Anda di halaman 1dari 47

DIARE

dr. Vania Salsabila Kamil


UPT. Puskesmas Pakusari
Kab. Jember
DEFINISI

 Diare 
• Buang air besar dengan frekuensi 3 kali atau
lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi
cair, dengan atau tanpa lendir dan darah

 Bayi + ASI eksklusif frekuensi defekasinya >6 – 10


kali/hari,  fisiologis atau normal.
 Pada anak defekasi kurang dari 3 kali sehari,
konsistensinya sudah encerdiare.
EPIDEMIOLOGI

 Umum smua usia


 Penyakit kedua terbanyak
 Angka kematian >tinggi dari pnemonia di
negara berkembang
 Penularan 4F :
• Food
• Feces
• Finger
• Fly
PEMBAGIAN
DIARE
 Berdasar lamanya
• Diare akut: < 14 hari
• Pengeluaran tinja yang lunak atau cair
≥3x tanpa darah, berlangsung <14 hari
(kebanyakan <7hari)
• Persisten: ≥14 hari (sebab infeksi)
• Kronik : ≥14 hari (sebab non-infeksi)
 Berdasar ada/tidaknya darah
• Disentriform: ada darah dlm tinja
• Non Disentriform
ETIOLOGI

1. Infeksi
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norkwalk, dl
• Bakteri : Shigella, Salmonela, Vibrio Cholera, dll
• Parasit, Protosa: Entamoeba Coli,dkk
2. Malarbsobsi
3. Makanan
4. Alergi
5. Neoplasma
6. Endokrinopati
7. Imunodeficienci
8. Inf. Non Genital
9. Psikologis
MEKANISME

Diare sekretorik
Akibat enterotoksin → sekresi siklik AMP, siklik GMP ↑ →
absorpsi Na+ oleh vili gagal, sekresi Cl- di sel epitel
berlangsung terus → sekresi cairan, elektrolit ke lumen
usus halus → diare

Gejala dari diare sekretorik ini adalah


1) diare yang cair dan bila disebabkan oleh vibrio biasanya hebat dan berbau
amis,
2) muntah-muntah,
3) tidak disertai dengan panas badan, dan
4) penderita biasanya cepat jatuh ke dalam keadaan dehidrasi
MEKANISME

Diare osmotik
Ada bahan hiperosmolar→lewat tanpa diabsorpsi →
menarik air secara pasif dalam usus → diare
Ex : defisiensi enzim disakaridase primer ataupun
sekunder, infeksi Rotavirus
Gejala dari diare osmotik adalah
1) tinja cair/watery diarrhae akan tetapi biasanya tidak seprogresif diare
sekretorik,
2) tidak disertai dengan tanda klinis umum seperti panas,
3) pantat anak sering terlihat merah karena tinja yang asam,
4) distensi abdomen,
5) pH tinja asam dan klinitest positif.
MEKANISME

Diare Invasiv
Enterotoksin pada usus halus adenilsiklasi ATP jadi
CAMP Diare sekretorik
Kuman Sampe koloninvasi ,mukosa ulkus  sebukan
PMN tinja berlendir dan berdarah

Gejala dysentriform diarrhea adalah 1) tinja berlendir dan


berdarah biasanya b.a.b sering tapi sedikit-sedikit dengan
peningkatan panas badan, tenesmus ani, nyeri abdomen,
dan kadang-kadang prolapsus ani,
MANIFEST KLINIS
KRITERIA DIAGNOSIS

 BAB encer ≥ 3x/ hr


 Disertai darah  disentri
 Muntah, panas, nyeri perut
 Penyulit:
- Dehidrasi
- Gangguan Asam-basa
 Lab :
- Lekosit ≥ 5 / LPb → invasif
- Biakan untuk etiologi
MTBS
MTBS
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital
berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung
dan pernafasan serta tekanan darah.

tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaraN, rasa


haus, dan turgor kulit abdomen
tanda-tanda tambahan lainnya, seperti ubun-ubun
besar cekung atau tidak, mata cowong atau tidak, ada
atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut, dan
lidah kering atau basah. Oliguria, Hipotensi
Takikardi
CARA MENILAI DERAJAT
DEHIDRASI
Penilaian A B C
KU Baik *Rewel *Lesu / tidak
sadar
Mata N Cekung Sangat cekung
Airmata Ada Tdk ada Tdk ada
Mulut Basah kering Sangat kering
Rasa haus Tidak haus *Haus *Males minum
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali
(1 detik) (1-2 detik) sangat lambat
(> 2 detik)
Derajat Tanpa Ringan/sedang Berat
dehidrasi

Bila ada 1 tanda * + ≥ 1 tanda lainnya


PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan tinja
a. Maskroskopis dan miskroskopis
b Biakan kuman dan tes resistensi terhadap
antibiotika
c. PH

Pemeriksaan darah
a. Darah rutin
b. Elektrolit
c. Analisa gas darah
PENATALAKSANAAN

1. Pemberian Oralit
Jenis Baru

Oralit baru dengan low


osmolaritas ini juga
menurunkan kebutuhan
suplementasi intravena dan
mampu mengurangi
pengeluaran tinja hingga
20% serta mengurangi
kejadian muntah hingga
30%.
PENATALAKSANAAN

Ketentuan pemberian oralit formula baru


• Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
• Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1
liter air matang untuk persediaan 24 jam
• Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang
air besar, dengan ketentuan
a. Untuk anak berumur < 2 tahun: berikan 50-
100 ml tiap kali BAB
b. Untuk anak 2 tahun atau lebih: berikan 100-
200ml tiap BAB
jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit
masih tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.
TERAPI CAIRAN

1. Memperbaiki dinamika sirkulasi (bila


ada syok)
2. Mengganti kehilangan cairan
(dehidrasi) yang sudah terjadi
3. Mengganti kehilangan cairan yang
akan terjadi (concomitten Water Loss)
4. Mencukupi kebutuhan cairan
(maintenance)
TERAPI CAIRAN

 Tanpa dehidrasi  Rencana pengobatan A


 Dehidrasi tidak berat  Rencana pengobatan B
 Dehidrasi berat  Rencana pengobatan C
PLAN A

 Jenis cairan : ASI, oralit, larutan gula garam, cairan


makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

 Umur Jml oralit tiap BAB Jml oralit yang disediakan


< 12 bl 50 – 100 ml 400 ml/hr (2 bks)
1-4 th 100 – 200 ml 600-800 ml/hr,3-4 bks>
5 th 200 – 300 ml 800-1000 ml/hr,4-5 bks
Dws 300 – 400 ml 1200-2800 ml/hr
PLAN B

Jenis : oral  intravena


 Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam
pertama:
• Oralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan
Berat Badan pasien (kg) dengan 75 ml.
• Bila berat badan anak tak diketahui dan atau untuk
memudahkan di lapangan,berikan oralit „minimal“
sesuai tabel di bawah
< 1 th 1 – 5 th > 5 th Dewasa
Umur
Jumlah 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml
oralit
PLAN B

Diganti menjadi intravena


 Jika: - BAB terlalu sering (10 ml/kg/jam)
- muntah terus
- tidak bisa minum
- perut kembung/ ileus
- malabsorbsi glukosa

•Berat Badan 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari


•Berat Badan 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hari
•Berat Badan > 25 kg : 135 ml/KgBB/hari
PLAN C

 Mulai diberi cairan IV segera. Bila


penderita bisa minum, berikan oralit
sewaktu cairan IV dimulai.
 Beri 100 ml/kgBB cairan ringer laktat
dibagi
Umur 30 ml/kgBB 70 ml/kgBB
< 1 tahun 1 jam pertama 5 jam berikutnya
> 1 tahun ½ jam pertama 2 ½ jam berikutnya

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,
percepat tetesan intravena.

Juga berikan oralit (5 ml/kgBB/jam) bila penderita bisa minum, biasanya


setelah 3 – 4 jam (bayi) atau 1 – 2 jam (anak)
Dapatkah Ya Mulai diberi cairan IV segera,jika penderita bisa minum,beri
Anda memberi oralit,sewaktu cairan IV dimulai.Beri 100mg/kg cairan RL
Cairan IV ?
Tidak

Adakah
Pengobatan Ya - Kirim penderita untuk pengobatan iv
Terdekat - Bila penderita dapat minum,sediakan oralit untuk ibu dan
(dlm 30’) tunjukkan cara memberikan selama dalam perjalanan

Tidak

Apakah anda - Mulai rehidrasi dengan selang nasogastik


Dapat meng- Ya
(Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg))
gunakan pipa - Nilailah penderita tiap 1-2 jam(bila muntah atau kembung
nasogastrik u/ berikan cairan pelan-pelan dan bila rehidrasi tak tercapai
rehidrasi ? setelah 3 jam,kirim penderita untuk terapi iv)
- Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana peng-
Tidak obatan yang sesuai

Apakah Ya - Mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit


penderita (berikan 10ml/kg/jam selama 6 jam,total 120 ml/kg)
bisa minum ? - Nilailah penderita tiap 1-2 jam ( bila muntah atau kembung

berikan cairan pelan-pelan,bila rehidrasi tak tercapai


setelah 3 jam kirim pasien untuk terapi iv)
- Setelah 6 jam nilai kembali pasien dan pilih rencana terapi yg sesuai
Tidak Segera kirim anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau iv
PEMBERIAN ZINC

 Zinc berfungsi untuk mengurangi lama dan


beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan
nafsu makan anak. Pemberian zinc yang dilakukan
di awal masa diare selama 10-14 hari ke depan
secara signifikan menurunkan morbiditas dan
mortalitas pasien

 Dosis zinc untuk anak-anak


Anak di bawah umur 6 bulan : 10mg (½ tablet)/hari
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) /hari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun anak telah sembuh dari diare..
PEMBERIAN NUTRISI

 Diet,
• Makanan padat tetap diberikan  porsi kecil, sering (6x)
• Beri makanan yg lunak, tambahkan sup untuk
menambah cairan
• ↑ kandungan energi makanan + 5 ml minyak
nabati/100ml makanan
• Berikan sari buah segar, air kelapa hijau / pisang → K+
• Hindarkan makanan/minuman dengan kadar gula tinggi
 Intoleransi KH → Rendah/ bebas laktosa
 Alergi susu sapi → kedelai
ANTIBIOTIK
SELEKTIF
PREBIOTIK DAN
PROBIOTIK

Probiotik mempunyai arti sebagai mikroorganisme hidup


dalam makanan yang difermentasi yang menunjang
kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikroflora
intestinal yang lebih baik.

Mikroorganisme tersebut antara lain Bifidobacterium


lactis, Streptococus Thermophylus, dan Latobacillus GG

probiotik jika diberikan bersama-sama dengan antibiotika


mengurangi resiko “Antibiotik Associated Diaorrhea”
EDUKASI
Orang tua diminta membawa anaknya kembali
ke Pusat Pelayanan kesehatan segera jika
demam, tinja berdarah, berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin
sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
Dan nasiehat berikut

 Pencegahan Diare
- Pemberian ASI
- Memperbaiki makanan pendampin
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan sabun
- Menggunakan jamban
- Membuang tinja bayi dengan benar
- Imunisasi campak
Upaya mencegah penyebaran kuman
• Pemberian ASI saja pada bayi umur 4-6 bulan
• Menghindari penggunaan susu botol
• Cara penyiapan dan penyimpanan MP ASI yang
baik
• Penggunaan air bersih untuk minum
• Mencuci tangan
• Pembuangan tinja (termasuk tinja bayi) secara
benar
Upaya memperkuat daya tahan tubuh pejamu
• Pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan
• Memperbaiki status gizi
• Imunisasi campak
KOMPLIKASI

Berikut komplikasi dari diare


 Dehidrasi
 Gangguan elektrolit
 Asidosis metabolik
 hipoglikemia
 Syok
 Gangguan gizi
 Gagal ginjal
 Kejang
DIARE PERSISTEN

 Batasan
Diare persisten adalah diare akut yang
berlanjut sampai 14 hari atau lebih dengan
etiologi infeksi
 Etiologi
bukan mikroba tunggal
E.coli enteroagregatik
Shigella
Cryptosporidium
DIARE PERSISTEN

Faktor Resiko
1. Usia bayi kurang dari empat bulan
2. Tidak mendapat ASI
3. Kurang Energi Protein ( KEP )
4. Diare akut dengan etiologi bakteri invasif
5. Tatalaksana diare akut yang tidak tepat
a. Pemakaian antibiotik yang tidak rasional
b.Pemuasan Penderita
DIARE PERSISTEN

Patogenesis
1. Berlanjutnya paparan etiologi infeksi
2. Infeksi intestinal sekunder
3. Infeksi parenteral baik sebagai komplikasi maupun
sebagai Penyakit penyerta
4. Bakteri tumbuh lampau
5. Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit
6. Menurunnya imunitas
7. Malabsorpsi
8. Alergi
DIARE PERSISTEN
DIARE PERSISTEN

Langkah diagnosis
1. Status Dehidrasi
2. Nutrisi
3. Penyebab Infeksi
4. Penyakit penyerta
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
2. Nutrisi
3. Mendika Mentosa
DIARE KRONIS

 Batasan
Diare yang berlangsung >14 hari mempunyai
dasar etiologi non-infeksi
 Etiologi
berbagai kondisi non infeksi seperti
intolerasnsi, celiac disease, dan cystic
fibrosis, Namun di negara berkembang
masih berhubungan dengan infeksi
DIARE KRONIS
 Faktor
Risiko
DIARE KRONIS
 Patogenesis
DIARE KRONIS
 Gejala klinik

• Diare lebih dari dua minggu,


• gejala intoleransi dan/atau infeksi enteral atau sepsis.
• Gangguan gizi.
• Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah.
• Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-
hijauan karena bercampur dengan empedu.
DIARE KRONIS
 Diagnosis

• Anamnesis
• Saat mulai diare, frekuensi, kondisi tinja, gejala
ekstraintestinal, gejala gagal tumbuh
• Pemeriksaan fisik
• Status hidrasi, Abdomen, Bokong, Kulit, BB,TB,
LK,BB/TB, Status gisi
• Riwayat diet
• Laboratorium
• Pemeriksaan untuk menyingkirkan kultur parentral
• Foto polos dan kontras abdomen
• Biopsi Serial
DIARE KRONIS
 Komplikasi

• Sepsis
• gAngguan tumbuh kembang
DIARE KRONIS
 Penatalkasanaan

• Penilaian awal,
• Resusitasi
• Stabilisasi
• Nutrisi
• Kalori pilihan diet sesuai
• Mikronutrien
• Probiotik
• Tempe
• Enteral/parentral
• Medika mentosa
• Harus spesifik
Followup
DIARE KRONIS
 Keadaan khusus

• Dengan HIV AIDS


• Dengan Keganasan
DIARE KRONIS
 Prognosis

• Prognosis diare kronik ini sangat tergantung pada


penyebabnya.Prognosis adalah baik, Pada penyakit
endokrin,prognosis tergantung pada penyakit
dasarnya.Pada penyebab obat-obatan,tergantung pada
kemampuan untuk menghindari pemakaian obat-obat
tersebut.Pada pasca bedah prognosis tergantung pada
sejauh mana akibat tindakan operasi pada penderita di
samping faktor penyakit dasarnya sendiri.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai