Kompleksometri Lanjutan
Kompleksometri Lanjutan
KOMPLEKSOMETRI 1
• Eriochrom black T
– Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan.
Pada pH 8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna
merah anggur. Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna merah,
sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada pH 12.
Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10
• Xylenol orange
– Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah
dalam suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah,
karena itu digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
• Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar
perubahan warnanya tajam, namun harus lebih
lemah dari kompleks logam-EDTA, sehingga
perubahan warna dari kompleks logam-indikator
ke kompleks logam -EDTA cepat & tajam
KOMPLEKSOMETRI 4
Contoh Indikator ion logam
Indikator untuk titrasi dg larutan standar EDTA
• eriochrome Black T (EBT) dengan beberapa logam
H2O + H2In- ↔ HIn2- + H3O+ K1 = 5x10-7
merah biru
• MgIn- Mg2+
•
+
H2Y2-
KOMPLEKSOMETRI 9
(3) Penambhan H2Y2- pada akhir titrasi
MgIn- MgY
MgY MgY
+
H2In-
H2Y2-
KOMPLEKSOMETRI 10
• Kurang baik untuk ino Ca2+ denga EDTA ,
karena kompleks Ca-EBT >Ca –EDTA)
• Reaksi :
• Ca2+ + MgY2- CaY2- + Mg2+
• Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
merah
KOMPLEKSOMETRI 14
Cara Titrasi
TITRASI LANGSUNG
• Ion logam yang ditentukan diatur pHnya dengan
buffer salmiak pH=10
• Ditambah indikator EBT & masking agent (option)
• Dititrasi langsung dengan EDTA atau Na2EDTA
• Perubahan warna pada titik akhir titrasi
disebabkan karena indikator terusir dari
kompleks logam-indikator
• Titrasi dilakukan sampai perubahan warna
sempurna
KOMPLEKSOMETRI 15
Titrasi Kembali (tidak Langsung)
• Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih
• Diatur pH larutan dengan buffer
• Kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan larutan baku ion
logam
• Cara ini digunakan bila :
– Dalam larutan terdapat ion lain selain ion logam yang
ditentukan, yang dapat mengendapkan ion logam yang
ditentukan misal: OH-, fosfat
– Tidak ada indikator yang cocok untuk logam yang ditentukan
– Reaksi antara ion logam-EDTA lambat
KOMPLEKSOMETRI 16
TITRASI SUBSTITUSI (penggantian)
KOMPLEKSOMETRI 17
TITRASI SUBSTITUSI (pengusiran)
KOMPLEKSOMETRI 18
TITRASI ASAM-BASA
• Prinsip reaksi:
KOMPLEKSOMETRI 19
1. Larutan baku: ZnSO4 ; MgSO4
2. Larutan bufer pH 10 (salmiak)
88 mL NH4OH 25% + 13,5 g NH4Cl diencerkan dengan air
sampai 250 mL
3. Larutan baku sekunder : Na2EDTA.2H2O
(dinatrium EDTA)
4. Indikator: EBT (pengenceran 1:100 dalam NaCl
kering)
KOMPLEKSOMETRI 20
Penggunaan Titrasi Kompleksometri
KOMPLEKSOMETRI 21
Penentuan kadar
• Sebanyak 150 mg zink sulfat dilarutkan dalam
50 mL akuades. Ditambah buffer pH 10
sebanyak 3 mL kemudian ditambahkan
dengan indicator EBT sebanyak 2 tetes,
kemudian dititrasi menggunakan Na2EDTA
0,05M sebanyak 10 mL hingga berwarna biru.
Berapakah %kadar zink sulfat tersebut? (BM
ZnSO4.7H2O = 287,54 g/mol)
• %kadar (b/b) = x 100%
• %kadar (b/b) =x 100%
• = 95,84%
Contoh soal
• Sebanyak 100 mg Mg sulfat dilarutkan dalam
50 mL akuades. Ditambah buffer pH 10
sebanyak 3 mL kemudian ditambahkan
dengan indicator EBT sebanyak 2 tetes,
kemudian dititrasi menggunakan Na2EDTA
0,05M sebanyak 8 mL hingga berwarna biru.
Berapakah %kadar Mg sulfat tersebut? ( BM
MgSO4.7H2O = 246,47 g/mol)
Kesadahan Air
• Kesadahan air adalah kandungan mineral-
mineral tertentu di dalam air, umumnya ion
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat.