Anda di halaman 1dari 23

Bagian Ilmu Kesehatan Mata Journal Reading

Fakultas Kedokteran Juni 2020


Universitas Pattimura
Evaluasi Etiologi Iritis Persisten Pasca Operasi Katarak
Evaluation of the Etiology of Persistent Iritis After Cataract Surgery

Indah Dwi Lestari


NIM. 2015-83-003

Pembimbing :
dr. Elna Anakotta, Sp. M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
ABSTRAK
Latar Belakang Hasil
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pasien dengan iritis persisten 39 pasien (49 mata) memenuhi kriteria inklusi,
setelah operasi katarak untuk menentukan dan kelompok ini dibandingkan dengan kelompok
insiden dan faktor risikonya. Demografi pasien kontrol dari 40 pasien (66 mata) yang tidak
dan berbagai faktor pra operasi, intraoperatif, memiliki iritis persisten setelah operasi katarak.
dan pasca operasi dianalisis. Insiden keseluruhan dari iritis pasca operasi
adalah 1,75%. Pasien dengan iritis pasca operasi
yang berlangsung lebih dari 1 bulan, ras orang
Amerika Afrika, dan penggunaan alat ekspansi
Faktor risiko iritis persisten setelah operasi pupil adalah faktor yang signifikan secara
katarak termasuk diabetes, berlatar belakang ras statistik. Dan riwayat diabetes secara statistik
Amerika Afrika, dan penggunaan alat ekspansi signifikan selain ras.
pupil.

Kesimpulan
LATAR BELAKANG

Pelepasan Peradangan
Operasi katarak mediator pasca operasi, 1
inflamasi bulan sembuh

• Faktor-faktor resiko:
1. Riwayat uveitis
2. Durasi inflamasi pasca operasi katarak yang lama
3. Periode peradangan “rebound” ketika tetes steroid topical diturunkan
LATAR BELAKANG
• Studi yang dilakukan di Vanderbilt University menemukan hubungan
yang signifikan antara uveitis pascaoperasi dan komplikasi intra-
operasi, serta hasil ketajaman visual yang lebih buruk. Durasi rata-rata
peradangan adalah 10 bulan.
• Tidak adanya etiologi predisposisi yang diketahui seperti riwayat
uveitis atau komplikasi bedah, beberapa pasien masih mengalami
peradangan yang berkepanjangan setelah operasi katarak.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pasien iritis
pasca operasi yang berkepanjangan, tetapi tidak memiliki faktor risiko
yang diketahui.
METODE

Desain Penelitian: Lokasi dan Waktu:


Analitik retrospektif • Lokasi:
Storm Eye Institute di Medical University
of South Carolina (MUSC)
• Waktu:
Sampel November 2013 hingga September 2015

Pasien iritis pasca operasi yang bertahan lebih dari 1 bulan pasca
operasi katarak.

Kasus: Kontrol:
39 pasien (49 mata) 40 pasien (66 mata)
METODE

Permintaan data diajukan Daftar nomor rekam


melalui Layanan, Bill, dan medis dengan kode Karakteristik pra-operasi,
Aplikasi untuk Pusat International intra-operasi, dan pasca-
Penelitian (SPARC) di Classification Disease operasi
MUSC (ICD)

Uji hipotesis:
Nilai p <0,05 dianggap
Uji T-two tailed
signifikan secara statistik
Uji Fisher Exact
METODE
Usia

Jenis kelamin

Ras

Pra- Riwayat inflamasi ocular

Riwayat rejimen anti-inflamasi pra-operasi

operasi Riwayat operasi mata

Riwayat trauma mata

Retinopati diabetic

Jenis katarak
METODE
Nama dokter bedah

Femtosecond laser-assisted cataract surgery (FLACS)

Antibiotik intracameral

Intra- Alat ekspansi pupil

Intra-operative Floppy Iris Syndrome (IFIS)

operasi Posterior capsule violation

Anterior vitrectomy

Intraocular lens (IOL): jenis, lokasi implan

Operasi katarak kombinasi


METODE
Durasi iritis

Gejala

Pasca-
Respon terapi

Terapi tambahan

operasi Kepatuhan terapi

Post-operative best-corrected visual acuity


(BCVA)

Tekanan intraokular maksimum


HASIL
• Hasil penelitian menunjukkan
terdapat 39 pasien (49 mata) iritis
pasca operasi yang berkepanjangan
selama periode waktu penelitian.
• 6 pasien dikeluarkan dari penelitian
(n=43).
• Mean 7,2 bulan dan median adalah 4
Gambar. 1 menunjukkan distribusi pasien berdasarkan durasi iritis dalam
beberapa bulan
bulan.
HASIL
• Analisis semua
pasien yang
membandingkan
kasus inflamasi
pasca operasi
dengan kasus kontrol
menunjukkan bahwa
ras Afrika-Amerika
dan penggunaan alat
ekspansi pupil intra-
operatif secara
statistik signifikan.
HASIL

Iritis > 1 bulan

Kelompok 1 (10 Kelompok 2 (14 Kelompok 3 (15


pasien) pasien) pasien)

Iritis pasca op ODS op, Iritis Iritis pasca op


ODS pasca op OD/OS OD/OS,

Iritis terjadi di mata di mana alat ekspansi pupil digunakan


dibandingkan dengan mata yang tidak menggunakan.
HASIL
• Penilaian jenis dan tingkat katarak
mengungkapkan bahwa semua pasien
dalam kelompok kontrol memiliki
katarak senile, sedangkan 4 pasien
dalam kelompok iritis persisten
memiliki katarak uveitik (sisanya senile).
• 29 dari 66 mata (43,9%) pada kelompok
kontrol memiliki katarak grade 3 atau
lebih besar dibandingkan 15 dari 49
mata (30,6%) pada kelompok iritis
persisten.
HASIL
• Operasi FLACS digunakan untuk 23 kasus pada kelompok kontrol dan
2 kasus pada kelompok iritis.
• 1 pasien dalam kelompok iritis memiliki IFIS yang memerlukan
vitrektomi anterior (tidak ada kasus IFIS pada kelompok kontrol) →
sulcus IOL.
• 9 dari operasi pada kelompok kontrol digabungkan dengan prosedur
lain (mis., Trabeculectomy) vs 3 dari operasi pada pasien yang
menderita iritis persisten.
• Pada kelompok iritis persisten, antibiotik intracameral diberikan pada
85,7% kasus dan 95,4% kasus pada kelompok kontrol.
HASIL
• Pasca operasi, BCVA rata-rata pada kelompok kontrol adalah 0,16 (±
0,17) logMAR, dan BCVA rata-rata pada kelompok iritis persisten
adalah 0,26 (± 0,43) logMAR.
• Rata-rata TIO maksimum: 20 pada kelompok kontrol dan 16 pada
kelompok iritis.
• 2 pasien (2 mata) tercatat memiliki kepatuhan yang buruk.
DISKUSI
• Iritis pasca operasi yang berkepanjangan merupakan beban yang
signifikan di antara kasus uveitis yang terlihat di bagian tenggara AS.
• Sebuah studi diagnosa uveitis di University of Virginia selama periode
30 tahun mengungkapkan bahwa 10% dari semua kasus uveitis adalah
"pasca-prosedural," dengan 48,7% dari kasus tersebut (sekitar 5% dari
total beban) terkait dengan operasi katarak dan implantasi IOL.
DISKUSI
• Ada hubungan yang signifikan antara diagnosis
diabetes dan perpanjangan durasi iritis pasca operasi
Iritis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan.
persisten dan
diabetes • Miric et al. mempelajari penanda stres oksidatif lensa
pada pasien setelah op katarak senile. Kadar serum
dan lensa xanthine oksidase lebih tinggi pada
kelompok diabetes daripada kelompok non-diabetes,
dan berkorelasi positif dengan konsentrasi HbA1c.
• Mitrovic et al. menemukan tingkat mediator inflamasi
yang berubah secara signifikan dalam aqueous humor
pasien diabetes setelah operasi katarak, yang
mengarah pada kecenderungan untuk edema kornea.
DISKUSI
• Ras Afrika-Amerika menjadi faktor yang signifikan
Iritis secara statistik.
persisten dan • Fakta bahwa ras Afrika-Amerika adalah faktor risiko
ras independen untuk peradangan dan stres oksidatif,
sehingga respons inflamasi setelah operasi katarak
mungkin lebih kuat pada pasien ini.
DISKUSI
• Penggunaan alat ekspansi pupil intra-operatif
Iritis berkorelasi dengan iritis pasca operasi yang
persisten dan berkepanjangan, kemungkinan karena trauma iris
alat ekspansi selama penyisipan dan manipulasi alat ekspansi pupil
pupil yang menyebabkan gangguan barrier blood-aqueous.
KETERBATASAN

Ukuran sampel sedikit


Penelitian ini memberikan langkah
pertama yang sangat penting dalam
evaluasi faktor risiko iritis pasca
Data retrospektif operasi yang berkepanjangan, yang
belum pernah dilaporkan sebelumnya
dalam literatur.

Parameter tertentu seperti simptomatologi


pasien dan kepatuhan terhadap rejimen
pengobatan tidak dapat dievaluasi
KESIMPULAN
• Analisis ini menunjukkan bahwa diabetes adalah faktor risiko
independen yang signifikan untuk pengembangan iritis kronis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan pada pasien tanpa riwayat peradangan.
Selain itu, ras Afrika-Amerika secara signifikan berkorelasi dengan iritis
pasca operasi yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
• Mengubah rejimen pengobatan perioperatif .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai