Anda di halaman 1dari 70

07.00 – 09.

30  Class S202
3 SKS/I Semester – Lecture 09

KERUSAKAN & PELESTARIAN LH


Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD.

Pengeloaan Sumber Daya Lingkungan (PSDL) – RE185102

LABORATORY OF WATER TREATMENT TECHNOLOGY


DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING (DEE)
FACULTY OF CIVIL ENGINEERING & PLANNING (civplan)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
SURABAYA – INDONESIA
Tuesday, 24 NOVEMBER 2020
ATTENDANCE

 presensi.its.ac.id (still in use???)

 Video-mute mode & nick name-where you


are,

 Zoom photo,

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 2


REMINDER

 Lectured by Prof. Nieke and pak Edot,

 Katalog 2018,

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 3


VISI DEPARTEMEN TL-ITS

Menjadi Departemen berkelas dunia yang


berkontribusi pada kemandirian bangsa serta
menjadi rujukan dalam pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat serta
pengembangan inovasi yang menunjang
infrastruktur lingkungan permukiman,
industri, dan kelautan.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 4


LECTURE DESCRIPTION
◼ Pengelolaan sumber daya air dan lingkungan adalah upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya
air dan lingkungan, pendayagunaan sumber daya air dan
lingkungan, dan pengendalian daya rusaknya. Berbagai
upaya pengelolaan sumber daya air dan lingkungan akan
dipelajari di mata kuliah ini dengan menitikberatkan pada
kemampuan mahasiswa untuk memecahkan permasalahan
sumber daya air dan lingkungan berdasarkan prinsip
pembangunan berbasis ekologis.
◼ Tugas: studi kasus topik spesifik mengenai pengelolaan
sumber daya lingkungan.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 5


CAPAIAN PEMBELAJARAN (1/3)

■ Mampu menginternalisasi nilai, norma, etika


akademik, menunjukkan sikap bertanggung jawab
atas pekerjaannya secara mandiri dengan
mengerjakan tugas tanpa melakukan plagiasi,

■ Mampu menerapkan teori sains rekayasa, rekayasa


perancangan, metode dan teknik terkini yang
diperlukan untuk analisis dan perancangan upaya
pengelolaan lingkungan dalam mengerjakan tugas
secara mandiri.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 6


CAPAIAN PEMBELAJARAN (2/3)

◼ Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,


sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah,
penciptaan disain dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan bidang keahliannya,
menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajian
berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 7


CAPAIAN PEMBELAJARAN (3/3)

◼ Mampu memecahkan permasalahan rekayasa dan


teknologi serta merancang sistem, proses dan
komponen pada upaya pengelolaan lingkungan
meliputi pengolahan drainase dengan memperhatikan
faktor-faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan
publik, kultural, sosial, dan lingkungan,
◼ Mampu melakukan pendalaman atau perluasan
keilmuan dalam bidang perancangan, pengoperasian,
dan pemeliharaan sistem rekayasa dan pengelolaan
lingkungan untuk memberikan kontribusi original dan
teruji dengan membuat tugas review paper,

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 8


POKOK BAHASAN (1/2)
◼ Dasar-dasar pengelolaan sumberdaya air dan lingkungan
menurut asas ekologi dan pendekatan ekosistem,
◼ Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya
air dan lingkungan, pendayagunaan sumber daya air dan
lingkungan, dan pengendalian daya rusaknya,
◼ Keterkaitan antara sumberdaya dan komponen
lingkungan dengan konsep dan teori ekonomi
lingkungan,
◼ Metodologi inventarisasi sumberdaya air dan lingkungan.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 9


POKOK BAHASAN (2/2)

◼ Perencanaan pemanfaatan sumberdaya air


dan metoda konservasi sumberdaya seperti
sungai, hutan, pantai, pesisir dan lainnya
sesuai potensi, fungsi dan peruntukannya,

◼ Prinsip pengelolaan dan kemampuan


pengelolaan sumberdaya lingkungan.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 10


MATERIALS
Week Dates Material

9 24 November Katalog & Bangunan Pelengkap

10 01 December Gorong2, sifon, talang, terjunan

11 08 December Drainase berwawasan lingkungan

12 15 December RTH, polder, kolam retensi, biopori

13 22 December Community-based drainage (keuangan


& Lembaga
14 05 January Evaluation 1 – Assignment

15 12 January Ecohydrology - Water Sensitive City

16 19 January Evaluation 2 - EAS


RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 11
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 12
DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP
 adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 13


KOMPONEN LINGKUNGAN

 FAKTOR ABIOTIK (TANAH, AIR, UDARA,


CUACA, SUHU)
 FAKTOR BIOTIK (TUMBUHAN DAN HEWAN,
TERMASUK MANUSIA

LINGKUNGAN HIDUP BALK


FAKTOR BIOTIK MAUPUN
ABIOTIK BERPENGARUH
DAN DIPENGARUHI MANUSIA

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 14


DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
 adalah kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya

Segala yang ada pada lingkungan dapat


dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan
memiliki daya dukung.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 15


KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
 KESEIMBANGAN LINGKUNGAN DAN
KERAGAMAN HAYATI DAN NON HAYATI

Dalam kondisi alami,


LINGKUNGAN DENGAN SEGALA KERAGAMAN
INTERAKSI YANG ADA MAMPU UNTUK
MENYEIMBANGKAN KEADAANNYA.

Kondisi dapat berubah oleh campur tangan manusia


dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 16
terkadang melampaui Batas.
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN SECARA
ALAMI DAPAT BERLANGSUNG KARENA
BEBERAPA HAL, YAITU :

1.Keseimbangan antara komponen-


komponen yang ada, terlibat dalam aksi-
reaksi dan berperan sesuai kondisi
keseimbangannya
2.Keseimbangan berlangsungan antara
pemindahan energi (arus energi), dan siklus
biogeokimia
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 17
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
TERGANGGU
 Keseimbangan lingkungan dapat terganggu
bila terjadi perubahan berupa pengurangan
fungsi dari komponen atau hilangnya
sebagian komponen yang dapat
menyebabkan putusnya mata rantai dalam
EKOSISTEM.

 Salah satu faktor penyebab gangguan


adalah polusi di samping faktor-
faktor yang lain
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 18
PERUBAHAN LINGKUNGAN

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 19


PERUBAHAN LINGKUNGAN
PERUBAHAN LINGKUNGAN MEMPENGARUHI
BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN.
Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup akibat
ulah manusia sehingga sebagian fungsi dari komponen
lingkungan berkurang dan menyebabkan terjadinya
gangguan terhadap keseimbangan karena.
Perubahan lingkungan terjadi karena faktor alami.

Dampak dari perubahannya belum yang


besarnya tidak sama untuk setiap
wilayahtentu sama,

NAMUN AKHIRNYA MANUSIA JUGA YANG MESTI


RE185314 MEMIKUL DAN HARUS
Kerusakan MENGATASINYA.
& Pelestarian LH 20
PERUBAHAN LINGKUNGAN
KARENA CAMPUR TANGAN MANUSIA
CONTOH:
Penebangan hutan,
Pembangunan pemukiman,
Penerapan intensifikasi pertanian
Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan
Pemanfaatan sumber daya biotik dan abiotic yang berlebihan dstnya

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 21


DAMPAK PENEBANGAN HUTAN
 Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi
hutan sebagai penahan air, berakibat daya
dukung hutan menjadi menurun atau berkurang.
 Penggundulan hutan, berakibat pada
luas lahan untuk tempat/rumah air
berkurang, maka air akan mencari
tempat baru atau rumah baru kedaerah
yang lebih rendah contohnya perkotaan
sehingga diperkotaan terjadi banjir dan
erosi.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 22


Munculnya harimau, babi hutan, dan ular
di tengah pemukiman manusia karena
semakin sempitnya habitat hewan-hewan
tersebut

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 23


DAMPAK PEMBANGUNAN PEMUKIMAN
BETONISASI :
Alasan Pembangunan jalan kampung
dan desa dengan cara
TUNTUTAN KEBUTUHAN betonisasi mengakibatkan air
AKAN PAPAN, sulit meresap ke dalam tanah.
Pembangunan dilakukan Sebagai akibatnya, bila hujan
lebat memudahkan terjadinya
pada daerah - daerah yang banjir
subur atau lahan produktif
Pembangunan pada lahan PENEBANGAN LAHAN
non produktif akibat Tumbuhan di sekitamya
kebutuhan papan karena menjadi kekurangan air
populasi manusia semakin sehingga tumbuhan tidak
tinggi efektif melakukan fotosintesis.
Panas semakin terasa karena
tumbuhan tidak secara optimal
memanfaatkan CO2 (peran
tumbuhan sebagai produsen)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 24
DAMPAK PENERAPAN
INTENSIFIKASI PERTANIAN
Meningkat dan Meruginya produk Pertanian Akibat dari
Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca
usaha tani,
Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat
menyebabkan pencemaran.

Pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan


lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut
pertaniantipe monokultur, dapat mengurangi
keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem
sulit untuk diperoleh.

Ekosistem dalam keadaan tidak stabil atau tidak


seimbang. Akan berdampak terjadinya ledakan hama.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 25
DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN
ALAMI
KARENA FAKTOR ALAM
Perubahan lingkungan secara alami
disebabkan oleh bencana alam.
Bencana alam seperti kebakaran hutan di
musim kemarau menyebabkan kerusakan
dan matinya organisme di hutan tersebut.
Terjadinya letusan gunung menjadikan
kawasan di sekitarnya rusak.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 26


KERAGAMAN HAYATI

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 27


PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATI ADALAH
Seluruh keanekaan bentuk kehidupan di bumi, beserta
interaksi diantara mereka dan antara mereka dengan
lingkungannya.

Keanekaragaman hayati atau keragaman hayati


merujuk pada keberagaman bentuk-bentuk kehidupan:
tanaman yang berbeda-beda, hewan dan
mikroorganisme, gen-gen yang terkandung di dalamnya,
dan ekosistem yang terbentuk.
 
Kekayaan hidup adalah hasil dari sejarah ratusan juta
tahun berevolusi

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 28


Lanjutan PENGERTIAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

 Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai


tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat
rendah sampai organisme tingkat tinggi.
MISALNYA
Dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel
banyak;
Dari tingkat organisasi kehidupan individu
sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari
spesies sampai ekosistem.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 29


KONSEP INI MELIPUTI HUBUNGAN ANTAR
MAKHLUK HIDUP DAN PROSES-PROSESNYA
HIDUP BERSIFAT DINAMIS:
•Berarti varian genetik baru dihasilkan
meningkat,
•Spesies atau ekosistem baru terbentuk; varian
genetik dalam salah satu spesies berkurang akan
menurun,
•Salah satu spesies punah berarti sebuah
ekosistem yang kompleks akan menghilang. 

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 30


KEANEKARAGAMAN HAYATI TERBAGI
MENJADI TIGA TINGKAT
1. KEANEKARAGAMAN GEN
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh
sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk
jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman
tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi
dalam satu jenis.
2. KEANEKARAGAMAN JENIS (SPESIES)
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada
Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat
ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam
jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok
hewan, tumbuhan dan mikroba.
3. KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya variasi dari ekosistem di biosfir
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 31
KERAGAMAN EKOSISTEM ????
 Keragaman ekosistem memetakan perbedaan
yang cukup besar antara tipe ekosistem,
keragaman habitat dan proses ekologi yang
terjadi pada tiap-tiap ekosistem. 

 Lebih sulit untuk menjelaskan keragaman


ekosistem dibandingkan dengan keragaman
spesies atau genetik dikarenakan oleh ‘batasan’
dari komunitas (hubungan antar spesies) dan
karena ekosistem lebih mudah berubah. 

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 32


Karena konsep ekosistem adalah dinamis dan
beragam, hal ini dapat diterapkan pada berbagai
skala, walaupun untuk kepentingan pengelolaan
pada umumnya dikelompokkan menjadi
kelompok besar komunitas yang serupa,
Seperti hutan sub-tropis atau terumbu karang. 
ELEMEN KUNCI DALAM MEMPERTIMBANGKAN
EKOSISTEM ADALAH
Kondisi alaminya, proses ekologi seperti aliran
energi dan siklus air dipertahankan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 33


POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI INDONESIA

 Sekitar 12 % (515 spesies, 39 % endemik) dari total


spesies binatang menyusui, urutan kedua di dunia
 7,3 % (511 spesies, 150 endemik) dari total spesies
reptilia, urutan keempat didunia
 17 % (1531 spesies, 397 endemik) dari total spesies
burung di dunia, urutan kelima
 270 spesies amfibi, 100 endemik, urutan keenam
didunia
 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang
selain ikan air tawar
 35 spesies primata (urutan keempat, 18 % endemik)
 121 spesies kupu-kupu (44 % endemik)
 Keanekaragaman ikan air tawar 1400 (urutan ke 3)

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 34


TABEL % ENDEMISM SPESIES
TAXONOMIC SPECIES ENDEMIC PERCENT
GROUP SPECIES
ENDEMISM
Plants 10,000 1,500 15
Mammals 201 123
61.2
Birds 697 249 35.7
Reptiles 188 122 64.9
Amphibians 56 35 62.5

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 35


PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
PERMASALAHAN UTAMA ADALAH PENURUNAN
JUMLAH SPESIES.
Awal tahun 1980, beberapa ahli di dunia mulai
mengetahui bahwa spesies mulai mengalami
kepunahan secara global.
Kepunahan ini diketahui terjadi mulai dari 65
juta tahun yang lalu pada periode Cretaceous
dimana banyak spesies termasuk Dinosaurus
mulai punah.
Krisis yang dihadapi saat ini merupakan hasil
dari: Perubahan Klimat secara global,
Perubahan Geologi secara alami, dan Kejadian
katalistik.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 36


PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
 Krisis saat ini merupakan akibat dari campur tangan
manusia yang tidak bersahabat dengan alam.
 Tahun 80 an sampai 90 an, ilmuwan, media, masyarakat,
pemerintah di seluruh dunia mulai bekerja untuk
menyelamatkan keanekaragaman hayati di daratan.
 Berbagai macam isu seperti pengrusakan hutan,
pembangunan yang berlebih, explotasi yang berlebih,
polusi, rusaknya habitat, invasi oleh spesies asing, menjadi
fokus utama yang dibahas.
 Keanekaragaman hayati pesisir dan laut mulai menjadi
perhatian pada tahun-tahun tersebut. Karena ekosistem di
lautan memiliki lebih banyak spesies dibandingkan daratan.
 Diperkirakan 32 sampai 33 phyla hewan yang ditemukan di
pesisir dan lautan. 15 phyla dari jumlah tersebut ditemukan
hanya di estuari atau di lautan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 37


PEMANASAN GLOBAL
 Global Warning

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 38


PENGERTIAN GLOBAL WARNING
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya
merupakan fenomena peningkatan temperatur global
dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh
meningkatnya emisi gas-gas seperti :
karbondioksida (CO2),
metana (CH4),
dinitrooksida (N2O)
dan CFC
sehingga energi matahari terperangkap dalam
atmosfer bumi

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 39


lanjutan
PENGERTIAN GLOBAL WARNING
 Merupakan peristiwa meningkatnya suhu
permukaan bumi melebihi rata-rata akibat
peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca
di atmosfer
 Berbagai literatur menunjukkan
kenaikan temperatur global – termasuk
Indonesia – yang terjadi pada kisaran
1,5–40 Celcius pada akhir abad 21

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 40


TANDA/GEJALA PEMANASAN
GLOBAL
 Salju-salju di dataran tinggi
mengalami pelelehan
 Meningkatnya suhu bumi
 Munculnya angin topan, badai, dan
tornado menjadi lebih sering
 Tanah longsor akibat penggundulan
hutan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 41


WHY DENGAN PENDINGIN UDARA
(AC)
 Penggunaan pendingin udara yang makin masif
dan intensif pada sebagian besar rumah tangga di
perkotaan secara akumulatif justru mendorong
terciptanya bumi yang makin panas akibat gas-
gas yang dihasilkan oleh pendingin udara
tersebut tidak ramah lingkungan
 Memicu meningkatnya kebutuhan listrik yang
terus membesar, sementara listrik tersebut
diproduksi dengan menggunakan bahan bakar
fosil dan memberi kontribusi terbesar pada
pemanasan secara global

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 42


? EFEK RUMAH KACA?
 Kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah
kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi
 MENGAPA DISEBUT SEBAGAI EFEK
Suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat
seperti memberi efek rumah kaca.
RUMAH KACA SENDIRI, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk
menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal,
sekitar 30°C

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 43


 Atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh
cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi,
tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke
permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi
merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak,
dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak
panas (prinsip rumah kaca).
 Tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama
adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-
molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai
gas rumah kaca, jika konsentrasi karbon-dioksida
dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur
permukaan menjadi sangat signifikan.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 44


EFEK RUMAH KACA

 Karbon-dioksida adalah penyumbang


utama gas kaca
 Sumber terutama peningkatan konsentrasi
karbon-dioksida adalah penggunaan bahan
bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan
permukaan tanah (pembukaan lahan,
penebangan hutan, pembakaran hutan,
mencairnya es)

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 45


DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
 Pemanasan global mengakibatkan dampak
yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
geofisik
 seperti :
- pelelehan es di kutub,
- kenaikan muka air laut,
- perluasan gurun pasir,
- peningkatan hujan dan banjir,
- perubahan iklim,
- punahnya flora dan fauna tertentu,
- migrasi fauna dan hama penyakit, dsb

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 46


DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
BAGI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

a. gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir


dan
kota pantai,
b. gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana
seperti jaringan jalan, pelabuhan dan
bandara
c. gangguan terhadap permukiman penduduk,
d. pengurangan produktivitas lahan
pertanian,
e. peningkatan resiko kanker dan wabah
penyakit, dsb)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 47
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP
KENAIKAN MUKA AIR LAUT (SEA LEVEL RISE)
Kenaikan muka air laut secara umum akan
mengakibatkan dampak sebagai berikut :
(a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir,
(b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan
mangrove,
(c) meluasnya intrusi air laut,
(d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi
masyarakat pesisir, dan
(e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya
pulau-
pulau kecil.

(Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan


Global, Kompas Selasa, 8 Desember 2009)

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 48


BENCANA BANJIR
Meningkatnya frekuensi dan intensitas
banjir disebabkan oleh :
 terjadinya pola hujan yang acak dan
musim hujan yang pendek sementara
curah hujan sangat tinggi (kejadian
ekstrim akibat terjadinya efek backwater
dari wilayah pesisir ke darat)

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 49


MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR
LAUT ???
 Peningkatan volume air pada kawasan
pesisir akan memberikan efek akumulatif
apabila kenaikan muka air laut serta
peningkatan frekuensi dan intensitas hujan
terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 50


MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR
LAUT
 Kenaikan muka air laut selain
mengakibatkan perubahan arus laut pada
wilayah pesisir juga mengakibatkan
rusaknya ekosistem mangrove, yang
pada saat ini saja kondisinya sudah
sangat mengkhawatirkan
 Meluasnya intrusi air laut selain
diakibatkan oleh terjadinya kenaikan
muka air laut juga dipicu oleh terjadinya
land subsidence akibat penghisapan air
tanah secara berlebihan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 51


MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR
LAUT !
GANGGUAN TERHADAP KONDISI SOSIAL-
EKONOMI MASYARAKAT YANG TERJADI
DIANTARANYA ADALAH :
(a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas
dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-
Selatan Sumatera ;
(b) genangan terhadap permukiman
penduduk pada kota-kota pesisir yang berada
pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian
Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi
bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir
di Papua
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 52
 (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti
sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove
seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan
US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan
menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan
dengan keberadaan sentra-sentra produksi
pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari
keseluruhan luas wilayah nasional,
 (d) penurunan produktivitas lahan pada
sentra-sentra pangan, seperti di DAS
Citarum, Brantas, dan Saddang yang
sangat krusial bagi kelangsungan
swasembada pangan di Indonesia
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 53
MENINGKATNYA PERMUKAAN
AIR LAUT !
 (e)Terancam berkurangnya luasan
kawasan pesisir dan bahkan hilangnya
pulau-pulau kecil yang dapat mencapai
angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung
dari kenaikan muka air laut yang terjadi
 (f) pengurangan luas hutan tropis yang
cukup signifikan, baik akibat kebakaran
maupun akibat penggundulan

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 54


KEBIJAKAN RELOKASI ;
alternatif ini dikembangkan
apabila dampak ekonomi dan
PENGEMBANGAN lingkungan akibat kenaikan
KAWASAN BUDIDAYA muka air laut dan banjir sangat
PADA KAWASAN besar sehingga kawasan
PESISIR SELAYAKNYA budidaya perlu dialihkan lebih
DILAKUKAN DENGAN menjauh dari garis pantai.
MEMPERTIMBANGKAN Dalam kondisi ekstrim,
BEBERAPA bahkan, perlu dipertimbangkan
ALTERNATIF YANG untuk menghindari sama sekali
DIREKOMENDASIKAN kawasan-kawasan yang
OLEH IPCC (1990) memiliki kerentanan sangat
tinggi.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 55


AKOMODASI
ALTERNATIF
bersifat penyesuaian terhadap perubahan
alam atau resiko dampak yang mungkin
terjadi seperti reklamasi, peninggian
bangunan atau perubahan agriculture
menjadi budidaya air payau (aquaculture) ;
area-area yang tergenangi tidak
terhindarkan , namun diharapkan tidak
menimbulkan ancaman yang serius bagi
keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial-
ekonomi serta lingkungan sekitar.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 56
PROTEKSI
ALTERNATIF MEMILIKI DUA KEMUNGKINAN, YAKNI
YANG BERSIFAT :
1.Hard structure seperti pembangunan penahan
gelombang (breakwater) atau tanggul banjir
(seawalls) dan
2.Soft structure seperti revegetasi mangrove
atau penimbunan pasir (beach nourishment).

Walaupun cenderung defensif terhadap


perubahan alam, alternatif ini perlu dilakukan
secara hati-hati dengan tetap
mempertimbangkan proses alam yang terjadi
sesuai dengan prinsip “working with nature”.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 57


KEBIJAKAN  Mewujudkan pembangunan
berkelanjutan pada kawasan
PENATAAN pesisir, termasuk kota-kota pantai
RUANG dengan segenap penghuni dan
kelengkapannya (prasarana dan
DALAM sarana) sehingga fungsi-fungsi
RANGKA kawasan dan kota sebagai sumber
pangan (source of nourishment)
MENGANTISIP dapat tetap berlangsung.
ASI DAMPAK  Mengurangi kerentanan
PEMANASAN (vulnerability) dari kawasan pesisir
dan para pemukimnya (inhabitants)
GLOBAL dari ancaman kenaikan muka air
TERHADAP laut, banjir, abrasi, dan ancaman
alam (natural hazards) lainnya.
PESISIR DAN  Mempertahankan berlangsungnya
PULAU-PULAU proses ekologis esensial sebagai
KECIL sistem pendukung kehidupan dan
keanekaragaman hayati pada
wilayah pesisir agar tetap lestari
yang dicapai melalui keterpaduan
pengelolaan sumber daya alam dari
hulu hingga ke hilir (integrated
RE185314 coastal zone management).
Kerusakan & Pelestarian LH 58
PERLUKAH
REVITALISASI TATA RUANG ???

Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan


operasionalisasi rencana tata ruang, maka diperlukan
dukungan-dukungan, seperti :
penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur
dan Manual (NSPM) untuk percepatan desentralisasi
bidang penataan ruang ke daerah - khususnya untuk
penataan ruang dan pengelolaan sumber daya
kawasan pesisir/tepi air;
peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia serta pemantapan format dan mekanisme
kelembagaan penataan ruang,
sosialisasi produk-produk penataan ruang kepada
masyarakat melalui public awareness campaig,

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 59


 penyiapan dukungan sistem informasi dan
database pengelolaan kawasan pesisir
dan pulau-pulau kecil yang memadai,
serta
 penyiapan peta-peta yang dapat
digunakan sebagai alat mewujudkan
keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir
dan pulau-kecil
 sekaligus menghindari terjadinya konflik
lintas batas.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 60


PELESTARIAN
LINGKUNGAN

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 61


KELESTARIAN LINGKUNGAN
 Suatu tatanan/tatacara lingkungan yang
terkait dengan pemanfaatan sumber daya
alam, agar lingkungan tetap lestari.

 Pengelola lingkungan yang paling tepat


adalah (sebagai pengelolanya) karena
manusia memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan organisme lain

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 62


MANUSIA -LINGKUNGAN
 Manusia mampu merombak, memperbaiki,
dan mengkondisikan lingkungan seperti
yang dikehendakinya
 Manusia mampu berpikir serta
meramalkan keadaan yang akan datang
 Manusia memiliki ilmu dan teknologi
 Manusia memiliki akal dan budi sehingga
dapat memilih hal-hal yang baik.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 63


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

 adalah upaya terpadu dalam


pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, pemulihan,
dan pengembangan lingkungan hidup

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 64


TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
1.Mencapai kelestarian hubungan manusia
dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
2.Mengendalikan pemanfaatan
sumber daya secara bijaksana.
3.Mewujudkan manusia sebagai pembina
lingkungan hidup.
4.Melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan
mendatang.

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 65


UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN
HIDUP

 Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan


pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan
oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal
11 Maret 1982.
 Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24
pasal.
 Undang-undang lingkungan hidup bertujuan
mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan
kualitas lingkungan hidup, dan menindak
pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan
rusaknya lingkungan.
 Undang-undang lingkungan hidup antara lain
berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan
pidana

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 66


UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN
HIDUP
1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk
dan sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan
mencegah serta menanggulangi kerusakan dan
pencemaran lingkungan
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur
dengan perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya
melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana
penjara atau denda. 
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 67
REFERENCES
 Any related literatures,

RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 68


FURTHER CONTACT
Center for Water and Sanitation in Tropical Areas (CWaSTA)
Departemen Teknik Lingkungan, FTSP, ITS
Kampus ITS, Sukolilo
Surabaya 60111, INDONESIA

Telephone (office) : +62 31 594 8886/591 1882


Mobile : +62 812 3140 1686
Email : soedjono@enviro.its.ac.id
: eddysoedjono@gmail.com
Website : www.enviro.its.ac.id
Twitter: EddySoedjono
Facebook : Pemerhati Sanitasi Indonesia
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 69
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 70

Anda mungkin juga menyukai