Tonsilofaringitis
Tonsilofaringitis
Oleh :
Muhammad Habil Efrizal, S.Ked
– Kronis
Tonsilitis Viral
• Gejala menyerupai
common cold, disertai
nyeri tenggorok.
• Penyebab paling sering:
Epstein Barr Virus
• Terapi :
– Istirahat
– Minum cukup
– Analgetik
– Antivirus bila gejala
berat
Tonsilitis bacterial
• Etiologi:
Streptococcus β
hemoliticus grup A,
pneumococcus,
streptococcus viridian,
streptococcus piogenes.
• Infiltrasi bakteri rx
radang PMN
detritus (leukosit,
bakteri yang mati, epitel
yang terlepas) bercak
kuning
Tonsilitis bacterial
• Masa inkubasi: 2-4 hari
• Gejala dan tanda:
– Odinophagia
– Demam, lesu
– Tidak nafsu makan
– Otalgia refferred pain
melalui n. IX
• Pada pemeriksaan:
Tonsil membengkak,
hiperemis, terdapat detritus
berbentuk folikel, lakuna atau
tertutup membran semu.
Kelenjar submandibula
membengkak + nyeri tekan
Tonsilitis bacterial
• Terapi • Komplikasi:
– AB spektrum luas: Pada anak sering menimbulkan
– OMA
penisilin, eritromisin
– Sinusitis
– Antipiretik
– Abses peritonsil (Quincy
– Obat kumur yg throat)
mengandung desinfektan. – Abses parafaring
– Bronkitis
– GNA
– Miokarditis
– Artritis
– Septikemi akibat infeksi v.
jugularis interna (Sindrom
Lemierre)
– OSAS
Tonsilitis difteri
• Etiologi :
Corynebacterium
diphteriae, Gram(+).
• Infeksi tergantung titer
antitoksin dlm darah
(0.03 satuan/cc cukup
memberikan dasar
imunitas)
• Sering ditemukan pada
anak usia <10 tahun,
frekuensi tertinggi usia
2-5 tahun
Tonsilitis difteri
Gambaran klinik dibagi dalam 3
golongan: • Gejala akibat eksotoksin
• Gejala umum
– Miokarditis sampai
– Demam decompensation cordis
– Cephalgia – Paralisis otot palatum
– Nafsu makan berkurang, – Paralisis otot pernafasan
badan lemah – Ginjal albuminuria
– Odinophagia
• Gejala lokal
– Tonsil bengkak, ditutupi
bercak putih kotor, makin luas
membran yg melekat pd
dasar, mudah berdarah
– Kelenjar limfe leher
membengkak
bull neck atau disebut juga
burgemeester’s hals
Tonsilitis difteri
• Diagnosis : Berdasarkan
gambaran klinik dan pemeriksaan
preparat langsung kuman yang
diambil dari permukaan bawah
membran semu dan di dapatkan
kuman Corynebacterium
diphteriae
• Terapi :
– ADS 20.000-100.000 U
– Penisilin atau eritromisin 25-
50 mg/kgBB dibagi 3 dosis
selama 14 hari
– Kortikosteroid 1,2
mg/kgBB/hari
– Antipiretik
– Isolasi, bedrest 2-3 minggu
Tonsilitis septik
• Etiologi : streptococcus hemoliticus (dlm
susu sapi) pasteurisasi
Tonsilitis kronik
• Patologi:
• Predisposisi:
– Rangsangan menahun dari Radang berulang
rokok epitel + jaringan limfoid
– Higiene mulut yang buruk terkikis jaringan
– Pengaruh Cuaca parut + kripta melebar
– Pengobatan tonsilitis yg menembus kapsul
tidak adekuat tonsil perlekatan di
fosa tonsilaris
• Pada anak disertasi
pembesaran kelenjar
limfa submandibula
Tonsilitis kronik
• Gejala dan tanda: • Terapi:
– Tonsil membesar, Perbaiki higiene mulut
permukaan tidak rata, dengan berkumur atau
kriptus melebar, obat isap
terisi detritus Tonsilektomi
– Tenggorok terasa
kering & mengganjal • Komplikasi:
– foetor ex ore – Rhinitis kronik
– Sinusitis
– Otitis media
– Komplikasi jauh secara
hematogen & limfogen
Indikasi tonsilektomi
The American academy of otolaryngology 5. Napas bau yang tidak berhasil dengan
head and neck surgery clinical indicators
compendium tahun 1995 menetapkan:
pengobatan
1.Serangan tonsilitis >3x/tahun walaupun telah 6. Tonsilitis berulang yang disebabkan
mendapat terapi yang adekuat oleh bakteri grup A Streptococcus β
2.Tonsil hipertrofi yang menimbulkan hemoliticus
maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan 7.Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya
pertumbuhan orofasial keganasan
3.Sumbatan jalan napas yang berupa
8. Otitis media efusi/otitis media
hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas,
sleep apnea, gangguan menelan, gangguan supuratif
berbicara, dan cor pulmonale
4.Rinitis dan sinusitis yang
kronis,peritonsilitis, abses peritonsil yang
tidak berhasil dengan pengobatan
..Terimakasih..