Anda di halaman 1dari 30

Bagian Ilmu Kesehatan Mata Referat

Fakultas Kedokteran Juni 2020


Universitas Pattimura

KONJUNGTIVITIS

Indah Dwi Lestari


NIM. 2015-83-003

Pembimbing :
dr. Carmila L. Tamtelahitu, Sp. M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
PENDAHULUAN
• Radang konjungtiva atau konjungtivitis adalah penyakit mata paling
umum di dunia dan bervariasi dari hiperemia ringan dengan mata
berarir hingga konjungtivitis berat dengan sekret purulen kental.
• Konjungtivitis dapat menyerang seluruh kelompok umur, akut
maupun kronis, serta disebabkan oleh berbagai faktor baik eksogen
maupun endogen.
• Pentingnya mengetahui konjuntivitis yang merupakan salah satu
penyakit tersering dalam ilmu kesehatan mata
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KONJUNGTIVA
• Konjungtiva merupakan
membran mukosa tipis dan
transparan yang melapisi
bagian anterior bola mata dan
bagian dalam palpebra.
• Konjungtiva dibagi tiga bagian
yaitu konjungtiva palpebra,
konjungtiva bulbar dan forniks.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KONJUNGTIVA
• Fungsi dari konjungtiva
adalah memproduksi air
mata, menyediakan
kebutuhan oksigen ke kornea
ketika mata sedang terbuka
dan melindungi mata,
dengan mekanisme
pertahanan nonspesifik yang
berupa barier epitel, dan
menyuplai darah.
Epitel
Adenoid
Fibrosa
DEFINISI
• Konjungtivitis merupakan radang
konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi bagian belakang kelopak
dan bola mata, dalam bentuk akut
maupun kronis.
• Inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat
disebabkan oleh invasi mikroorganisme,
reaksi hipersensitivitas atau perubahan
degeneratif di konjungtiva.
ETIOLOGI
• Virus
• Bakteri: Hiperakut, akut, kronis
Infeksi

Non- •

Alergi
Imunologi
Benda asing
infeksi • Iritasi
EPIDEMIOLOGI
• Konjungtivitis bakteri akut merupakan
keluhan mata yang sangat umum di temui
pada 1% dari seluruh kunjungan di
pelayanan kesehatan primer.
• Konjungtivitis termasuk dalam 10 pola
penyakit terbanyak pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
kasus baru sebesar 68.026, yang terdiri atas
30.250 pasien pria dan 37.776 pasien
wanita.
PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme Adhesi
Evasi
Invasi

• Hiperemi disebabkan akibat dilatasi


pembuluh darah
• Injeksi konjungtival berasal dari a.
konjungtiva posterior yang melebar
• Karena letaknya lebih superfisial daripada
a. siliari menyebabkan warnanya lebih
merah
KLASIFIKASI

Konjungtivitis Konjungtivitis
virus bakteri

Konjungtivitis
Trakoma
alergi
GEJALA KLINIS
Rasa benda asing, berpasir, Hiperemis

Subjektif

Objektif
pedih, panas, gatal, kadang Discharge
kabur
Kemosis
Epifora
Pseudoptosis
Hipertrofi folikel
Hipertrofi papil
Membrane,
pseudomembran
Flikten
GEJALA KLINIS

Hiperemi
PEMERIKSAAN
• Bila diperlukan:
1. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan pewarnaan Gram atau
Giemsa
2. Pemeriksaan sekret dgn pewarnaan biru metilen pada kasus
konjungtivitis Gonore
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Penyebab utama: adenovirus
• Terjadi pada komunitas epidemik:
sekolah, tempat kerja, kolam renang
• Transmisi biasanya melalui tangan
yang terkontaminasi, medical
instrument
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Unilateral/ bilateral
• Akut
• Injeksi konjungtiva
• Sekret mukoserous/ watery
• Hipertrofi folikel
• Limfadenopathy preauricular
• Rasa berpasir, panas
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Adenovirus tipe 3, 4, 7
• Demam, faringitis, hiperemia kongjungtiva, sekret
Demam
faringokonjungtiva serous, edema palpebra

• Adenovirus tipe 8,19,29, 37


Keratokonjungtivitis • Transmisi nosokomial
epidemi

• Keadaan ini disertai keratitis herpes simpleks, dengan


Konjungtivitis vesikel pada kornea yg membentuk gambaran dendrit
herpetik
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Usia lebih dari 50 tahun
• Diagnosis: sel raksasa pada pewarnaan Giemsa, kultur virus, sel inklusi
Konjungtivitis intranuclear
varisela-zoster • Asiklovir 400mg/hari selama 5 hari

• Virus New Castle dengan gambaran klinis sama dgn demam faring-
konjungtiva
Konjungtivitis • Peternakan unggas
New Castle

• Konjungtivitis disertai perdarahan subkonjungtiva


Konjungtivitis • Infeksi virus pikorna, enterovirus 70
hemoragik
TATALAKSANA

Konjungtivitis virus
Antibiotik topikal tidak diperlukan

Biasanya memburuk 3-5 hari sebelum akhirnya membaik 2-3


minggu

Beberapa menggunakan kompres dingin, konsumsi vitamin C


KONJUNGTIVITIS BAKTERI
• Penyebab utama pd neonatus:
Chlamidia trachomatis, Neisseria
gonorrhea
• Penyebab utama pd anak:
Haemophilus influenza (80%),
Streptococcus pneumonia (20%)
• Dewasa: Staphylococcus aureus
KONJUNGTIVITIS BAKTERI AKUT
• Disebabkan oleh Streptokokus,
Corynebacterium diptherica,
pseudomonas, Neisseria,
hemophilus
• Konjungtivitis mukopurulen/
purulen, hiperemi konjungtiva,
edema palpebra, papil
• Transmisi: penyebaran lewat kontak
langsung/ objek terkontaminasi
TATALAKSANA

• Antibiotik topikal broad spectrum:


eritromisin oinment, bacitrasin-
Konjungtiviti polymixin B oinment, sulfa drops, tetes
mata tiap jam atau salep 4-5 kali sehari
s bakteri • Salep mata sulfasetamid 10-15% atau
akut kloramfenikol
• Tidak sembuh 1 minggu: pemeriksaan
resistensi
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
HIPERAKUT
• Etiologi: Spesies Neisseria, most
common Neisseria gonorrhea
• Neonatus: oftalmia neonatorum
(bayi berusia 1-3 hari)
• Usia > 10 hari: konjungtivitis gonore
infantum
• Konjungtivitis gonore adultorum
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
HIPERAKUT
• Sekret purulen
• Kemosis
• Edema palpebra, shg sulit dibuka
• Nyeri palpasi
• Pseudomembran
• Limfadenopathy preauricular
• Sight threatening!
TATALAKSANA

Konjungtivitis
bakteri hiper Kloramfenikol tetes mata 0,5-
akut 1% sebanyak 1 tetes tiap 1 jam
Suntikan bayi: 50.000 U/kgBB
tiap hari selama 7 hari
Tidak ditemukan kuman GO
pada sediaan apus 3 hari
berturut-turut
KONJUNGTIVITIS BAKTERI KRONIK
• Etiologi: Spesies Staphylococcus
• Presentasi klinis: hiperemi, burning,
sensasi benda asing, blepharitis
(common), eyelash loss
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Mediasi IgE oleh alergen
menyebabkan degranulasi sel mast,
melepaskan mediator kimia
histamine, eosinofil
• Presentasi klinis: bilateral, pruritus,
hiperemi, water discharged,
lakrimasi, menahun
• Pasien mempunyai riwayat atopi/
alergi spesifik
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Reaksi hipersensitivitas
Konjungtivitis • Papil besar bilateral, pruritus, sekret berisi
eosinophil/ granula eosinophil
vernal
• Konjungtivitis nodular yg disebabkan alergi
Konjungtivitis thd bakteri/ antigen tertentu
• Sering pada anak di daerah padat, kurang
flikten gizi

• Akibat pengobatan dokter


Konjungtivitis
iatrogenik
TATALAKSANA

Konjungtivitis alergi
Kompres
dingin,
antihistamin/
Air mata
Self-limited dekongestan Topikal streoid
buatan
topikal (tidak
boleh > 2
minggu)
TRAKOMA
• Konjungtivitis folikular kronik yg
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
• Edema palpebra, gatal, berair, eksudasi,
kemosis, hipertrofi papil,folikel,
fotofobia
• 4 stadium: stadium insipien,
established, parut, sembuh

• Terapi: tetrasiklin 1-1,5 gram/hari PO


dalam 4 dosis selama 3-4 mgg
• Dosisiklin 100mg PO 2x1 dosis 3 mgg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai