Anda di halaman 1dari 53

FARMAKOLOGI

OLEH :

ASKUR, S.Farm., M.Si., Apt


DASAR UMUM FARMAKOLOGI

Perkembangan Sejarah Obat


Definisi – Definisi
Farmakope dan Nama Obat
Penggolongan Obat
Macam Sediaan Umum
Cara – Cara Pemberian Obat
I. Sejarah Obat
Zaman Purba
daun/akar tanaman→dicoba (empiris) →pengalaman →turun-
temurun (tradisional).

Racun untuk obat


 strichnin & kurare (racun panah suku indian & afrika)
→relaksan otot.
 Nitrogen mustard (gas racun PD I) →sitostatika/anti kanker.

Obat nabati
 Yg digunakan : rebusan/ekstrak →khasiat berbeda (asal
tanaman, waktu panen, cara pembuatannya →kurang
memuaskan.
Isolasi zat aktif dalam tanaman
mis : morfin dari Papaver somniferum.
digoksin dari Digitalis lanata.
vinkristin & vinblastin dari Vinea rosea.

Obat kimia sintetis (awal abad XX)


1. aspirin
2. sulfanilamid (1935)
3. penisillin (1940)
setelah tahun 1945 ilmu kimia, fisika, & farmasi/kedokteran
berkembang pesat→±500 obat baru/th →perubahan di bidang
farmakoterapi.
Obat pertama kali yang digunakan berasal dari tanaman /
jamu. Dianggap kurang memuaskan, mulai melakukan
isolasi zat aktif

Menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat :


Efedrin : Ephedra vulgaris
Atropin : Atropa belladona
Morfin : Papaver somniferum
Digoksin : Digitalis lanata
Reserpin : Rauwolfia serpentina
Vinblastin dan vinkristin : Vinca rosea
DEFINISI
FARMAKOLOGI Berasal dari kata (Yunani)
pharmakon : obat dan Logia : studi/ilmu pengetahuan
Farmakologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis
 ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG OBAT DENGAN
SELURUH ASPEKNYA BAIK SIFAT FISIKA KIMIA,
AKTIFITAS FISIOLOGI, RESORBSI DAN NASIBNYA
DALAM ORGANISME.
CABANG ILMU FARMAKOLOGI
FARMAKOGNOSI ADALAH CABANG ILMU FARMAKOLOGI YANG MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT
TUMBUHAN DAN BAHAN LAIN YANG MERUPAKAN SUMBER OBAT.

FARMASI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI CARA MEMBUAT, MEMFORMULASIKAN,


MENYIMPAN, DAN MENYEDIAKAN OBAT.
FARMAKOLOGI KLINIK ADALAH CABANG ILMU FARMAKOLOGI YANG MEMPELAJARI EFEK
OBAT PADA MANUSIA.

FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI PENGARUH OBAT


PADA MANUSIA, KEMUDIAN OBATNYA DICOBAKAN DULU PADA HEWAN DAN DIPELAJARI
EFEKNYA.

FARMAKOKINETIK ADALAH ASPEK FARMAKOLOGI YANG MENCANGKUP NASIB OBAT


DALAM TUBUH YAITU ADME

FARMAKODINAMIK ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI EFEK OBAT TERHADAP FISIOLOGI


DAN BIOKIMIA BERBAGAI ORGAN TUBUH SERTA MEKANISME KERJANYA

FARMAKOTERAPI ADALAH ILMU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN OBAT


DALAM PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT.

TOKSIKOLOGI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI KERACUNAN ZAT KIMIA, TERMAKSUD


OBAT, ZAT YANG DIGUNAKAN DALAM RUMAH TANGGA, INDUSTRI MAUPUN LINGKUNGAN
SKEMA OBAT DALAM BENTUK
TABLET FARMAC AVAILIBILITY
TABLET PECAH RESORBSI B
 TABLET GRANUL PECAH METABOLISME I
ZAT AKTIF TERLEPAS DISTRIBUSI O
DAN LARUT A
EKSKRESI
FASE BIOFARMASI FASE FARMAKOKINETIK V
A
I
L
INTERAKSI DENGAN I
FASE FARMAKODINAMIKA B
RESEPTOR DI TEMPAT
I
KERJA L
I
T
EFEK
SKEMA FASE MELARUT DARI TABLET

TABLET GRANUL ZAT AKTIF ZAT AKTIF


TERLEPAS TERLEPAS MELARUT
BIOFARMASI
 MENELITI PENGARUH FORMULASI OBAT TERHADAP
EFEK TERAPEUTIKNYA.
 BENTUK FISIK SEDIAAN
 KEADAAN KIMIAWI ( ESTER, GARAM, KOMPLEK DLL )
 ZAT PEMBANTU ( ZAT PENGISI, ZAT PENGIKAT, ZAT PELICIN
DLL )
 PROSES PEMBUATAN
FARMAKOKINETIKA
 MENELITI PERJALANAN OBAT, MULAI DARI
SAAT PEMBERIAN, ABSORBSI DIUSUS,
TRANSPOR DALAM DARAH, SERTA DISTRIBUSI
KE TEMPAT KERJANYA
FARMAKODINAMIKA

 MEMPELAJARI KEGIATAN OBAT TERHADAP


ORGANISME HIDUP, TERUTAMA CARA DAN
MEKANISME KERJANYA, REAKSI FISIOLOGI, SERTA
EFEK TERAPEUTIK YANG DITIMBULKANNYA.
 MENCAKUP SEMUA EFEK YANG DILAKUKAN OLEH
OBAT TERHADAP TUBUH
TOKSIKOLOGI
 PENGETAHUAN EFEK RACUN DARI OBAT
TERHADAP TUBUH.
 PADA HAKEKATNYA, OBAT =RACUN BILA TIDAK
TEPAT DALAM DOSIS PEMBERIANNYA.
FARMAKOTERAPI
 MEMPELAJARI PENGGUNAAN OBAT UNTUK
MENGOBATI PENYAKIT ATAU GEJALANYA.
OBAT
 A. OBAT ADALAH SUATU BAHAN ATAU PADUAN
BAHAN –BAHAN YANG DIMAKSUDKAN UNTUK
DIGUNAKAN DALAM MENETAPKAN DIAGNOSA,
MENCEGAH, MENYEMBUHKAN PENYAKIT ATAU
GEJALA PENYAKIT, LUKA ATAU KELAINAN
BADANIAH DAN ROHANIAH PADA MANUSIA ATAU
HEWAN, ATAU MEMPERELOK BAGIAN BADAN
MANUSIA.
 B. OBAT JADI : OBAT DALAM KEADAAN MURNI
ATAU CAMPURAN DALAM BENTUK SERBUK,
CAIRAN, SALEP, PIL SUPPOSITORIA ATAU BENTUK
YANG MEMPUNYAI NAMA TEKHNIS SESUAI
DENGAN FARMAKOPE INDONESIA ATAU BUKU2
LAIN YANG DITETAPKAN PEMERINTAH.
Farmakope
 Farmakope adalah buku resmi yang
ditetapkan hukum dan memuat
standarisasi Obat-obat penting,
persyaratannya akan identitas, kadar
kemurnian serta metode analisa dan
resep sediaan farmasi

 ForNas adalah Buku yang memuat


komposisi dari beberapa ratus
sediaan farmasi
Farmakope :
 Jilid I (th.1962)
 Jilid II (th.1965)
 Mengandung bahan2 galenika & resep

 Edisi II (12-11-1972) revisi jilid I & 2

 Edisi III (th.1979)

 Edisi IV (th.1996)

 Ekstra Farmakope (1-8-1974)


 Buku Persyaratan Mutu Obat Resmi
OBAT GENERIK DAN PATEN
 Obat Paten / Spesialite adalah Obat milik suatu
perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum
 Ex. Amoxan, Sanmol

 Obat Generik adalah Obat dengan nama dagang yang


sama dengan nama zat aktifnya
 Ex. Amoxicillin
PENGGOLONGAN OBAT
Obat farmakodinamis
 Bekerja terhadap host dengan jalan mempercepat atau memperlambat
proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon,
diuretika, hipnotika, obat otonom

Obat kemoterapeutis
 Dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh host. Hendaknya
obat ini memiliki kegiatan farmakodinamis yang sekecil-kecilnya
terhadap host, contoh : antibiotik, antijamur, obat-obat neoplasma
(onkolitik, sitostatik)

Obat diagnostik
 merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan
penyakit), misalnya BaSO4 digunakan untuk diagnosis penyakit saluran
pencernaan, Na propanoat dan asam iod organik untuk sal empedu
MENURUT PERMENKES RI
NO. 949/MENKES/PER/VI/2000

1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4.

5.
Obat wajib apotek
Obat narkotika
K
6. Obat psikotropika
Menurut Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Obat yang dapat Minyak kayu putih,
dijual bebas kepada OBH, OBP,
Obat Bebas umum tanpa resep Paracetamol, Vit. C,
dokter B Komplex, dll.

Obat bebas yang Antihistamin,


Obat Bebas pada penjualannya klorokuin, kalii
Terbatas (W : disertai tanda kloras, suppositoria,
waarschuwing) peringatan. dll.

Obat berbahaya jika Adrenalin,


Obat Keras
(G : Gevaarlijk)
pemakaiannya tidak
berdasarkan resep
dokter.
antibiotika,
antihistamin, dll.
K
Obat keras yang Linestrenol, antasid,

K
dapat diserahkan salbutamol,
OWA oleh apoteker tanpa basitrasin krim,
resep dokter. ranitidin, dll.
Zat atau obat yang berasal dari Tanm. Papaver
tanaman atau bukan, sintetis atau somniferum,
semisintetis yang dapat kokain, ganja,
Narkotika menyebabkan penurunan atau heroin, morfin,
perubahan kesadaran, hilangnya opium, kodein, dll.
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri.
Zat atau obat baik alamiah Lisergida,
maupun sintetis bukan narkotika psilosibina,
yang berkhasiat psikoaktif melalui amfetamin,
Psikotropika pengaruh selektif pada SSP yang diazepam,
menyebabkan perubahan khas fenobarbital,
pada aktifitas mental dan perilaku. klordiazepoksida,
dll.
ATURAN PAKAI
&
RUTE PEMAKAIAN OBAT
RUTE PEMBERIAN OBAT
DENGAN EFEK SISTEMIK :
1. Oral : Pemberian obat melalui GIT
Metode pemakaian yang banyak
digunakan.

2. Buccal : Pemberian melalui bagian dalam


pipi. Digunakan jika pemakaian obat secara per
oral mengalami masalah. Aliran darah melalui
mucosa buccal cukup tinggi & obat diabsorpsi ke
dalam Sirkulasi sistemik lebih cepat.
3. Rectal : Pemberian obat melalui
rectum yang diabsorpsi melalui sirkulasi
sistemik, digunakan untuk obat-obat yang
mengiritasi lambung atau
pasien yang mual/muntah
4. Inhalasi : Aliran darah yang tinggi melalui paru-paru dan
permukaan membran alveoli menyebabkan terjadinya absorpsi
yang cepat.

5. Transdermal : Obat yang digunakan melalui permukaan


kulit dan diabsorpsi secara perlahan ke dalam sirkulasi
sistemik.

6. Parenteral : Obat yang digunakan secara langsung ke dalam


sirkulasi dan digunakan melalui intravena.
RUTE PEMBERIAN OBAT DENGAN
EFEK LOKAL :
1. Oral : Bentuk sediaan sebagai adsorben,
antimikroba dan antacid yang dirancang memberikan
efek lokal dalam GI tract

2. Topical : Pemakaian bentuk sediaan pada permukaan


kulit dan memberikan efek lokal pada tempat
pemakaian
TIPE BENTUK SEDIAAN :
1. Aerosol : Bentuk sediaan spray yang digunakan dengan
cara disemprotkan atau dihirup, umumnya
digunakan untuk pengobatan sesak / asma.

2. Cachets : Kemasan kecil yang ditujukan untuk 1 kali


pemakaian, umumnya berisi serbuk dengan bobot 2 g.
3. Kapsul : Bahan kapsul terbuat dari gelatin, ditujukan
untuk pemakaian oral. Terdapat 2 tipe
kapsul : - Hard gelatin capsul
- Soft gelatin capsul

4. Collodions : Bentuk cairan yang ditujukan untuk


pemakaian pada kulit. Setelah digunakan pelarutnya
menguap dan segera membentuk lapisan pelindung.
Collodion juga ditujukan untuk memperpanjang kontak antara
kulit dan obat
5. Cream : Bentuk sediaan setengah padat berupa
emulsi ditujukan untuk pemakaian eksternal.
Terdapat 2 tipe m/a dan a/m

6. Dusting Powder : Serbuk halus untuk pemakaian


eksternal tetapi tidak digunakan untuk luka terbuka
kecuali serbuk yang telah disterilkan.

7. Ear Drops : Bentuk sediaan larutan, emulsi atau suspensi


yang digunakan melalui telinga dengan cara tetesan.
8. Elixir : sediaan cair yang mengandung pelarut
campuran alkohol gliserin.

9. Emulsi : Sediaan cair yang terdiri dari 2 cairan yang


tidak saling bercampur dan distabilkan dengan
penambahan emulgator, air – minyak.

10. Enema : Larutan, suspensi atau emulsi yang


digunakan secara rectal.
11. Eye Drops : Sediaan steril larutan atau suspensi yang
mengandung 1 atau lebih bahan obat, digunakan pada
mata. Pengemasan dapat berupa single dose atau
pemakaian berulang.

12. Eye Lotions : Cairan untuk mata yang merupakan


cairan steril, biasanya diencerkan sebelum
digunakan. Larutan steril yang sudah digunakan hanya
bertahan 24 jam
13. Eye Ointment : Sediaan semisolid steril yang
digunakan pada mata. Mengandung satu atau lebih
bahan obat yang dilarutkan atau didispersikan dalam
pembawa non iritan.

14. Gargles : Cairan yang digunakan untuk melindungi atau


mengobati infeksi tenggorokan. Biasanya dibuat dalam
konsentrasi tinggi dan diencerkan sebelum digunakan.
15. Gel : Sediaan semisolid transparan yang digunakan untuk
pemakaian luar.

16. Granules : Granul untuk pemakaian oral dengan


ukuran diameter antara 0.5 – 2 mm. Ada beberapa yang
dilarutkan ke dalam air sebelum digunakan.
17. Inhalation : sediaan cair yang mengandung bahan
mudah menguap, digunakan untuk melonggarkan
saluran nafas dan pembengkakan GI tract
18. Inplants : Silinder steril yang dimasukkan ke dalam
jaringan tubuh, diharapkan dapat melepaskan obat pada
periode waktu tertentu
19. Liniments : Cairan kental yang digunakan pada kulit,
seringkali mengandung minyak atau bentuk emulsi.
Kebanyakan digunakan sebagai analgesik. Linimentum
tidak digunakan untuk kulit yang luka
20. Lotion : Sediaan cair untuk pemakaian eksternal.
Bekerja dengan cara melapisi kulit dan mengurangi
penguapan
21. Lozenges : Sediaan padat yang mengandung gula
sebagai pembawa bahan obat. Umunya untuk
pengobatan saluran cerna atau untuk batuk.

22. Mixture : Sediaan cair untuk pemakaian oral yang


mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut
atau tersuspensi dalam pembawa. Tidak
diformulasi untuk penyimpanan lama.

23. Mouthwashes : Seperti gargles tetapi digunakan untuk


kesehatan mulut dan mencegah infeksi mulut
24. Nasal drops and sprays : Cairan obat yang disemprotkan
ke hidung.

25. Ointment : Sediaan setengah padat, berlemak, basis


tidak campur air, tidak tercuci air

26. Oral Emulsions : Sediaan cair oral yang terbentuk dari


dispersi halus cairan minyak dalam air sebagai fase
kontinyu.

27. Powder untuk Injeksi : Sediaan padat steril yang


dilarutkan atau disuspensikan sebelum diinjeksikan
dengan penambahan cairan steril
28. Infus Intravena : Larutan atau emulsi steril yang
bebas pirogen, isotonis dengan darah

29. Pasta : Sediaan semisolid yang ditujukan untuk


pemakaian eksternal, mengandung bahan padat dalam
jumlah besar.

30. Pastiles : Sediaan padat yang mengandung obat.


dirancang untuk larut secara perlahan di mulut. Lebih
lunak dibanding lozenges
31. Pessaries : Sediaan padat yang dirancang untuk
pemakaian melalui vagina dengan cara meleleh atau
melarut. Efek yang ditimbulkan lokal atau sistemik
dengan cara diabsorpsi oleh cairan mucosa vagina.

Terdapat 3 bentuk pessaries :


- Moulded Pessaries : bentuk seperti suppositoria
- Compressed pessaries atau vaginal tablet : dibuat berbagai
bentuk yang menyerupai tablet oral
- Vaginal capsul : menyerupai soft gelatin oral capsul,
hanya berbeda pada ukuran dan bentuk.
32. Pil : Sediaan oral padat berbentuk bulat, mengandung satu atau
lebih bahan obat yang terdispersi dalam pembawa. Pil saat ini
jarang digunakan.

33. Serbuk Oral :Terdapat 2 macam serbuk untuk pemakaian internal,


yaitu :
- Bulk Powder : biasanya mengandung obat, pasien
mengukur dosisnyandengan sendok 5 ml. Serbuk
tersebut umumnya didispersikan dalam air berupa serbuk
efferfecent.
- Divided Powder : serbuk yang dikemas sendiri-sendiri
untuk 1x pemakaian
34. Solutions : Sediaan cair yang mengandung 1 atau lebih
bahan yang terlarut. Digunakan untuk berbagai
keperluan baik internal maupun eksternal.
35. Suppositoria : Sediaan padat yang dirancang untuk
pemakaian melalui rectum, meleleh atau melarut
dalam rectum dan memberikan efek lokal atau sistemik.
36. Syrup : Larutan yang mengandung gula kadar tinggi,
umumnya sukrose.
37. Tablet : Sediaan padat yang merupakan kompressi dari
bahan obat dengan berbagai pembawa. Setiap tablet
mengandung single dose obat
ATURAN PAKAI OBAT
 Aturan pakai obat dinyatakan dalam :
- tablet
- kapsul
- butir
- sendok teh
- sendok makan, dsb
 Cara pemakaiannya dinyatakan dengan:
- sehari tiga kali satu tablet
- setiap pagi dan malam satu kapsul
- bila perlu satu bungkus
- diminum satu jam sebelum makan
- diminum satu jam sebelum tidur malam
- dsb
 Aturan pemakaian sering ditetapkan waktu pemakaiannya :
- Sebelum makan :
1. Ditujukan untuk obat-obat yang terganggu serapannya
dengan adanya makanan dalam lambung
2. Obat-obat untuk mengurangi motilitas usus.
Contoh : anti emetic
3. Ditujukan untuk menetralkan asam lambung.
Contoh : Antacida
4. Menjaga kadar gula dalam tubuh
Contoh : anti diabetik
- Saat makan (bersama makanan) :
1. Obat-obat yang tidak terganggu absorpsinya dengan adanya
makanan. Contoh : hormon
2. Obat-obat yg mengandung enzim saluran cerna untuk
memperbaiki sistim pencernaan dalam tubuh. Contoh : enzim
saluran cerna

- Sesudah makan :
1. Obat-obat yang mengiritasi lambung
Contoh : analgesik.
BEBERAPA OBAT TERDAPAT PERINGATAN PADA
LABELNYA, JIKA TIDAK MAKA DOKTER, APOTEKER,
ATAU AA HARUS MENJELASKAN PERINGATAN
TERSEBUT KEPADA PEMAKAI OBAT, MISALNYA :
 Obat dapat menyebabkan ngantuk, jangan mengendarai
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin setelah
minum obat ini.
 Jangan dipecah, ditumbuk, atau dikunyah

 Simpan ditempat dingin, jangan terkena sinar matahari


 Jangan minum obat ini bersama susu, antasida atau obat –
obat yang mengandung zat besi
 Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat jika telah
lewat tanggal yang telah ditentukan (Kadaluarsa)
 Diminum jika perlu

 Kocok dahulu sebelum diminum

 Tidak boleh diulang tanpa resep dokter


SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai