dan teolog terbesar Abad Pertengahan, dituduh kafir karena memakai pendekatan Aristoteles (yang diterima para filosof Abad Pertengahan dari Ibn Sina dan Ibn Rusyd). e. Giordano Bruno dibakar pada tahun 1600 di tengah kota Roma. Sedangkan di zaman moderen tidak jarang seluruh pemikiran filsafat sejak dari Auflklarung dikutuk sebagai anti agama dan atheis. LANJUTAN ...... Filsafat sekurang-kurangnya dapat menyumbangkan empat pelayanan pada agama : 1. Pertama. Menjelaskan makna wahyu Tuhan sampai mendekati makna yang sesungguhnya, 2. Kedua, Mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran agama yang berdasarkan wahyu, 3. Ketiga, filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru, 4. keempat yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama diberikan melalui fungsi kritisnya. KORELASI FILSAFAT DAN ILMU • Filsafat berbicara tentang ilmu, begitulah Kattsof mengutarakan jalinan filsafat dengan ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengenai ilmu dan bukannya di dalamnya ilmu. Sementara itu Saifullah memberikan kesimpulan umum bahwa pada dasarnya filsafat tiada lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil spekulasi manusia betapa pun tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran manusia. Antara filsafat dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya, filsafat inilah kemudian disebut sebagai induknya ilmu pengetahuan. LANJUTAN… • Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk memposisikan keduanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk me-ngisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektual manusia. Adapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, di samping perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis. LANJUTAN… • Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam suatu pembelajaran. Filsafat dan ilmu merupakan suatu pengetahuan yang hampir sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencari kebenaran, tetapi memilki metode-metode yang berbeda dalam menemukan suatu kebenaran tersebut. Ilmu membutuhkan pemikiran yang mendalam agar bisa dipahami dengan sangat baik. Maka dari itu filsafat dan ilmu sangat berhubungan erat karena saling berkaitan dalam menemukan kebenaran. Meskipun kebenaran keduanya hanya sementara atau sewaktu-waktu dapat berubah dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju dan perubahan kondisi alam. Filsafat mencoba menjawab petanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka dari itu bisang kajian filsafat lebih luas daripada ilmu. KORELASI FILSAFAT DAN BAHASA Fakta telah menunjukkan bahwa ungkapan pikiran dan hasil- hasil perenungan filosofis seorang tidak dapat dilakukan tanpa bahasa. Alat yang utama dari filsafat adalah bahasa. Tanpa bahasa, seorang filosof (ahli filsafat) tidak mungkin bisa mengungkapkan hasil-hasil perenungan kefilsafatannya kepada orang lain. Tanpa bantuan bahasa, seseorang tidak akan mengerti tentang buah pikirang kefilsafatan. Louis O. Katsooff berpendapat bahwa suatu sistem filsafat sebenarnya dalam arti tertentu dapat dipandang sebagai suatu bahasa , dan perenungan kefilsafatan dapat dipandang sebagai suatu upaya penyusunan bahasa bahasa tersebut. Karena itu fillsafat dan bahasa akan senantiasa beriringan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena bahasa pada hakikatnya merupakan sistem simbol-simbol. Sedangkan tugas filsafat yang utama adalah mencari jawaban atau makna dari seluruh simbol yang menampakkan diri di alam semesta. Bahasa adalah alat untuk membongkar seluruh rahasia simbol-simbol tersebut. LANJUTAN …. • Hubungan filsafat dan bahasa sangat erat kaitannya, karena bahasa pada hakikatnya merupakan sistem simbol-simbol. Sedangkan tugas filsafat yang utama adalah mencari jawaban atau makna dari seluruh simbol yang menampakkan diri di alam semesta. • Hubungan Filsafat Dengan Bahasa Yaitu, Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, Fundamental, hal-hal yang berkaitan dengan nalar(Filosofi), seperti alasan kita harus berbuat sesuatu, ilmu teolog, Filsafat Islam, Dll. Dalam Ilmu filsafat, diperlukan penyampaian bahasa serta penggunaan kata yang baik, agar sampai kepada pembaca/pendengar untuk dapat memahami dan menerima logikanya. ilmu filsafat biasanya tertulis dalam buku, sehingga diperlukan bahasa yang komunikatif, sampai makna dan tujuan kepada pembaca.