Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN

HIPERTENSI
Disusun oleh :
Kelompok III A
- Anita Simanungkalit
- Barnabas
- Eda Yoseba Bagre
- Elviana Sewe
- Mince rejau
- Naomi Pigai
Pengertian
Hipertensi pada lansia didefinisikan
dengan tekanan sistolik diatas 160
mmHg atau tekanan diastolik diatas 90
mmHg (Fatimah, 2010).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai


tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001)
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National
Commitle, U.S 1992)

Tingkat Tekanan Sistolik Tingkat Diastolik Jadwal kontrol


( mmHg) ( mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160 – 179 100 – 109 1 bulan sekali
1 minggu sekali
Dirawat RS
Tingkat III 180 – 209 110 – 119 1 Minggu
sekali
Tingkat IV 210 atau Lebih 120 atau Lebih Dirawat d RS
Klasifikasi
Hipertensi dimana tekanan
sistolik sama atau lebih Klasifikasi hipertensi
besar dari 140 mmHg dan / berdasarkan penyebabnya
atau tekanan diastolik dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
sama atau lebih besar dari
90 mmHg. a. Hipertensi essensial
( hipertensi primer ) yaitu
Hipertensi sistolik terisolasi
hipertensi yang tidak
dimana tekanan sistolik diketahui penyebabnya
lebih besar dari 160 mmHg
b. Hipertensi sekunder yaitu
dan tekanan diastolik lebih
hipertensi yang di sebabkan
rendah dari 90 mmHg.
oleh penyakit lain
Etiologi

1. Elastisitas dinding aorta menurun


2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Next…
- Faktor keturunan: Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
- Ciri perseorangan:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
• Kebiasaan hidup
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Next…
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder
adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis
tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis,
Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf,
Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga
diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi
oral, Kortikosteroid
Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung
dan tahanan perifer.
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal.
Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer.
Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos
pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan
cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan
struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan
tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya
hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot
jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif.
Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjad :


1. Tidak ada gejala
2. Gejala yang lazim
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis
beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah,
Epistaksis, Kesadaran menurun.
Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin/hematokrit
2. BUN
3. Kalium dan kalsium serum
4. Kolesterol dan trigliserid
serum
5. Pemeriksaan tiroid
6. Urinalisa
7. Asam urat
8. EKG
PENATALAKSANAAN

Pengelolaan hipertensi bertujuan u/ mencegah


morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang b.d pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg.Prinsip pengelolaan peny. hipertensi
meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
2. Terapi dengan Obat
TERAPI TANPA OBAT

Dilakukan pd hipertensi ringan seperti :


1. Diet : Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5
gr/hr, Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh,
Penurunan berat badan, Menghentikan merokok.
Latihan fisik atau olah raga yang terarah
dg 4 prinsip:
a. Macam olah raga yaitu isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
b. Intensitas olah raga yang baik antara
60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan.
c. Lamanya latihan berkisar antara 20 –
25 menit berada dalam zona latihan
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
Edukasi psikologis :
a. Teknik biofeedback  suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai
keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.
b. Teknik relaksasi  suatu prosedur atau tehnik yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,
dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
c. Penkes/Penyuluhan
Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi
tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan
mencegah komplikasi
akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah
kuat. Pengobatan
hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,
1988 ):
• Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, ACE inhibitor
• Step 2: Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator.
• Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah
obat ke-3 jenis lain
• Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan
ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan
interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas
kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan
Komplikasi
• Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cedera
cerebrovaskuler, dan gagal ginjal.
• Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah:
1.       Krisis Hipertensi
2.       Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan
penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang
timbul pada penderita hipertensi.
3.       Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor resiko paling
penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke bertambah dengan
setiap kenaikan tekanan darah.
4.       Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan
neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri
yang meningkat dan kembali normal apabila tekanan darah diturunkan.
5.       Nefrosklerosis karena hipertensi.
6.       Retinopati hipertenssi.
Konsep Keperawatan
Pengkajian, meliputi :
• Identitas Pasien: Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain:
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental,
Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
• Riwayat atau adanya factor resiko
• Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
• Penggunaan obat yang memicu hipertensi
• Aktivitas / istirahat
- Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan irama jantung
- Takipnea
• Integritas ego
- Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
- Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
• Makanan dan cairan : Makanan yang
disukai, dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol
(seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
• Nyeri atau ketidak nyamanan : Angina
(penyakit arteri koroner /keterlibatan
jantung
•   Nyeri hilang timbul pada tungkai.
• Sakit kepala oksipital berat seperti yang
pernah terjadi sebelumnya.
• Nyeri abdomen.
• Pengkajian Persistem :
• Sirkulasi
• Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung
koroner atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.
• Episode palpitasi,perspirasi.
• Eleminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit
ginjal masa lalu.
• Neurosensori :
• Keluhan pusing.
• Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam).
• Pernapasan
• Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
• Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
•  Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
• Riwayat merokok
Diagnosa yang mungkin muncul

1. Nyeri b.d peningkatan tekanan vascular Cerebral


2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi b.d
peningkatan afterload, vasokontriksi
4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b.d
kebutuhan metabolic
5. Koping individu tidak efektif b. d system pendukung yang
tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan b. d kurang informasi atau
keterbatasan kognitif.
Rencana Asuhan Keperawatan

• Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan


peningkatan tekanan vascular Cerebral
• Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2 X 24 jam, diharapkan
nyeri dapat berkurang.
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring selama fase 3. Hilangkan atau minimalkan
akut aktivitas fase kontriksi yang dapat
Rasional : Meminimalkan meningkatkan sakit kepala,
stimulasi/meningkatkan relaksasi misalnya mengejam saat bab,
2. Berikan tindakan non farmakologi batuk panjang, membungkuk
untuk menghilangkan sakit kmepala, Rasional : aktivitas yang
misalnya kompres dingin pada dahi, meningkatkan vasokontriksi
pijat punggung dan leher, tenang, menyebabkan sakit kepala
redupkan lampu kamar, tekhnik pada adanya peningkatan
relaksasi. tekanan vascular cerebral
Rasional : tindakan yang menurunkan
tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat atau memblok respons
simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya
Next…
Diagnosa II: Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan umu
Tujuan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan
klien dapat melakukan aktivitasnya sesuai
toleransi.
Intervensi
1. Kaji respon pasien terhadap 2. Instruksikan pasien tentang teknik
aktivitas,perhatikan frequency nadi penghematan energy, misalnya
lebih dari 20 kali per menit diatas menggunakan kursi saat mandi,duduk saat
frequency istirahat : peningkatan tekan menyisir rambut atau menyikat
darah yang nyata selama atau sesudah gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 Rasional : teknik memghemat energy
mmhg atau tekanan diastolic meningkat mengurangi penggunaan energy, juga
20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : membantu keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
kelemahan dan keletihan yang
belebihan : pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter
membantu dalam mengkaji respon
fisiologi terhadap stress, aktivitas bila
ada merupakan indikator dari kelebihan
kerja yang berkaitan dengan tingkat
aktivitas.
Evaluasi
1. Pasien melaporkan
nyeri/ketidaknyamanan hilang
atau terkontrol
2. Pasien berpartisipasi dalam
aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
3. Pasien berpartisipasi dalam
aktivitas yang menurunkan
tekanan darah atau beban kerja
jantung.
Daftar Pustaka
1. Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC.
Jakarta
2. Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans
Info media.Jakarta
3. Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut
usia.Graha ilmu.Jogjakarta.
4. Asuhan Keperawatan : Hipertensi pada Lansia
http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-k
eperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz2nDdIGMpc
THANK’S FOR ATTENTION
BE THE BEST NURSE  

Anda mungkin juga menyukai