Diare
• Buang air besar dengan frekuensi 3 kali atau
lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi
cair, dengan atau tanpa lendir dan darah
1. Infeksi
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norkwalk, dl
• Bakteri : Shigella, Salmonela, Vibrio Cholera, dll
• Parasit, Protosa: Entamoeba Coli,dkk
2. Malarbsobsi
3. Makanan
4. Alergi
5. Neoplasma
6. Endokrinopati
7. Imunodeficienci
8. Inf. Non Genital
9. Psikologis
MEKANISME
Diare sekretorik
Akibat enterotoksin → sekresi siklik AMP, siklik GMP ↑ →
absorpsi Na+ oleh vili gagal, sekresi Cl- di sel epitel
berlangsung terus → sekresi cairan, elektrolit ke lumen
usus halus → diare
Diare osmotik
Ada bahan hiperosmolar→lewat tanpa diabsorpsi →
menarik air secara pasif dalam usus → diare
Ex : defisiensi enzim disakaridase primer ataupun
sekunder, infeksi Rotavirus
Gejala dari diare osmotik adalah
1) tinja cair/watery diarrhae akan tetapi biasanya tidak seprogresif diare
sekretorik,
2) tidak disertai dengan tanda klinis umum seperti panas,
3) pantat anak sering terlihat merah karena tinja yang asam,
4) distensi abdomen,
5) pH tinja asam dan klinitest positif.
MEKANISME
Diare Invasiv
Enterotoksin pada usus halus adenilsiklasi ATP jadi
CAMP Diare sekretorik
Kuman Sampe koloninvasi ,mukosa ulkus sebukan
PMN tinja berlendir dan berdarah
Tanda Vital
berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung
dan pernafasan serta tekanan darah.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tinja
a. Maskroskopis dan miskroskopis
b Biakan kuman dan tes resistensi terhadap
antibiotika
c. PH
Pemeriksaan darah
a. Darah rutin
b. Elektrolit
c. Analisa gas darah
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian Oralit
Jenis Baru
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,
percepat tetesan intravena.
Adakah
Pengobatan Ya - Kirim penderita untuk pengobatan iv
Terdekat - Bila penderita dapat minum,sediakan oralit untuk ibu dan
(dlm 30’) tunjukkan cara memberikan selama dalam perjalanan
Tidak
Diet,
• Makanan padat tetap diberikan porsi kecil, sering (6x)
• Beri makanan yg lunak, tambahkan sup untuk
menambah cairan
• ↑ kandungan energi makanan + 5 ml minyak
nabati/100ml makanan
• Berikan sari buah segar, air kelapa hijau / pisang → K+
• Hindarkan makanan/minuman dengan kadar gula tinggi
Intoleransi KH → Rendah/ bebas laktosa
Alergi susu sapi → kedelai
ANTIBIOTIK
SELEKTIF
PREBIOTIK DAN
PROBIOTIK
Pencegahan Diare
- Pemberian ASI
- Memperbaiki makanan pendampin
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan sabun
- Menggunakan jamban
- Membuang tinja bayi dengan benar
- Imunisasi campak
Upaya mencegah penyebaran kuman
• Pemberian ASI saja pada bayi umur 4-6 bulan
• Menghindari penggunaan susu botol
• Cara penyiapan dan penyimpanan MP ASI yang
baik
• Penggunaan air bersih untuk minum
• Mencuci tangan
• Pembuangan tinja (termasuk tinja bayi) secara
benar
Upaya memperkuat daya tahan tubuh pejamu
• Pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan
• Memperbaiki status gizi
• Imunisasi campak
KOMPLIKASI
Batasan
Diare persisten adalah diare akut yang
berlanjut sampai 14 hari atau lebih dengan
etiologi infeksi
Etiologi
bukan mikroba tunggal
E.coli enteroagregatik
Shigella
Cryptosporidium
DIARE PERSISTEN
Faktor Resiko
1. Usia bayi kurang dari empat bulan
2. Tidak mendapat ASI
3. Kurang Energi Protein ( KEP )
4. Diare akut dengan etiologi bakteri invasif
5. Tatalaksana diare akut yang tidak tepat
a. Pemakaian antibiotik yang tidak rasional
b.Pemuasan Penderita
DIARE PERSISTEN
Patogenesis
1. Berlanjutnya paparan etiologi infeksi
2. Infeksi intestinal sekunder
3. Infeksi parenteral baik sebagai komplikasi maupun
sebagai Penyakit penyerta
4. Bakteri tumbuh lampau
5. Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit
6. Menurunnya imunitas
7. Malabsorpsi
8. Alergi
DIARE PERSISTEN
DIARE PERSISTEN
Langkah diagnosis
1. Status Dehidrasi
2. Nutrisi
3. Penyebab Infeksi
4. Penyakit penyerta
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
2. Nutrisi
3. Mendika Mentosa
DIARE KRONIS
Batasan
Diare yang berlangsung >14 hari mempunyai
dasar etiologi non-infeksi
Etiologi
berbagai kondisi non infeksi seperti
intolerasnsi, celiac disease, dan cystic
fibrosis, Namun di negara berkembang
masih berhubungan dengan infeksi
DIARE KRONIS
Faktor
Risiko
DIARE KRONIS
Patogenesis
DIARE KRONIS
Gejala klinik
• Anamnesis
• Saat mulai diare, frekuensi, kondisi tinja, gejala
ekstraintestinal, gejala gagal tumbuh
• Pemeriksaan fisik
• Status hidrasi, Abdomen, Bokong, Kulit, BB,TB,
LK,BB/TB, Status gisi
• Riwayat diet
• Laboratorium
• Pemeriksaan untuk menyingkirkan kultur parentral
• Foto polos dan kontras abdomen
• Biopsi Serial
DIARE KRONIS
Komplikasi
• Sepsis
• gAngguan tumbuh kembang
DIARE KRONIS
Penatalkasanaan
• Penilaian awal,
• Resusitasi
• Stabilisasi
• Nutrisi
• Kalori pilihan diet sesuai
• Mikronutrien
• Probiotik
• Tempe
• Enteral/parentral
• Medika mentosa
• Harus spesifik
Followup
DIARE KRONIS
Keadaan khusus