Anda di halaman 1dari 35

PENENTUAN ORDE

REAKSI PADA REAKTOR


BATCH
KELAS C
KELOMPOK 7
Catur Tegar Honestsatria (3335190095)
Ropi Anwari (3335190029)
01
METODE INTEGRAL
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Satu
A Produk

Didapat persamaan sebagai berikut :

Diintegralkan menjadi :

Hasil akhir setelah diintegrasikan :


-ln(1-XA) = k
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua

A+B Produk
Didapat persamaan sebagai berikut :

Dimana, CA = (CA0 – CAOXA)


CB = (CB0 – CAOXA)
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua
Maka :

Dimana, M = CB0/CA0

Kemudian diintegralkan menjadi :

Setelah itu tekanan parsial diintegralkan, kemudian mendapatkan


hasil nomor diferensialnya menjadi
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua

Gambar diatas menunjukan dua cara memperoleh plot linear


antara fungsi konsentrasi dan waktu untuk hukum laju reaksi
kedua ini
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua

Untuk kasus 1, jika


2A Produk
Persamaan diferensial orde kedua menjadi

Hasil integrasi menjadi:


Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua

Untuk kasus 2 jika, A+2B Produk

Untuk urutan pertama terhadap A dan B, maka orde kedua secara keseluruhan,
yaitu
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Dua

Integrasinya menjadi:

Ketika rasio reaktan stoikiometri digunakan dalam bentuk


integrasinya, yaitu
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Tiga

A+B+D Produk
Persamaan laju reaksinya yaitu:

Atau dalam hal XA


Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Tiga

Pada pemusahan variabel, dipecahkan dalam pecahan parsial, dan


integrasi, kita dapat memperoleh persamaan berikut ini:

Jika CD0 jauh lebih besar daripada CA0 dan CB0, reaksinya menjadi
reaksi orde kedua.
Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Tiga

Untuk reaksi, A+2B R


Persamaan laju reaksinya adalah:

Dalam hal konversi, laju reaksi menjadi:


Reaksi Ireversibel Unimolekuler
Berorde-Tiga

Dimana, M = CB0/CA0

Hasil integrasinya menjadi,


METODE INTEGRAL
METODE INTEGRAL

Penyelesaian
Misalkan C2H4Br2 = A dan KI= B
Sehingga reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai
A + 3B produk reaksi . Persamaan kecepatan reaksi dapat
dituliskan sebagai : -rA= KCA^1 CB^1
Konsentrasi awal CA0=0,02864 kmol/m^3
CB0= 0,1531 kmol/m^3
Sistem batch bervolume tetap : -rA = -dCA/dt
METODE INTEGRAL
Sehingga:
METODE INTEGRAL
.
METODE INTEGRAL
.
02
METODE
DIFFERENSIAL
METODE DIFERRENSIAL

Metode analisis ini berhubungan langsung dengan persamaan


tingkat diferensial untuk mengevaluasi semua istilah dalam
persamaan turunannya. Untuk memanipulasi secara matematis
mungkin bisa menghasilkan eksperimen yang sesuai untuk
pengujian grafis. Sebagai contoh, pertimbangkan satu set data
C terhadap t yang sesuai dengan persamaan M-M
METODE DIFERRENSIAL

Dengan metode yang berbeda didapatkan rumus –rA terhadap


CA. namun, bagaimana membuat plot garis lurus untuk k1 dan
k2. seperti yang disarankan, kita memanipulasi persamaan
rumus sebelumnya untuk mendapatkan yang lebih valid:
METODE DIFERRENSIAL

 
Dan sebidang terhadap adalah liner, seperti
yang ditunjukan pada gambar di samping
Sebagai alternatif, manipulasi yang berbeda
(mengalirkan persamaan diatas k1(-rA)/k2)
menghasilkan bentuk lain yang juga cocok
untuk diuji:
METODE DIFERRENSIAL

 
Sebuah plot dari –rA terhadap (-rA)/cA adalah linier seperti yang
ditunjukkan gambar berikut
METODE DIFERRENSIAL
Adapun langkah-langkah penyelesaian menggunakan metode diferensial
adalah sebagai berikut :
 Mencoba dengan menebak bentuk persamaan reaksi serta order reaksinya
 Menyusun neraca massa, hingga diperoleh persamaan diferensial linier
 Membuat grafik hubungan antara variable yang ada
 Apabila grafik berupa garis lurus berarti bentuk persamaan kecepatan reaksi yang
dicoba atau ditebak benar, dan nilai konstanta kecepatan reaksi adalah slope dari
garis tersebut
 Apabila garis dalam grafik tidak lurus, maka dicoba bentuk persamaan laju reaksi
serta orde reaksi yang lain
 Melakukan prosedur yang sama sampai memperoleh garis lurus.
 Pengolahan data juga dapat dilakukan menggunakan metode least square, sampai
diperoleh kesalahan rata-rata yang kecil (biasanya kurang dari 10 %).
METODE DIFERRENSIAL
Contoh

penyelesaian soal menghitung laju reaksi dari suatu data konsentrasi dengan

menggunakan metode diferensiasi grafis:

• 100 ml larutan A dengan konsentrasi A 10 gmol/L dalam reaktor bereaksi membentuk B, selama terjadi

reaksi diamati konsentrasi A, diperoleh data sebagai berikut :


• Bagaimana bentuk persamaan kecepatan reaksinya, tentukan laju reaksi dan konstanta kecepatan

reaksinya
METODE DIFERRENSIAL
Penyelesaian :

Untuk menentukan orde reaksinya, maka dilakukan percobaan terhadap orde reaksi, percobaan pertama

terhadap reaksi orde 1 dengan persamaan kecepatan reaksi rA= kCA, maka dapat disusun persamaan

hubungan konsentrasi A dengan waktu dalam bentuk derivatif menggunakan neraca massa:
METODE DIFERRENSIAL
Untuk membuat grafik tersebut diperlukan pegolahan data konsentrasi A dan waktu menjadi sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :


METODE DIFERRENSIAL
Grafik hubungan
03
METODE WAKTU
PARUH
WAKTU PARUH (HALF-LIFE)
REAKSI

Untuk reaksi dengan skema: A Produk


yang berlangsung dalam sistem batch bervolume-tetap, waktu paruh (half-life)
reaksi (t½) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh reaksi tersebut agar
konsentrasi reaktannya menjadi setengah dari konsentrasi reaktan mula-
mula.
atau : … (1)

Hubungan antara waktu paruh reaksi terhadap konsentrasi reaktan A mula-


mula dapat dijabarkan berdasarkan persamaan
WAKTU PARUH (HALF-LIFE)
REAKSI

Pada t = t ½ : CA = ½ CA0, sehingga:

… (2)

Jika persamaan (2) dituiskan dengan bentuk lain(dengan mengambil harga


algoritma pada masing-masing ruas persamaan), maka diperoleh:

… (3)
WAKTU PARUH (HALF-LIFE)
REAKSI

Persamaan (2) tidak berlaku untuk reaksi berorde-


satu, karena pada reaksi berorde-satu:
t ½ = log ln2/k … (4)

(Persamaan (4) dapat dijabarkan sendiri dari


persamaan (2). Pada reaksi berorde-satu, harga
waktu paruh reaksinya tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi reaktan mula-mula).
WAKTU PARUH (HALF-LIFE)
REAKSI

Contoh soal

• Bila diketahui reaksi: N2+3H2→2NH3 memiliki persamaan laju v=k[N2]


[H2]2, lengkapilah tabel berikut.
WAKTU PARUH (HALF-LIFE)
REAKSI

Jawab

 ada percobaan II, konsentrasi nitrogen tetap sementara hidrogen


diperkecil 2 kali atau setengahnya, maka laju reaksi akan menjadi:
0,52=0,25, sehingga laju menjadi 0,25y
 Pada percobaan III, dibandingkan dengan percobaan II konsentrasi
hidrogen tetap sementara konsentrasi nitrogen menjadi 2 kali lipat,
sehingga laju reaksi akan menjadi 21×0,25y=0,5y
 Pada percobaan IV, dibandingkan percobaan I, konsentrasi nitrogen
menjadi setengahnya sementara konsentrasi hidrogen adalah 1,5 kalinya,
sehingga laju reaksi menjadi: 0,51×1,52×y=1,125y
THANKS

Anda mungkin juga menyukai