Jourding Nuri - 1910221046
Jourding Nuri - 1910221046
Disusun Oleh :
Nuri Khonsa A
1910221046
Pembimbing :
dr. Lundu Sihombing, Sp.An
Abstract
5
▹ Pemberian cairan hanya bermanfaat apabila
meningkatkan stroke volume (SV) dan dengan
demikian juga meningkatkan cardiac output.
dan lama, bantuan hidup sederhana dapat mengurangi mortalitas pada pasien
dengan trauma yang berat walaupun pasien tersebut berada di wilayah
terpencil
Perbandingan antara kristaloid dan koloid
Koloid tetap berada di intravaskular lebih lama, volume plasma cepat meluas, dan 15
mencapai tujuan lebih cepat dengan jumlah volume yang lebih sedikit
dibandingkan kristaloid. Namun, penggunaan koloid memerlukan tambahan biaya
dan kurang bermanfaat untuk mempertahankan hidup dibandingkan kristaloid
Penggunaan koloid direkomendasikan untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi
penggunaan volume kristaloid yang besar dan permasalahan kelebihan beban.
Keuntungan gelatin generasi baru
▹ Gelatin memiliki berat molekul rendah, lebih
murah daripada albumin dan koloid sintetik
lainnya, diekskresikan dengan cepat oleh ginjal,
berhubungan dengan kerusakan ginjal yang
lebih ringan dibandingkan HES, dan tidak
memiliki batas volume yang dapat diinfuskan
seperti pati dan dekstran. 17
Selama fase ini, kristaloid digunakan untuk menyuplai cairan dan pemberian obat-
obatan. Cairan yang digunakan untuk pemberian obat-obatan dan menyuplai nutrisi
tidak boleh melebihi laju 2 mL / kg / jam. Cairan yang seimbang (balanced fluid) lebih
baik dari Normal Saline (NS) 0,9% terutama jika kelebihan natrium dan klorida yang
menjadi permasalahan.
Resusitasi pada kelompok khusus
Pediatri
Pada anak-anak, isotonik dan kristaloid yang seimbang (20 mL / kg) direkomendasikan untuk resusitasi
awal. Volume cairan harus <40 mL / kg untuk mencegah koagulopati delusional dan edema. Selama fase
pemeliharaan, anak-anak rentan mengalami hiponatremia dan edema serebral jika larutan hipotonik
diberikan secara berlebihan. Jadi, batas volume maksimum dengan laju 2 mL / kg / jam dengan
penggunaan pengontrol aliran dapat direkomendasikan.
Geriatri
Penuaan menyebabkan kekakuan arteri dan penurunan komplians ventrikel kiri (LV). Ekokardiografi
direkomendasikan untuk menilai kebutuhan cairan. Cairan harus dibatasi hingga 20 mL / kg, darah dan
produk darah diberikan lebih awal, dan kadar hemoglobin> 9 g / dL dan MAP> 70 mmHg harus
dipertahankan.
Luka Bakar
Dalam praktik klinis, kebutuhan cairan biasanya 5 mL / kg /% TBSA selama 24 jam pertama. Sekitar
50% dari kebutuhan cairan harian diberikan pada 6 jam pertama.
Ringer Laktat lebih dianjurkan , sementara koloid hiperonkotik dapat menyebabkan cedera ginjal akut
(AKI).
Resusitasi enteral dimulai selama 6 jam pertama. Resusitasi oral bekerja lebih baik untuk luka bakar
<15% TBSA.
Untuk pemberian makanan enteral, formula standar dengan 2 mL / kg / jam dapat digunakan dengan
peningkatan lebih lanjut setiap 3 jam sampai tingkat sasaran yang dihitung untuk pasien tercapai.
Hematokrit pasien harus di bawah 40% dalam 6 jam awal dan output urin harus dipertahankan
sekitar 1 mL / kg / jam
Pada pasien hamil dengan luka bakar, formula Parkland dan tanda-tanda klinis seperti tanda-tanda
vital, urin ouput, dan denyut jantung janin harus dipertimbangkan untuk mencegah resusitasi yang
kurang karena volume intravaskular meningkat selama kehamilan.
Kehamilan
Suplementasi oksigen harus disediakan untuk mencegah hipoksia ibu dan janin. Penggantian volume
yang adekuat juga diperlukan untuk aliran darah uteroplasenta yang adekuat.
Tidak terdapatnya takikardi dan hipotensi tidak boleh dianggap sebagai tidak adanya perdarahan
yang signifikan, karena tanda-tanda tersebut biasanya terjadi pada wanita hamil setelah perdarahan
sebanyak 1500-2000 Ml
Denyut jantung janin sensitif terhadap hipovolemia ibu dan harus dipantau.
Penyakit ginjal kronis
Dibandingkan dengan buffer kristaloid, saline isotonik dapat mengurangi perfusi ginjal dan
meningkatkan risiko AKI . Elektrolit yang seimbang menyebabkan hiperkloremia lebih sedikit dan
lebih dianjurkan.
Normal Saline (NS) dapat menyebabkan cedera ginjal dan meningkatkan asidosis. Karena risiko
cedera ginjal, cairan klorida bebas harus dibatasi dan koloid harus digunakan secara hati-hati.
Penyakit hati alkoholik
Pasien sirosis memiliki peningkatan curah jantung, penurunan resistensi pembuluh darah sistemik,
dan tekanan darah yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kelebihan cairan ekstraseluler total selama
terdapat hipovolemi sirkulasi sentral yang efektif.
Pada pasien trauma dengan sirosis, pemberian cairan mungkin diperlukan. Namun, pengisian cairan
dapat memperburuk fungsi organ dan berkontribusi terhadap terjadinya asites.
Kateter arteri pulmonalis atau ekokardiografi harus digunakan untuk memantau kelebihan cairan.
Pada pasien dengan deplesi volume, kristaloid adalah cairan pilihan utama yang diberikan, yaitu
sekitar (10-20 mL / kg).
Pada pasien dengan kehilangan darah yang masif, permissive hypotension dapat mencegah
progresifitas menjadi koagulopati dilusional akibat trauma.
Pada syok hemoragik parah dan tidak terkontrol, resusitasi terkontrol dengan MAP 40 mmHg lebih
dianjurkan
Pedoman internasional merekomendasikan SBP 80-90 mmHg pada trauma tanpa cedera otak dan
MAP ≥ 80 mmHg pada cedera otak traumatik (TBI) sampai perdarahan mayor terkontrol.
Gelatin generasi terbaru seperti polygeline dapat mempertahankan sirkulasi sampai darah tersedia.
Peningkatan tekanan darah, MAP, denyut nadi, laju pernapasan, dan pH darah dicatat dalam waktu 1
jam pemberian pada pasien trauma hipovolemik memberikan manfaat yang berkelanjutan bahkan
setelah 24 jam.
Kesimpulan
▹ Strategi resusitasi cairan telah berkembang seiring berjalanya waktu.
Trauma yang berbeda membutuhkan cairan dan strategi resusitasi
yang berbeda pula.
▹ Perawatan trauma pra-rumah sakit dapat mengurangi angka
kematian di daerah pedesaan atau terpencil.
▹ Menunda resusitasi cairan lebih dianjurkan jika waktu transportasi
25
ke perawatan definitif lebih pendek sedangkan resusitasi yang
berbasis tujuan dengan menggunakan kristaloid volume rendah lebih
dianjurkan jika waktu transportasi lebih lama.
▹ Menyesuaikan dengan pedoman praktik klinis berbasis bukti
(evidence based practice guideline) dan modifikasi lokal
berdasarkan populasi pasien, ketersediaan sumber daya, serta
keahlian penanganan, mungkin dapat meningkatkan outcome atau
hasil terapi dari pasien.
Thank You