KONJUNGTIVITIS
Pembimbing :
dr. Carmila L. Tamtelahitu, Sp. M
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
PENDAHULUAN
• Radang konjungtiva atau konjungtivitis adalah penyakit mata paling
umum di dunia dan bervariasi dari hiperemia ringan dengan mata
berarir hingga konjungtivitis berat dengan sekret purulen kental.
• Konjungtivitis dapat menyerang seluruh kelompok umur, akut
maupun kronis, serta disebabkan oleh berbagai faktor baik eksogen
maupun endogen.
• Pentingnya mengetahui konjuntivitis yang merupakan salah satu
penyakit tersering dalam ilmu kesehatan mata
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KONJUNGTIVA
• Konjungtiva merupakan
membran mukosa tipis dan
transparan yang melapisi
bagian anterior bola mata dan
bagian dalam palpebra.
• Konjungtiva dibagi tiga bagian
yaitu konjungtiva palpebra,
konjungtiva bulbar dan forniks.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KONJUNGTIVA
• Fungsi dari konjungtiva
adalah memproduksi air
mata, menyediakan
kebutuhan oksigen ke kornea
ketika mata sedang terbuka
dan melindungi mata,
dengan mekanisme
pertahanan nonspesifik yang
berupa barier epitel, dan
menyuplai darah.
Epitel
Adenoid
Fibrosa
DEFINISI
• Konjungtivitis merupakan radang
konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi bagian belakang kelopak
dan bola mata, dalam bentuk akut
maupun kronis.
• Inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat
disebabkan oleh invasi mikroorganisme,
reaksi hipersensitivitas atau perubahan
degeneratif di konjungtiva.
ETIOLOGI
• Virus
• Bakteri: Hiperakut, akut, kronis
Infeksi
•
Non- •
•
Alergi
Imunologi
Benda asing
infeksi • Iritasi
EPIDEMIOLOGI
• Konjungtivitis bakteri akut merupakan
keluhan mata yang sangat umum di temui
pada 1% dari seluruh kunjungan di
pelayanan kesehatan primer.
• Konjungtivitis termasuk dalam 10 pola
penyakit terbanyak pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
kasus baru sebesar 68.026, yang terdiri atas
30.250 pasien pria dan 37.776 pasien
wanita.
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme Adhesi
Evasi
Invasi
Konjungtivitis Konjungtivitis
virus bakteri
Konjungtivitis
Trakoma
alergi
GEJALA KLINIS
Rasa benda asing, berpasir, Hiperemis
Subjektif
Objektif
pedih, panas, gatal, kadang Discharge
kabur
Kemosis
Epifora
Pseudoptosis
Hipertrofi folikel
Hipertrofi papil
Membrane,
pseudomembran
Flikten
GEJALA KLINIS
Hiperemi
PEMERIKSAAN
• Bila diperlukan:
1. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan pewarnaan Gram atau
Giemsa
2. Pemeriksaan sekret dgn pewarnaan biru metilen pada kasus
konjungtivitis Gonore
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Penyebab utama: adenovirus
• Terjadi pada komunitas epidemik:
sekolah, tempat kerja, kolam renang
• Transmisi biasanya melalui tangan
yang terkontaminasi, medical
instrument
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Unilateral/ bilateral
• Akut
• Injeksi konjungtiva
• Sekret mukoserous/ watery
• Hipertrofi folikel
• Limfadenopathy preauricular
• Rasa berpasir, panas
KONJUNGTIVITIS VIRUS
• Adenovirus tipe 3, 4, 7
• Demam, faringitis, hiperemia kongjungtiva, sekret
Demam
faringokonjungtiva serous, edema palpebra
• Virus New Castle dengan gambaran klinis sama dgn demam faring-
konjungtiva
Konjungtivitis • Peternakan unggas
New Castle
Konjungtivitis virus
Antibiotik topikal tidak diperlukan
Konjungtivitis
bakteri hiper Kloramfenikol tetes mata 0,5-
akut 1% sebanyak 1 tetes tiap 1 jam
Suntikan bayi: 50.000 U/kgBB
tiap hari selama 7 hari
Tidak ditemukan kuman GO
pada sediaan apus 3 hari
berturut-turut
KONJUNGTIVITIS BAKTERI KRONIK
• Etiologi: Spesies Staphylococcus
• Presentasi klinis: hiperemi, burning,
sensasi benda asing, blepharitis
(common), eyelash loss
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Mediasi IgE oleh alergen
menyebabkan degranulasi sel mast,
melepaskan mediator kimia
histamine, eosinofil
• Presentasi klinis: bilateral, pruritus,
hiperemi, water discharged,
lakrimasi, menahun
• Pasien mempunyai riwayat atopi/
alergi spesifik
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Reaksi hipersensitivitas
Konjungtivitis • Papil besar bilateral, pruritus, sekret berisi
eosinophil/ granula eosinophil
vernal
• Konjungtivitis nodular yg disebabkan alergi
Konjungtivitis thd bakteri/ antigen tertentu
• Sering pada anak di daerah padat, kurang
flikten gizi
Konjungtivitis alergi
Kompres
dingin,
antihistamin/
Air mata
Self-limited dekongestan Topikal streoid
buatan
topikal (tidak
boleh > 2
minggu)
TRAKOMA
• Konjungtivitis folikular kronik yg
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
• Edema palpebra, gatal, berair, eksudasi,
kemosis, hipertrofi papil,folikel,
fotofobia
• 4 stadium: stadium insipien,
established, parut, sembuh