Pengeloaan Sumber Daya Lingkungan (PSDL) – RE185102
LABORATORY OF WATER TREATMENT TECHNOLOGY
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING (DEE) FACULTY OF CIVIL ENGINEERING & PLANNING (civplan) INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) SURABAYA – INDONESIA Tuesday, 24 NOVEMBER 2020 ATTENDANCE
presensi.its.ac.id (still in use???)
Video-mute mode & nick name-where you
are,
Zoom photo,
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 2
REMINDER
Lectured by Prof. Nieke and pak Edot,
Katalog 2018,
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 3
VISI DEPARTEMEN TL-ITS
Menjadi Departemen berkelas dunia yang
berkontribusi pada kemandirian bangsa serta menjadi rujukan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta pengembangan inovasi yang menunjang infrastruktur lingkungan permukiman, industri, dan kelautan.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 4
LECTURE DESCRIPTION ◼ Pengelolaan sumber daya air dan lingkungan adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air dan lingkungan, pendayagunaan sumber daya air dan lingkungan, dan pengendalian daya rusaknya. Berbagai upaya pengelolaan sumber daya air dan lingkungan akan dipelajari di mata kuliah ini dengan menitikberatkan pada kemampuan mahasiswa untuk memecahkan permasalahan sumber daya air dan lingkungan berdasarkan prinsip pembangunan berbasis ekologis. ◼ Tugas: studi kasus topik spesifik mengenai pengelolaan sumber daya lingkungan.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 5
CAPAIAN PEMBELAJARAN (1/3)
■ Mampu menginternalisasi nilai, norma, etika
akademik, menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaannya secara mandiri dengan mengerjakan tugas tanpa melakukan plagiasi,
■ Mampu menerapkan teori sains rekayasa, rekayasa
perancangan, metode dan teknik terkini yang diperlukan untuk analisis dan perancangan upaya pengelolaan lingkungan dalam mengerjakan tugas secara mandiri.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 6
CAPAIAN PEMBELAJARAN (2/3)
◼ Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,
sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan disain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 7
CAPAIAN PEMBELAJARAN (3/3)
◼ Mampu memecahkan permasalahan rekayasa dan
teknologi serta merancang sistem, proses dan komponen pada upaya pengelolaan lingkungan meliputi pengolahan drainase dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan publik, kultural, sosial, dan lingkungan, ◼ Mampu melakukan pendalaman atau perluasan keilmuan dalam bidang perancangan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem rekayasa dan pengelolaan lingkungan untuk memberikan kontribusi original dan teruji dengan membuat tugas review paper,
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 8
POKOK BAHASAN (1/2) ◼ Dasar-dasar pengelolaan sumberdaya air dan lingkungan menurut asas ekologi dan pendekatan ekosistem, ◼ Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air dan lingkungan, pendayagunaan sumber daya air dan lingkungan, dan pengendalian daya rusaknya, ◼ Keterkaitan antara sumberdaya dan komponen lingkungan dengan konsep dan teori ekonomi lingkungan, ◼ Metodologi inventarisasi sumberdaya air dan lingkungan.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 9
POKOK BAHASAN (2/2)
◼ Perencanaan pemanfaatan sumberdaya air
dan metoda konservasi sumberdaya seperti sungai, hutan, pantai, pesisir dan lainnya sesuai potensi, fungsi dan peruntukannya,
◼ Prinsip pengelolaan dan kemampuan
pengelolaan sumberdaya lingkungan.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 10
MATERIALS Week Dates Material
9 24 November Katalog & Bangunan Pelengkap
10 01 December Gorong2, sifon, talang, terjunan
11 08 December Drainase berwawasan lingkungan
12 15 December RTH, polder, kolam retensi, biopori
13 22 December Community-based drainage (keuangan
& Lembaga 14 05 January Evaluation 1 – Assignment
15 12 January Ecohydrology - Water Sensitive City
16 19 January Evaluation 2 - EAS
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 11 RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 12 DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 13
KOMPONEN LINGKUNGAN
FAKTOR ABIOTIK (TANAH, AIR, UDARA,
CUACA, SUHU) FAKTOR BIOTIK (TUMBUHAN DAN HEWAN, TERMASUK MANUSIA
LINGKUNGAN HIDUP BALK
FAKTOR BIOTIK MAUPUN ABIOTIK BERPENGARUH DAN DIPENGARUHI MANUSIA
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 14
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 15
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN DAN KERAGAMAN HAYATI DAN NON HAYATI
Dalam kondisi alami,
LINGKUNGAN DENGAN SEGALA KERAGAMAN INTERAKSI YANG ADA MAMPU UNTUK MENYEIMBANGKAN KEADAANNYA.
Kondisi dapat berubah oleh campur tangan manusia
dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 16 terkadang melampaui Batas. KESEIMBANGAN LINGKUNGAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN SECARA ALAMI DAPAT BERLANGSUNG KARENA BEBERAPA HAL, YAITU :
1.Keseimbangan antara komponen-
komponen yang ada, terlibat dalam aksi- reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangannya 2.Keseimbangan berlangsungan antara pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 17 KESEIMBANGAN LINGKUNGAN TERGANGGU Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam EKOSISTEM.
Salah satu faktor penyebab gangguan
adalah polusi di samping faktor- faktor yang lain RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 18 PERUBAHAN LINGKUNGAN
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 19
PERUBAHAN LINGKUNGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN MEMPENGARUHI BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup akibat ulah manusia sehingga sebagian fungsi dari komponen lingkungan berkurang dan menyebabkan terjadinya gangguan terhadap keseimbangan karena. Perubahan lingkungan terjadi karena faktor alami.
Dampak dari perubahannya belum yang
besarnya tidak sama untuk setiap wilayahtentu sama,
NAMUN AKHIRNYA MANUSIA JUGA YANG MESTI
RE185314 MEMIKUL DAN HARUS Kerusakan MENGATASINYA. & Pelestarian LH 20 PERUBAHAN LINGKUNGAN KARENA CAMPUR TANGAN MANUSIA CONTOH: Penebangan hutan, Pembangunan pemukiman, Penerapan intensifikasi pertanian Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan Pemanfaatan sumber daya biotik dan abiotic yang berlebihan dstnya
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 21
DAMPAK PENEBANGAN HUTAN Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air, berakibat daya dukung hutan menjadi menurun atau berkurang. Penggundulan hutan, berakibat pada luas lahan untuk tempat/rumah air berkurang, maka air akan mencari tempat baru atau rumah baru kedaerah yang lebih rendah contohnya perkotaan sehingga diperkotaan terjadi banjir dan erosi.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 22
Munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 23
DAMPAK PEMBANGUNAN PEMUKIMAN BETONISASI : Alasan Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara TUNTUTAN KEBUTUHAN betonisasi mengakibatkan air AKAN PAPAN, sulit meresap ke dalam tanah. Pembangunan dilakukan Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya pada daerah - daerah yang banjir subur atau lahan produktif Pembangunan pada lahan PENEBANGAN LAHAN non produktif akibat Tumbuhan di sekitamya kebutuhan papan karena menjadi kekurangan air populasi manusia semakin sehingga tumbuhan tidak tinggi efektif melakukan fotosintesis. Panas semakin terasa karena tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2 (peran tumbuhan sebagai produsen) RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 24 DAMPAK PENERAPAN INTENSIFIKASI PERTANIAN Meningkat dan Meruginya produk Pertanian Akibat dari Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran.
Pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan
lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertaniantipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh.
Ekosistem dalam keadaan tidak stabil atau tidak
seimbang. Akan berdampak terjadinya ledakan hama. RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 25 DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAMI KARENA FAKTOR ALAM Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 26
KERAGAMAN HAYATI
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 27
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KEANEKARAGAMAN HAYATI ADALAH Seluruh keanekaan bentuk kehidupan di bumi, beserta interaksi diantara mereka dan antara mereka dengan lingkungannya.
Keanekaragaman hayati atau keragaman hayati
merujuk pada keberagaman bentuk-bentuk kehidupan: tanaman yang berbeda-beda, hewan dan mikroorganisme, gen-gen yang terkandung di dalamnya, dan ekosistem yang terbentuk.
Kekayaan hidup adalah hasil dari sejarah ratusan juta tahun berevolusi
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 28
Lanjutan PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai
tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. MISALNYA Dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; Dari tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 29
KONSEP INI MELIPUTI HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DAN PROSES-PROSESNYA HIDUP BERSIFAT DINAMIS: •Berarti varian genetik baru dihasilkan meningkat, •Spesies atau ekosistem baru terbentuk; varian genetik dalam salah satu spesies berkurang akan menurun, •Salah satu spesies punah berarti sebuah ekosistem yang kompleks akan menghilang.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 30
KEANEKARAGAMAN HAYATI TERBAGI MENJADI TIGA TINGKAT 1. KEANEKARAGAMAN GEN Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. 2. KEANEKARAGAMAN JENIS (SPESIES) Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. 3. KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 31 KERAGAMAN EKOSISTEM ???? Keragaman ekosistem memetakan perbedaan yang cukup besar antara tipe ekosistem, keragaman habitat dan proses ekologi yang terjadi pada tiap-tiap ekosistem.
Lebih sulit untuk menjelaskan keragaman
ekosistem dibandingkan dengan keragaman spesies atau genetik dikarenakan oleh ‘batasan’ dari komunitas (hubungan antar spesies) dan karena ekosistem lebih mudah berubah.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 32
Karena konsep ekosistem adalah dinamis dan beragam, hal ini dapat diterapkan pada berbagai skala, walaupun untuk kepentingan pengelolaan pada umumnya dikelompokkan menjadi kelompok besar komunitas yang serupa, Seperti hutan sub-tropis atau terumbu karang. ELEMEN KUNCI DALAM MEMPERTIMBANGKAN EKOSISTEM ADALAH Kondisi alaminya, proses ekologi seperti aliran energi dan siklus air dipertahankan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 33
POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
Sekitar 12 % (515 spesies, 39 % endemik) dari total
spesies binatang menyusui, urutan kedua di dunia 7,3 % (511 spesies, 150 endemik) dari total spesies reptilia, urutan keempat didunia 17 % (1531 spesies, 397 endemik) dari total spesies burung di dunia, urutan kelima 270 spesies amfibi, 100 endemik, urutan keenam didunia 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang selain ikan air tawar 35 spesies primata (urutan keempat, 18 % endemik) 121 spesies kupu-kupu (44 % endemik) Keanekaragaman ikan air tawar 1400 (urutan ke 3)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 34
TABEL % ENDEMISM SPESIES TAXONOMIC SPECIES ENDEMIC PERCENT GROUP SPECIES ENDEMISM Plants 10,000 1,500 15 Mammals 201 123 61.2 Birds 697 249 35.7 Reptiles 188 122 64.9 Amphibians 56 35 62.5
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 35
PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PERMASALAHAN UTAMA ADALAH PENURUNAN JUMLAH SPESIES. Awal tahun 1980, beberapa ahli di dunia mulai mengetahui bahwa spesies mulai mengalami kepunahan secara global. Kepunahan ini diketahui terjadi mulai dari 65 juta tahun yang lalu pada periode Cretaceous dimana banyak spesies termasuk Dinosaurus mulai punah. Krisis yang dihadapi saat ini merupakan hasil dari: Perubahan Klimat secara global, Perubahan Geologi secara alami, dan Kejadian katalistik.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 36
PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Krisis saat ini merupakan akibat dari campur tangan manusia yang tidak bersahabat dengan alam. Tahun 80 an sampai 90 an, ilmuwan, media, masyarakat, pemerintah di seluruh dunia mulai bekerja untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati di daratan. Berbagai macam isu seperti pengrusakan hutan, pembangunan yang berlebih, explotasi yang berlebih, polusi, rusaknya habitat, invasi oleh spesies asing, menjadi fokus utama yang dibahas. Keanekaragaman hayati pesisir dan laut mulai menjadi perhatian pada tahun-tahun tersebut. Karena ekosistem di lautan memiliki lebih banyak spesies dibandingkan daratan. Diperkirakan 32 sampai 33 phyla hewan yang ditemukan di pesisir dan lautan. 15 phyla dari jumlah tersebut ditemukan hanya di estuari atau di lautan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 37
PEMANASAN GLOBAL Global Warning
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 38
PENGERTIAN GLOBAL WARNING Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti : karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 39
lanjutan PENGERTIAN GLOBAL WARNING Merupakan peristiwa meningkatnya suhu permukaan bumi melebihi rata-rata akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 40
TANDA/GEJALA PEMANASAN GLOBAL Salju-salju di dataran tinggi mengalami pelelehan Meningkatnya suhu bumi Munculnya angin topan, badai, dan tornado menjadi lebih sering Tanah longsor akibat penggundulan hutan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 41
WHY DENGAN PENDINGIN UDARA (AC) Penggunaan pendingin udara yang makin masif dan intensif pada sebagian besar rumah tangga di perkotaan secara akumulatif justru mendorong terciptanya bumi yang makin panas akibat gas- gas yang dihasilkan oleh pendingin udara tersebut tidak ramah lingkungan Memicu meningkatnya kebutuhan listrik yang terus membesar, sementara listrik tersebut diproduksi dengan menggunakan bahan bakar fosil dan memberi kontribusi terbesar pada pemanasan secara global
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 42
? EFEK RUMAH KACA? Kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi MENGAPA DISEBUT SEBAGAI EFEK Suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. RUMAH KACA SENDIRI, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 43
Atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca). Tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul- molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 44
EFEK RUMAH KACA
Karbon-dioksida adalah penyumbang
utama gas kaca Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 45
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio- geofisik seperti : - pelelehan es di kutub, - kenaikan muka air laut, - perluasan gurun pasir, - peningkatan hujan dan banjir, - perubahan iklim, - punahnya flora dan fauna tertentu, - migrasi fauna dan hama penyakit, dsb
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 46
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL BAGI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT
a. gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir
dan kota pantai, b. gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara c. gangguan terhadap permukiman penduduk, d. pengurangan produktivitas lahan pertanian, e. peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb) RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 47 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KENAIKAN MUKA AIR LAUT (SEA LEVEL RISE) Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut : (a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, (b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, (c) meluasnya intrusi air laut, (d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan (e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau- pulau kecil.
(Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan
Global, Kompas Selasa, 8 Desember 2009)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 48
BENCANA BANJIR Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh : terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat)
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 49
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT ??? Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 50
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 51
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT ! GANGGUAN TERHADAP KONDISI SOSIAL- EKONOMI MASYARAKAT YANG TERJADI DIANTARANYA ADALAH : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur- Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 52 (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional, (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 53 MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT ! (e)Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi (f) pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 54
KEBIJAKAN RELOKASI ; alternatif ini dikembangkan apabila dampak ekonomi dan PENGEMBANGAN lingkungan akibat kenaikan KAWASAN BUDIDAYA muka air laut dan banjir sangat PADA KAWASAN besar sehingga kawasan PESISIR SELAYAKNYA budidaya perlu dialihkan lebih DILAKUKAN DENGAN menjauh dari garis pantai. MEMPERTIMBANGKAN Dalam kondisi ekstrim, BEBERAPA bahkan, perlu dipertimbangkan ALTERNATIF YANG untuk menghindari sama sekali DIREKOMENDASIKAN kawasan-kawasan yang OLEH IPCC (1990) memiliki kerentanan sangat tinggi.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 55
AKOMODASI ALTERNATIF bersifat penyesuaian terhadap perubahan alam atau resiko dampak yang mungkin terjadi seperti reklamasi, peninggian bangunan atau perubahan agriculture menjadi budidaya air payau (aquaculture) ; area-area yang tergenangi tidak terhindarkan , namun diharapkan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial- ekonomi serta lingkungan sekitar. RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 56 PROTEKSI ALTERNATIF MEMILIKI DUA KEMUNGKINAN, YAKNI YANG BERSIFAT : 1.Hard structure seperti pembangunan penahan gelombang (breakwater) atau tanggul banjir (seawalls) dan 2.Soft structure seperti revegetasi mangrove atau penimbunan pasir (beach nourishment).
Walaupun cenderung defensif terhadap
perubahan alam, alternatif ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan tetap mempertimbangkan proses alam yang terjadi sesuai dengan prinsip “working with nature”.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 57
KEBIJAKAN Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada kawasan PENATAAN pesisir, termasuk kota-kota pantai RUANG dengan segenap penghuni dan kelengkapannya (prasarana dan DALAM sarana) sehingga fungsi-fungsi RANGKA kawasan dan kota sebagai sumber pangan (source of nourishment) MENGANTISIP dapat tetap berlangsung. ASI DAMPAK Mengurangi kerentanan PEMANASAN (vulnerability) dari kawasan pesisir dan para pemukimnya (inhabitants) GLOBAL dari ancaman kenaikan muka air TERHADAP laut, banjir, abrasi, dan ancaman alam (natural hazards) lainnya. PESISIR DAN Mempertahankan berlangsungnya PULAU-PULAU proses ekologis esensial sebagai KECIL sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir agar tetap lestari yang dicapai melalui keterpaduan pengelolaan sumber daya alam dari hulu hingga ke hilir (integrated RE185314 coastal zone management). Kerusakan & Pelestarian LH 58 PERLUKAH REVITALISASI TATA RUANG ???
Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan
operasionalisasi rencana tata ruang, maka diperlukan dukungan-dukungan, seperti : penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM) untuk percepatan desentralisasi bidang penataan ruang ke daerah - khususnya untuk penataan ruang dan pengelolaan sumber daya kawasan pesisir/tepi air; peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta pemantapan format dan mekanisme kelembagaan penataan ruang, sosialisasi produk-produk penataan ruang kepada masyarakat melalui public awareness campaig,
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 59
penyiapan dukungan sistem informasi dan database pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memadai, serta penyiapan peta-peta yang dapat digunakan sebagai alat mewujudkan keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-kecil sekaligus menghindari terjadinya konflik lintas batas.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 60
PELESTARIAN LINGKUNGAN
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 61
KELESTARIAN LINGKUNGAN Suatu tatanan/tatacara lingkungan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap lestari.
Pengelola lingkungan yang paling tepat
adalah (sebagai pengelolanya) karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 62
MANUSIA -LINGKUNGAN Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya Manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang Manusia memiliki ilmu dan teknologi Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 63
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 64
TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1.Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya. 2.Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. 3.Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup. 4.Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 65
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 66
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk dan sehat. 2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan 3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan perundang-undangan. 4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda. RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 67 REFERENCES Any related literatures,
RE185314 Kerusakan & Pelestarian LH 68
FURTHER CONTACT Center for Water and Sanitation in Tropical Areas (CWaSTA) Departemen Teknik Lingkungan, FTSP, ITS Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111, INDONESIA