Anda di halaman 1dari 25

TENGGELAM/

NEAR DROWING
Tri mawarni,Skep Ns.,M.Kep
MA : Longdarlap
Pengertian

 Tenggelam (drowning) adalah proses


terjadinya gangguan pernapasan akibat
jalan napas terendam air (submersion) atau
terguyur di seluruh wajah (immersion).
 Kejadian tenggelam dibagi menjadi dua:
1. Tenggelam fatal / Drowing
bila korban berakhir dengan meninggal akibat
proses tenggelam, maka kejadian tersebut
disebut sebagai tenggelam fatal.
2 . Tenggelam non-fatal. / Near Drowing
Bila korban segera ditolong sehingga proses
tenggelam terhenti, maka kejadian tersebut
disebut sebagai tenggelam nonfatal.
Proses tenggelam
 Ketika kepala masuk ke dalam air
1. Air mungkin terhisap masuk jalan nafas  paru-paru berisi
air  udara tidak dapat masuk hipoksia  cardiac arrest
2. Air mungkin tertahan tidak terhisap masuk sebab pita suara
menutup kuat paru-paru kering tetapi udara habis terpakai
cardiac arrest dalam keadaan paru-paru “kering”
3. Air mungkin tertahan tidak terhisap masuk sebab pita suara
menutup kuat  lalu korban berusaha menarik nafas 
menghisap air masuk  paru terisi air  cardiac arrest
Akibat tenggelam
 Jika air masuk paru-paru
 Air asin beda dengan air tawar
 Memicu rangkaian kerusakan otak, darah, ginjal, paru
 Mungkin ada cedera kepala/cedera lain sebelum atau
sesudah tenggelam
 Hipotermia, suhu tubuh turun , 35oC
hipotermi moderat suhu 26 C
 Juga terjadi di daerah tropis
Prinsip pertololongan pada korban
tenggelam :
1. Raih (dengan atau tanpa alat)
2. Lempar (alat ampung)
3. Dayung (perahu mendekati korban)
4. Renang (upaya terakhir dan harus terlatih)
Penanganan pada Korban Tenggelam
(ABC)
A : Airway  Bebaskan Jalan Nafas
B : Breathing  Beri nafas bantuan,
Oksigen
C : Circulation  Pijat Jantung, Posisi
Shock
ABC pada Korban tenggelam
 Anggap korban masih hidup
 Segera tiupkan udara ke mulut/hidung korban
 Bila di dalam air atau segera kepala diangkat dari air
 Tiupberulang, tidak usah berusaha mengeluarkan air
dengan menjungkir dsb.
 Raba nadi carotis, jika (-) segera CPR
 Usahakan jantung berdenyut kembali
 Bawa ke Rumah Sakit, Sebaiknya Ke ICU
 Jika korban bernafas, jaga jalan nafas tetap bebas
 Jaga C-Spine karena korban mungkin trauma
Pertolongan korban
JANGAN masuk
kedalam air kecuali
sangat diperlukan
Pertolongan Ketika Korban Berada dalam Air
1. Penolong mengaktifkan sistem bentuan medis darurat
2. Penolong menilai respon dan pernapasan korban
 Bilasadar, korban harus dibawa ke darat dan bantuan hidup
dasar harus segera dilakukan
 Bila korban tidak sadar, tindakan resusitasi berupa pemberian
napas (ventilasi) buatan di dalam air -akan tiga kali
meningkatkan kemungkinan pasien selamat, namun harus
dilakukan oleh penolong yang terlatih. Tindakan kompresi dada
di dalam air tidak efektif. Korban biasanya akan berespon
setelah pemberian beberapa napas buatan. Bila tidak respons,
kemungkinan korban mengalami henti jantung dan harus
dikeluarkan dari air atau dibawa ke darat untuk dilakukan
resusitasi jantung paru yang efektif.
3. Imobilisasi leher hanya diindikasikan pada
korban yang dicurigai mengalami cedera
kepala leher, seperti pada kecelakaan saat
menyelam, ski air, selancar air, atau kapal.
Posisi diupayakan ventrikal dan pertahankan
jalan napas terbuka agar mencegah muntah
dan aspirasi air dan isi lambung
Pertolongan Awal di Darat (Setelah
korban dikeluarkan dari dalam air)
1. Penolong membuat posisi korban terlentang
2. Penolong memeriksa respon dan pernapasan korban
 Bilatidak sadar namun masih bernapas, korban
dibuat dalam posisi pemulihan (lateral decubitus)
 Bilatidak bernapas, korban diberikan napas
bantuan. Pada tenggelam korban dapat gasping
atau apneu namun jantung tetap berdetak. Henti
jantung pada korban tenggelam terjadi karena
kekurangan oksigen sehingga urutan RJP mengikut
urutan ABC (airway, breathing, circulation) bukan
CAB (circulation, airway, breathing).
 Penolong memberikan napas bantuan 5 kali, lalu diikuti
kompresi dada 30 kali, selanjutnya napas bantuan 2 kali
dan kompresi dada 30 kali. RJP dilakukan hingga tanda
kehidupan tampak penolong lelah, atau tindakan bantuan
hidup lanjut dilakukan. Tindakan penekanan abdomen
(abdominal thrust) atau membuat posisi kepala lebih
rendah tidak direkomendasikan karena akan menunda
pemberian napas buatan dan meningkatkan risiko muntah
dan aspirasi
Pertolongan lanjutan
Jika jantung sudah berdenyut kembali

 Korban tak sadar tapi bernafas, baringkan miring


(dengan log-roll, hati-hati C-Spine)
 Bersihkan mulut dari darah, muntahan dan benda
asing lain dengan jari
 Jangan
menekan perut yang kembung untuk
membuang udara.
Terapi di Rumah Sakit
 Berikan Oksigen, kadar tinggi
 Bersihkan jalan nafas (suction)
 Mungkin perlu intubasi Trachea
 Nafas buatan, PEEP (pemakaian tekanan positif
akhir ekspirasi
 2-3 Liter air bisa masuk lewat paru
 Dibuang dengan diuretic lasix (Kolaborasi)
Akibat tenggelam di air tawar
1. Hipoksia karena paru-paru terisi air
 Kerusakan alveoli dan surfactantgagal nafas
 Broncho-pneumonia
2. Air cepat terhisap masuk sirkulasi
 volume darah meningkat 2-3 Liter  overload
 Plasma jadi encer, osmolaritas turun, eritrosit pecah
(hemolisis) haemoglobinemia hemoglobuliuris gagal
ginjal
 Edema otak, hyponatremia/water excess syndr
Akibat tenggelam di air asin

1. Air asin
 Air lama berada di alveoli, hipoksia
 Kerusakan surfactant alveoli
 Gagal nafas
 Broncho-pneumonia
 Udema paru
2. Terapi nafas buatan sangat diperlukan
Ginjal
 Hemolisis  hemoglobinuriagagal ginjal akut
 Urine harus . 1 ml/kg/jam, Lasix 1-2 mg/kg iv
 Beri cukup cairan Na Cl 0.9%
 Jangan hipotensi, dopamine 5-10 mcg/kg/menit
 Alkalinisasiurine, mencegah pengendapan Hb di
GlomerulusNatrium bikarbonat 50-100 mEq iv
diulang 6 jam selama urine masih merah
kehitaman.
Evaluasi otak

Tidak sadar bisa diakibatkan oleh


 Hipoksia selama tenggelam atau cardiac arrest
 Edema otak, TIK Tinggi karena water excess
 Trauma capitis sebelum atau sesudah tenggelam
Terapi edema otak
 Infus NaCl 0.9% semua
 Lasix 1-2 mg/kg iv
 Buat balance cairan negatif
 (Manitol)
 (Steroid, dexamethasone)
Prognosis
 Tenggelam 0-5 menit,
mortalitas/morbiditas 10%
 Tenggelam 6-10 menit,
mortalitas/morbiditas 56%
 Tenggelam 11-25 menit,
mortalitas/morbiditas 88%
 Tenggelam > 25 menit,
mortalitas/morbiditas hampir 100%
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai