Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus

Benign Prostatic Hyperplasia


(BPH)

Oleh :
Ridwan Permana
NIM : 71 2014 027
Pembimbing : dr. Arie Widyastuti, Sp.B.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

pertumbuhan jinak Penelitian  sudah


dapat ditemukan pada
pada kelenjar prostat
usia 30-40 tahun

Kelenjar prostat  BPH Lelaki usia 50 tahun,


organ tubuh pria yang kejadiannya sekitar 50%,
paling sering mengalami usia 80 tahun sekitar 
pembesaran, baik jinak 80%.
maupun ganas

Di Indonesia  penyakit Diperkirakan akan


tersering kedua di bagian
meningkat 20 % pada
Urologi  penelitian
selama 3 tahun terdapat lelaki di atas 65 tahun
1040 kasus di RSCM pada tahun 2030
BAB II
LAPORAN KASUS

4
Identitas

Nama : M. Nuh
Umur : 76 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : Desa Maju Jaya Indralaya OI
Agama : Islam
Suku : Sumatera Selatan (Komering)
Bangsa : Indonesia
MRS : 18 Januari 2016
Jam MRS : 23.15 WIB
RM : 51.27.76
5
Anamnesis

Keluhan Utama

Susah dan nyeri saat


BAK ± 1 hari SMRS

6
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 1 bulan yang lalu
SMRS,
± 2 tahun yang lalu - Os mengeluh nyeri
kembali ketika BAK,
SMRS,
- saat miksi tiba-tiba 1 hari SMRS os
- Os mengeluh nyeri saat berhenti dan lancar mengeluh keluhan
buang air kecil (BAK), kembali, pancaran bertambah parah
saat BAK melemah, sehingga os tidak bisa
tiba-tiba berhenti dan saat miksi Os merasa BAK kemudian os
lancar kembali. tidak puas karena pergi ke IGD RSUD
masih ada sisa urin BARI diberi obat,
- sudah dilakukan menetes sedikit- dilakukan pemasangan
pemasangan kateter sedikit setelah miksi. kateter, setelah
sebanyak empat kali, Os sering terbangun dilakukan pemasangan
setelah dipasang kateter malam hari untuk kateter didapatkan
BAK, frekuensi 4x. Os cairan sebanyak lebih
os mengaku BAK menjadi tidak bisa menahan dari 500cc.
lancar dan tidak macet BAK dalam sehari dan Selanjutnya os di
lagi. dapat berkali-kali BAK rawat inap dan
setiap ½ - 1 jam direncanakan
- Setelah 2 minggu nyeri sekali. Urin berpasir tindakan selanjutnya.
menghilang lalu kateter (-) dan darah (-).
Nyeri pinggang (-),
dilepas. demam (-), mual dan
muntah (-), riwayat
trauma disangkal.
7
Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit jantung (-) Penyakit ginjal (-)


Diabetes mellitus (-) Hipertensi (+)
Alergi (-) Asma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit jantung (-) Penyakit ginjal (-)


Diabetes mellitus (-) Hipertensi (+)
Alergi (-) Asma (-)

8
Riwayat Pengobatan
Pernah berobat dan dipasang kateter sebanyak 4 kali.

9
Dalam satu bulan terakhir ini, berapa seringkah anda:
1. Merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencing ? 4

1. Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam 2


yang lalu anda baru saja kencing ?
1. Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai 5
kencing lagi dan hal ini dilakukan berkali-kali ?
1. Tidak dapat menahan keinginan untuk kencing ? 3
1. Merasakan pancaran urin yang lemah ? 3
1. Harus mengejan dalam memulai kencing ? 2
1. Dalam satu bulan terakhir ini, berapa kali anda 3
terbangun dari tidur malam untuk kencing ?
1. Dengan keluhan ini, bagaimana anda menikmati hidup ? 4
10
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 180/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 22x/menit
Temperatur : 36,7˚C
11
Status general
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), , pupil , isokor,
refleks cahaya (+/+)
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening
(-)
Thoraks :
Cor : BJ I-II (+) normal, Thrill (-),
murmur (-), gallop (-), batas
jantung normal.
Pulmo : Simetris, retraksi (-), vesikuler
+/+ N, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Status Lokalis
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema
(+/+)
12
Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi : Datar, masaa (-), bekas operasi (-)
Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba, ginjal
tidak ada kelainan
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

13
Regio Costovertebralis
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya,
tanda radang tidak ada, hematom tidak ada,
alignment tulang belakang normal, gibbus tidak
ada, tidak tampak massa tumor.
Palpasi : Tidak teraba massa tumor, ballotemen
ginjal tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketok -|-
 
Region Suprapubik
Inspeksi : Bulging (-)/(-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
 

14
Regio Genitalia
Inspeksi :
Tidak terdapat benjolan, terpasang
kateter, warna urin kuning keruh,
darah (-), Tampak penis tersirkumsisi,
OUE pada gland penis, tanda radang
(-), skrotum tampak normal, hematom
(-), edema (-)

Palpasi : Tidak nyeri, teraba massa (-)

15
Rectal Toucher
Tonus Sphincter Ani  Normal
Mukosa Rectum : Licin, Massa (-)

Pemeriksaan Prostat
Prostat membesar (± 2x3 cm), sulkus
mediana mulai mencembung, pole atas dapat
teraba tapi sulit. Konsistensi kenyal,
permukaan rata, tidak teraba nodul. Nyeri
tekan (-)
Saat jari dikeluarkan, pada Handschoen
didapatkan: Lendir (-), Darah (-), Feces (-)
Kesan: pembesaran prostat grade III
16
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium (18 Januari 2016)


Darah rutin :
Hemoglobin : 11,1 g/dl (N : 14-16 g/dl)
Leukosit : 9.500 /mm3 (N : 5.000-10.000/ mm3)
Trombosit : 247.000/mm3 (N : 150.000-400.000/mm3)
Hematokrit : 33% (N : 40 – 48%)
Hitung jenis : 0/1/2/82/13/2 (N : 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-
8)
Kimia darah :
SGOT : 29 u/i (<37 u/I)
SGPT : 29 u/I (<41 u/I)
Ureum : 28 mg/dL (20-40 mg/dL)
Creatinine : 1,25 mg/dL (0,9-1,3 mg/dL)

17
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin Tanggal 20 Januari 2016
Hemoglobin : 11,0 g/dl (N : 14-16 g/dl)
Leukosit : 6.100 /mm3 (N : 5.000-10.000/ mm3)
Trombosit : 252.000/mm3 (N : 150.000-400.000/mm3)
Hematokrit : 33% (N : 40 – 48%)
Hitung jenis : 0/2/2/63/23/10 (N : 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8)
Golongan Darah : O
Rhesus : (+)
Waktu perdarahan : 3’
Waktu Pembekuan : 8’
BSS : 121 mg/dL
 
Pemeriksaan Darah Rutin Tanggal 21 Januari 2016
Hemoglobin : 10,8 g/dl (N : 14-16 g/dl)
Leukosit : 5.500 /mm3 (N : 5.000-10.000/ mm3)
Trombosit : 249.000/mm3 (N : 150.000-400.000/mm3)
Hematokrit : 32% (N : 40 – 48%)
Hitung jenis : 0/0/2/68/20/10 (N : 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8)
Ureum : 29
Creatinine : 1,05
Natrium : 141 mmol/dL (135-155 mmol/dL)
Kalium : 3,95 mmol/dL (3,6-6,5 mmol/dL)

18
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) tanggal 20 Januari
2016
Ginjal kanan & kiri :
Ukuran normal, Tidak ada kelainan,
eksogenitas korteks baik, batas kortikomeduller baik, tak
tampak batu

Vessica Urinaria : Dinding baik, Batu/massa (-)

Prostat : Membesar (volume tranabdominal


85,55ml) , klasifikasi (-)

Kesan : Pembesaran Prostat (volume transabdominal


85,55ml)
19
Temuan klinis BPH Ca Prostat
Kesulitan berkemih + +/-
Pancaran kemih menurun + +/-
Frekuensi kmih abnormal + +/-
Berkemih tidak lampias + +/-
Dysuria + +/-
Urin keluar menetes diakhir + +/-
berkemih
Hematuria - +/-
Nyeri pelvis - +/-
Nocturia + -
Urgensi + -
Mengedan saat miksi + -
Riwayat trauma - -
Hasil colok dubur Teraba prostat Teraba prostat
simetris, asimetris,
Diagnosa Kerja

Benign Prostatic Hyperplasia grade III

21
Penatalaksanaan

Medikamentosa
 IVFD RL gtt XX/menit
 Kateterisasi dengan kateter No
16F
 Inj Ceftriakson 2x1 gr/iv
 Inj ketorolac 3x30mg /iv
 Rencana Operasi

22
Keadaan Pasien
post operasi

S : Nyeri luka operasi (+)


O :
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Frekuensi Napas : 20 x/m
Temperatur : 36,6 C
Frekuensi Nadi : 84x/m

23
Terapi post operasi

 Evaluasi Keadaan Umum, Tanda Vital, dan


perdarahan
 Cek Hb Post Operasi
 Imobilisasi bertahap
 IVFD RL gtt XXX/m
 Medikasmentosa
 Inj. Ceftriakson 2x1 gr IV
 Inj. Ketorolac 3x1 amp IV
 Inj. Asam Tranexamat 3 X 500mg IV
 Transfusi PRC 1 kolf
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Prostat
 Prostat  organ kelenjar
fibromuskular yang mengelilingi
urethra pars prostatika
 panjang kurang lebih 3cm,
terletak di antara collum
vesicae diatas dan diaphragma
urogenitale dibawah
 dikelilingi oleh capsula fibrosa
 Kedua duktus ejakulatorius
bermuara ke urethra pars
prostatica pada pinggir lateral
utriculus prostaticus
A : potongan koronal prostate
B : potongan sagittal
C : potongan horizontal
Histologi Prostat

 kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50


kelenjar tubuloalveolar
 dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau
kuboid yang bercabang
 Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars
prostatika, menembus prostat
 Secara histologi dibagi beberapa zona
Struktur Prostat
 Prostata secara tidak sempurna terbagi menjadi lima lobus :
 Lobus anterior : terletak didepan urethra dan tidak
memiliki jaringan kelenjar
 Lobus medianus : kelenjar berbentuk baji, terletak diantara
urethra dan ductus ejakulatorius
 Lobus posterior : terletak dibelakang urethra dan dibawah
ductus ejakulatorius, mengandung kelenjar
 Lobus prostate dextra dan sinistra : terletak disamping
urethra dan dipisahkan oleh alur vertikal dangkal yang terdapat
pada facies posterior prostate
 Lobus lateral : mengandung banyak kelenjar
Fungsi Prostat

menghasilkan cairan tipis


ditambahkan ke semen
seperti susu yang
pada waktu ejakulasi
mengandung asam nitrat

Bila otot polos pada


Secret prostate bersifat capsula dan struma
alkalis dan membantu berkontraksi, secret
menetralkan suasana berasal dari banyak
asam di vagina kelenjar dip eras masuk
ke urethra pars prostatica
 Perdarahan :
 Arteri  Cabang arteri vesicalis inferior dan arteri
rectalis media.
 Vena  Membentuk venosus prostaticus yang terletak
diantara capsul prostatic dan selubung fibrosa.
Menampung darah dari vena dorsalis dan bermuara ke
vena iliaca interna
 Kelenjar limf regionalnya adalah kelenjar hipogastrik,
sacral, obturator, dan iliaka eskterna
 Prostat mendapatkan inervasi otonomik simpatetik dan
parasimpatetik dari pleksus prostatikus atau pleksus
pelvikus yang menerima masukan serabut parasimpatis dari
korda spinalis S2-4 dan simpatis dari nervus hypogastricus
(T10-L2)
Benign Prostatic Hyperplasia

DEFINISI

Kelenjar Prostat  Suatu kelenjar fibromuskular


yang melingkari bladder neck di inferior buli-buli
dan bagian proksimal urethra

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)  pembesaran jinak


kelenjar prostat  dapat menyumbat uretra pars
prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine
keluar dari vesica urinaria.
Etiologi

Teori
dihidrotestosteron

Ketidakseimbangan
estrogen-
progesteron

Interaksi stroma
epitel

Berkurangnya
kematian sel
prostat

Teori sel stem


Faktor Resiko
Riwayat
Usia  laki-laki Keluarga 
usia > 50 tahun mutasi gen
memiliki resiko sehingga fungsi
lebih besar sel penekan
dibanding < 50 tumor
tahun mengalami
gangguan

Kebiasaan
Konsumsi
Merokok  zat
Makanan  laki-
nikotin pada
laki yang
rokok
mengkonsumsi
meningkatkan
makanan rendah
aktivitas enzim
serat lebih
perusak
rentan BPH
androgen
Patofisiologi
Tahap awal Mekosa menerobos
pembesaran keluar diantara
trabekulasi
prostat, detrusor serat detrusor 
jadi lebih tebal penebalan

Bila terus
Bila terus Timbul gejala
berlanjut tidak
berlanjut  obstruksi dan
mampu lagi
kemacetan total gejala iritasi
kompensasi

Tekanan
intravesika terus Retensi kronik
meningkat
Gambaran Klinis

Obstruksi Iritasi
Keluhan saluran kemih Hesitansi Frekuensi
bagian bawah / LUTS Pancaran miksi Nokturi
lemah
Intermitensi Urgensi
Miksi tidak puas Disuri
Menetes setelah  
Gejala Obstruksi dan Iritatif miksi

Gejala LUTS merupakan Untuk menilai tingkat keparahan keluhan


kompensasi otot vesica saluran kemih bagian bawah  sistem skoring
urinaria untuk mengeluarkan  Skor Internasional Gejala Prostat atau I-PSS
urin  suatu saat akan jatuh (International Prostatic Symptom Score)
ke dalam fase dekompensasi
Dibagi 3 derajat 
Ringan: skor 0-7
Sedang: skor 8-19
Berat: skor 20-35
Lanjutan...

Keluhan saluran kemih


bagian atas
hernia inguinalis atau
hemoroid. Timbulnya kedua
penyakit ini karena sering
gejala obstruksi antara lain mengejan pada saat miksi
nyeri pinggang, benjolan di sehingga mengakibatkan
pinggang (yang merupakan peningkatan tekanan
tanda dari hidronefrosis), intraabdominal
atau demam yang merupakan
tanda dari infeksi atau
urosepsis
Keluhan diluar saluran
kemih
Derajat Hyperplasia Prostat
berdasarkan Gambaran Klinis

Derajat Colok dubur Sisa volume urin


I Penonjolan prostat, batas < 50 ml
atas mudah diraba

II Penonjolan prostat jelas, 50 – 100 ml


batas atas dapat di capai

III Batas atas prostat tidak >100 ml


dapat diraba
IV   Retensi urin total
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Laboratorium Pencitraan
Lain

Sedimen Urin Pemeriksaan


USG 
derajat obstruksi
dan faal ginjal Memperkirakan
pembesaran  residual urin
kelenjar prostat dan flow rate
Penegakan Diagnosis

laki-laki yang berusia lanjut, sulit atau tidak bisa


Anamnesis buang air kecil, buang air kecil tidak puas, sering
buang air kecil, menetes setelah buang air kecil

Pemeriksaan menunjukkan ada pembesaran pada suprasimfisis


akibat vesika urinaria yang terisi oleh urin
Fisik

menunjukkan adanya pembesaran prostat, tanpa


Rectal Toucher nodul, simetris, dan konsistensi yang keras.Pada
pemeriksaan USG ditemukan pembesaran prostat
Tatalaksana
 Tujuan terapi pada pasien hiperplasia prostat adalah
 memperbaiki keluhan miksi
 meningkatkan kualitas hidup
 mengurangi obstruksi infravesika
 mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
 mengurangi volume residu urin setelah miksi
 mencegah progesifitas penyakit.
Lanjutan...

Watchfull waiting Medikamentosa Operasi

Gold Standard TURP


PEMBAHASAN
BAB IV
43
BPH
± 2 tahun, Os mengeluh nyeri saat BAK tiba-tiba
berhenti dan lancar kembali. Os mengaku sejak 2 tahun
sudah dilakukan pemasangan kateter empat kali, os
mengaku BAK menjadi lancar dan tidak macet lagi.
Setelah 2 minggu nyeri menghilang lalu kateter dilepas.  BPH/CA
± 1 bulan , Os mengeluh nyeri kembali ketika BAK, saat PROSTAT
miksi tiba-tiba berhenti dan lancar kembali, pancaran
saat BAK melemah, saat miksi Os merasa tidak puas  IRITATIF DAN
karena masih ada sisa urin menetes sedikit-sedikit
setelah miksi. Os sering terbangun malam hari untuk
OBSTRUKTIF
BAK, frekuensi 4x. Os tidak bisa menahan BAK dalam  SKOR IPSS =
sehari dan dapat berkali-kali BAK setiap ½ - 1 jam
sekali. Urin berpasir (-) dan darah (-). Nyeri pinggang BERAT
(-), demam (-), mual dan muntah (-), riwayat trauma
disangkal.
1 hari SMRS os mengeluh keluhan bertambah parah
sehingga os tidak bisa BAK kemudian os pergi ke IGD
RSUD BARI diberi obat, dilakukan pemasangan kateter,
setelah dilakukan pemasangan kateter didapatkan
cairan sebanyak lebih dari 500cc. os di rawat inap dan
direncanakan tindakan selanjutnya.

44
 Dari keluhan utama
dan riwayat
perjalanan penyakit
ini dapat dipikirkan
• BPH
beberapa diagnosis
• Carcinoma Prostat
untuk keluhan
seperti yang
dirasakan pasien ini
dengan usia 76
tahun,

45
• Dari pemeriksaan Rectal
Toucher didapatkan Tonus
Sphincter Ani Normal,
Mukosa Rectum : Licin,
Massa (-), Pemeriksaan
Prostat , Prostat membesar
(± 2x3 cm), sulkus mediana
mulai mencembung, pole
atas dapat teraba tapi
sulit. Konsistensi kenyal,  BPH
permukaan rata, tidak  Grade III
teraba nodul. Nyeri tekan
(-) , Saat jari dikeluarkan,
pada Handschoen
didapatkan: Lendir (-),
Darah (-), Feces (-)
46
Temuan klinis BPH Ca Prostat
Kesulitan berkemih + +/-
Pancaran kemih menurun + +/-
Frekuensi kmih abnormal + +/-
Berkemih tidak lampias + +/-
Dysuria + +/-
Urin keluar menetes diakhir + +/-
berkemih
Hematuria - +/-
Nyeri pelvis - +/-
Nocturia + -
Urgensi + -
Mengedan saat miksi + -
Riwayat trauma - -
Hasil colok dubur Teraba prostat Teraba prostat
simetris, asimetris,
BPH

 Pada pasien dilakukan Medikamentosa Operasi


tatalaksana dengan
pemasangan IVFD RL
gtt XX/menit,
pemasangan kateter,
inj cetriakson 2x1
gr/iv, inj ketorolak
3x1 amp/iv. Prognosis
pasiena ini quo ad
vitam dan quo ad
functionam adalah
dubia ad bonam.
48

Anda mungkin juga menyukai