Anda di halaman 1dari 28

VEKTOR

Atma Wijaya Rajagukguk (4193111069)


Miranda Agnes Sani Hutagaol (4193111077)
Tharisya Annida Radani (4193311037)
Yunita Maranata Tindaon (4193111071)

PSPM E 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 
Matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bidang kajian
matematika adalah aljabae linear dimana salah satu cabangnya adalah vektor. Pada tahun 1827 Mobius
mempublikasikan Der Barycentrische Calcul, sebuah buku geometri yang mengkaji trnasformasi garis
dan irisan kerucut. Mobius memperlihatkan bahwa setiap titip P pada bidang datar ditentukan oleh
koordinat homogen [a, b, c]. Garis-garis berat yang diperlukan diletakkan pada A, B, dan C untuk
menentukan titik berat P. Yang penting disini adalah pandangan Mobius tentang berarah sebuah
pemunculan awal mengenai konsep vektor. Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang
statika dimana ia secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah besaran vektor
bersama dengan dua sumbu koordinat.
Objek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang AB dan BA sebagai dua objek yang
berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis sebagai “equipollent” jika keduanya sama panjang dan
paralel. Dalam notasi modern, dua segmen garis adalah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor
yang sama. Demngan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah yang
melatar belakangkai kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami dan
mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
• Untuk mengetahui apa itu vektor
• Untuk mengetahui apa – apa saja
• Apa pengertian vektor ? normal pada vektor
• Apa- apa saja norma vektor ? • Untuk mengetahui apa itu hasil kali
• Apa yang dimaksud dengan hasil kali titik pada vektor
titik vektor ? • Untuk mengetahui apa itu hasil kali
• Apa yang dimaksud dengan hasil kali silang pada vektor
silang vektor ? • Untuk mengetahui apa itu garis dan
• bidang di ruang-3
Apa yang dimaksud dengan garis dan
bidang di ruang-3?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan vektor
  Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan
pergeseran merupakan contoh–contoh dari vektor karena semuanya memiliki besar dan
arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif. Vektor dikatakan
berada di ruang jika vektor tersebut mengandung n komponen. Jika vektor berada di
maka dikatakan vektor berada di bidang, sedangkan jika vektor berada di maka
dikatakan vektor berada di ruang. Secara geometris, di bidang dan di ruang vektor
merupakan segmen garis berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa
dinotasikan dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas garis. Berikut gambar
berbagai vektor.
D C

𝑎
 ⃗ ⃗𝑏
 
⃗𝑏
 
A B

Dari gambar diatas terlihat beberapa segmen garis berarah (vektor) seperti dan
dengan A disebut sebagai titik awal , sedangkan titik B, C dan D disebut titik akhir.
Vektor posisi didefinisikan sebagai vektor yang memiliki titik awal O (untuk vektor
di bidang , titik O adalah (0,0)).
Definisi 4.1: Dua vektor dan dikatakan sama (ekuivalen) jika kedua vektor
1.tersebut
  sama panjang dan arahnya dapat dituliskan .
Definisi 4.2: Jika dan dua vector sembarang, maka adalah vector yang titik
permulaannya berimpit dengan titik awal dan titik akhirnya berimpit dengan titik
akhir vektor
Arti Geometri Vektor
Dalam sistem koordinat kartesius, dua vector dapat
mempunyai titik awal yang berbeda.

 
Terlihat pada gambar di atas bahwa vektor mempunyai titik
awal di titik sedangkan berawal di titik . Vektor juga
berawal di dan berawal di .
Norma / Panjang Vektor
Panjang atau norma suatu vector yang diberi notasi diberikan sebagai berikut.
Jika , , maka |
Jika , , maka |
Jika , , maka |
 
Jika dan dua titik di , maka jarak d antara adalah

Jika dan dua titik di maka jarak d antara adalah


 Operasi-operasi pada Vektor di Rn
1. Penjumlahan
Misalkan Rn, maka :
Jumlah didefinisikan :
,
2. Perkalian dengan Skalar

Jika k adalah sebarang skalar, maka kelipatan skalar didefinisikan oleh :

3. Pengurangan pada Vektor

Jika adalah sebarang vektor dalam Rn, maka negatif atau invers aditif dari dinyatakan oleh - dan
didefinisikan oleh:
Pengurangan vektor-vektor didalam Rn didefinisikan menurut , atau dalam komponen-komponennya:

=)
 Sifat-sifat Penjumlahan dan Perkalian dengan Skalar

Teorema 3.1 : Jika , dan adalah vektor-vektor di dalam R n, k dan l adalah skalar,
maka:
1. (komutatif)

2. (asosiatif)

3. (anggota identitas)

4. , yakni (invers anggota)

5. (asosiatif perkalian dengan skalar)

6. (distributif terhadap skalar)

7. (distributif terhadap skalar)

8. (perkalian dengan skalar k)


C. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Dalam Euclides)

●  
Definisi 3.4 : Jika dan adalah vektor di R n maka perkalian
dalam euclidis (Euclidean Inner Product) dinyatakan dengan :
+
 
Contoh :
Perkalian dalam euclidis dari vektor-vektor : u = (-1, 3, 5, 7)
dan v = (5, -4, 7, 0) di dalam R4 adalah :
Penyelesaian :
(-1)(5) + (3)(-4) + (5)(7) + (7)(0) = 18
Sifat – Sifat Hasil Kali Titik
Theorema 3 ; misalkan jika , , dan adalah vektor-vektor pada
bidang atau dalam ruang dan misalkan c adalah suatu skalar.
Maka
1) . = . (bersifat komutatif)
Pembuktian :
. = .
. =
. =
. =
. =.
 Terbukti . = .
2) . . (bersifat distributif)

Pembuktian sifat kedua


[. ]

 
.
(
+ + +
((
..
Terbukti . .
+
Pembuktian sifat ketiga
[]
.
((
●  
+
( +(
+
Terbukti +
4) . . (bersifat kehomogenan)
Pembuktian keempat   5) Jika . , maka tegak lurus (bersifat
.= .] kepositifan)
.=+
.=+ Pembuktian :
  . =0
. ]. =0
..
. + ● 
 
=]
=
= +
Dari ketiga hasil diatas, terbukti bahwa
..
X Proyeksi Ortogonal

Y
Misalkan , , proyeksi orthogonal pada adalah:
Proyeksi , yakni komponen yang orthogonal pada .
Dalam ruang Euklidean dan dan vektor dan didefinisikan sebagai
orthogonal (tegak lurus) jika
 
Definisi 3.6 : Dua vektor dan dalam Rn disebut ortogonal jika = 0

Z
Contoh :
Dalam ruang Euclidean R4 vektor-vektor dan = (1, 2, 0, -1) adalah

X
ortogonal, karena :
= (-2)(1) + (3)(2) + (1)(0) + (4)(-1) = 0
D. Hasil Kali Silang

Sebelum
  membahas ke masalah perkalian silang dari dua buah
vektor, akan dijelaskan beberapa definisi terlebih dahulu Vektor
satuan. Vektor satuan didefinisikan sebagai vektor yang memiliki
panjang satu satuan. Di bidang, vektor satuan yang searah
dengan sumbu x dan y dinyatakan sebagai dan , sedangkan pada
ruang , vektor satuan yang searah sumbu x,y dan z adalah , dan .
Penulisan komponen dari vektor juga dapat menggunakan vektor
satuan.
Misalkan:
● maka juga dapat dituliskan
● maka juga dapat dituliskan

Definisi
  : Perkalian silang dua buah vektor dan dalam ruang , disimbolkan dengan
dan didefinisikan sebagai:

Atau bila dituliskan dalam bentuk determinan adalah:

Contoh:

Bila dan , tentukan dan !


Jawab:

Jadi, terlihat bahwa adalah suatu skalar, sedangkan adalah suatu vektor.
 
Perkalian Silang antara Dua Vektor di

Diketahui
  dan Perkalian silang antara dan didefinisikan sebagai:

Hasil kali silang dari dua buah vektor akan menghasilkan suatu vektor tegak lurus terhadap
dan. Sedangkan untuk mengetahui panjang dari vektor ini, akan dilakukan analisa yang
lebih jauh untuk mengetahuinya . Kuadrat dari norma adalah .

biasa disebut identitas Lagrange


sifat penting dari perkalian silang dua buah vektor (dan di dalam adalah sebagai berikut.

Untuk ruang ada 3 vektor khusus yang sering disebut vektor satuan standar, yaitu:

isi perkalian silang dua buah vektor, maka diperoleh:

ara yang sama akan diperoleh:


ktor dapat dinyatakan dalam bentuk vektor .
E. Garis dan
Bidang di
Ruang-3
1) Garis dalam Ruang-3
Pada bidang, gradien digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis.
Dalam ruang, akan lebih mudah jika kita gunakan vektor untuk menentukan
persamaan suatu garis.

 Pada Gambar 1, perhatikan garis L yang melalui titik


dan sejajar terhadap vector . Vektor v adalah vector arah
untuk garis L, dan a,b, dan c merupakan bilangan-
bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan bahwa garis
L adalah himpunan semua titik Q(x,y,z) sedemikian
sehiga vector PQ sejajajr dengan v. Ini berarti bahwa
PQ merupakan perkalian scalar v dan kita dapat
menuliskan PQ=tv, dimana t adalah sebuah scalar
(bilangan real).
Dengan menyamakan komponen-komponen yang
bersesuaian, kita mendapatkan persamaan-persamaan
parametris suatu garis dalam ruang.

Teorema 1 Persamaan-Persamaan Parametris Suatu


●  
Garis dalam Ruang
Garis L yang sejajar dengan vector dan melewati
dipresentasikan dengan persamaan-persamaan
parametris
Jika bilangan-bilangan arah a, b, dan c tidak nol, maka kita dapat mengeliminasi parameter t untuk mendapatkan persamaan-
persamaan simetris pada garis.

Contoh 1: Menentukan Persamaan-persamaan Parametris dan Simetris


Tentukan persamaan-persamaan parametris dan simetris garis L yang melalui titik (1, –2, 4)
dan sejajar terhadap v = <2, 4, –4>, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.

 
Pembahasan untuk menentukan persamaan-persamaan parametris garis tersebut, kita gunakan koordinat-koordinat dan arah .

Karena, a,b,c semuanya tidak nol, persamaan simetris garis tersebut adalah

Persamaan-persamaan parametris atau simetris untuk garis yang diberikan tidaklah tunggal. Sebagai contoh, dalam Contoh 1,
dengan memisalkan t-1 dalam persamaan-persamaan parametris kita akan mendapatkan titik (3,2,0). Dengan menggunakan
titik ini dengan bilangan-bilangan arah a=2, b=4, dan c=-4 kita akan menghasilkan himpunan persamaan-persamaan
parametris yang berbeda.
2) Bidang dalam Ruang-3
persamaan suatu bidang dalam ruang dapat diperoleh dari
suatu titik pada bidang dan vektor normal (tegak lurus)
terhadap bidang tersebut.

●  

Perhatikan bidang yang memuat titik dan memiliki vector


normal tidak nol
Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang
Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

Pembahasan untuk menerapkan Teorema 2, kita membutuhkan suatu titik pada bidang dan vector yang normal terhadap bidang tersebut. Terhadap
tiga pilihan untuk titik pada bidang, tetapi tidak ada vector normal yang dberikan. Untuk mendapat vector normal, kita gunakan hasil kali silang
vector-vektor u dan v yang membentang dari titik (2,1,1) ke titik-titik (0,4,1) dan (-2,1,4), seperti yang ditunjukkan Gambar 4. Bentuk-bentuk
komponen u dan adalah:

yang mengakibatkan:

adalah normal terhadap bidang yang diberikan. Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah pada n dan titik (x1, y1, z1) = (2, 1, 1), kita dapat
menentukan persamaan bidang tersebut adalah:

Catatan Dalam Contoh 3,kita dapat menguji bahwa titik-titik yang diberikan (2,1,1), (0,4,1), dan (-2,1,4) memenuhi persamaan bidang yang kita
peroleh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar/nilai dan arah. Secara geometris vektor digambarkan
sebagai ruas garis berarah, dengan panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan arah ruas garis
menyatakan arah vektor. Panjang atau norma suatu vektor yang diberi notasi diberikan sebagai berikut.
1) Jika , , maka |
2) Jika , , maka |
3) Jika , , maka |
Hasil kali titik sering disebut sebagai hasil kali scalar (hasil kali dalam), karena hasil perkaliannya
tidak menghasilkan suatu vektor, tetapi akan menghasilkan suatu skalar. Sedangkan hasil kali silang pada
●  
vektor adalah suatu operasi yang menghasilkan suatu vektor. Dalam dunia matematika titik
direpresentasikan dengan sebuah noktah “.”. Hanya saja dalam dunia matematika titik diberi nama dengan
menggunakan huruf kapital seperti A, B, atau C, dan seterusnya. Garis adalah himpunan titik-titik yang
anggotanya terdiri dari lebih dari satu buah titik. Titik-titik tersebut berderet ke kedua arah yang
berlawanan sampai jauh tak terhingga. 
B. Saran
Materi mengenai vektor sebenarnya sangat luas, sehingga saran dari kami penulis adalah agar
pembaca mencari sumber lain untuk melengkapi bahan pembelajaran sehingga pembaca lebih mudah
memahami dan mendalami materi mengenai vektor ini.
Thanks
Do you have any questions?
your-email@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai