Anda di halaman 1dari 34

MALARIA PADA ANAK

(4A)
Oleh
Sumanjaya Pratama
21904101069

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
DEFINISI

 Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
 Dikenal 5 (lima) macam spesies, yaitu: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi. Parasit yang
terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia.
EPIDEMIOLOGI

 Global
 Terjadi di daerah tropis dan subtropis.
 2015  212 juta kasus dan sebanyak 429.000 jiwa meninggal.
 Terdapat sekitar 91 negara yang masih endemis malaria di dunia pada awal tahun 2016.
 Wilayah dengan kasus malaria tertinggi di sebagian Afrika, Amerika, Timur Tengah, dan
Asia (WHO, 2016).
 Indonesia
 2015  angka kejadian malaria (annual parasite incidence) adalah 0,85 per 1000 populasi
berisiko, dengan total 209.413 kasus positif malaria.
ETIOLOGI
Plasmodium Pola Demam
Falsiparum (malaria tropika) Demam intermiten dan dapat Paling sering menjadi malaria
kontinyu berat dan menyebabkan
kematian
Vivaks (malaria tertiana) Demam berulang dengan Tidak ditemukan kasus berat
interval bebas demam 2 hari
Ovale (malaria ovale) Pola demam seperti vivaks Manifestasi klinis bersifat
ringan
Malariae (malaria kuartana) Demam berulang dengan
interval bebas demam 3 hari
Knowlesi Gejala demam menyerupai
falsiparum
MASA INKUBASI PLASMODIUM

Plasmodium Masa Inkubasi (Rata-rata)


P. falciparum 9 – 14 hari (12)
P. vivax 12 – 17 hari (15)
P. ovale 16 – 18 hari (17)
P. malariae 18 – 40 hari (28)
P. knowlesi 10 – 12 hari (11)
HOSPES DAN TRANSMISI MALARIA

Hospes Transmisi

 Hospes perantara  Alamiah (natural infection)


 Manusia  Vektor (melalui gigitan nyamuk
 Vertebrata lainnya Anopheles)
 Hospes definitif  Bukan Alamiah

 Nyamuk Anopheles  Transfusi darah, suntikan, dan


kongenital
SIKLUS HIDUP
PLASMODIUM
 Seksual
eksogen/ekstrinsik
(sporogoni) dalam
tubuh nyamuk
Anopheles betina.
 Aseksual/intrinsik
(skizogoni/merogo
ni & gametogoni)
dalam tubuh
manusia.
DIAGNOSIS

 Anamnesis
 Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan
nyeri otot atau pegal-pegal.
 Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
 Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
 Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.
 Riwayat mendapat transfusi darah.
TRIAS MALARIA
Demam (2-12 jam), menggigil (15-60 menit),
berkeringat, anemia, dan splenomegali

Periode bebas demam:


 Plasmodium falsiparum  12-24 jam
 Plasmodium vivax dan ovale  48 jam
 Plasmodium malariae  72 jam
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan Fisik
 Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C.
 Telapak tangan dan konjungtiva anemis.
 Sklera ikterik.
 Pembesaran limpa (splenomegali)
 Pembesaran hati (hepatomegali)
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan mikroskopis: hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit Plasmodium
(falciparum, vivax, ovae, malariae, knowlesi).
 Pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT). 
 Darah lengkap: anemia.
DIAGNOSIS

 Hapusan darah tebal


 Identifikasi plasmodium.
 Menghitung derajat parasitemia.
 Hapusan darah tipis
 Identifikasi plasmodium dan
menentukan spesies.

Hapusan darah tebal Hapusan darah tipis


DIAGNOSIS MALARIA BERAT
 Malaria berat adalah: ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan
minimal satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO, 2015):

 Perubahan kesadaran (GCS<111, Blantyre  Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan


<3) kepadatan parasit >100.000)
 Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)  Hemoglobinuria
 Kejang berulang-lebih dari dua episode  Perdarahan spontan abnormal
dalam 24 jam  Edema paru (radiologi, saturasi
 Distres pernafasan Oksigen <92%)
 Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler >
3 detik, tekanan sistolik <80 mm Hg (pada
anak: <70 mmHg)
DIAGNOSIS MALARIA BERAT

 Gambaran laboratorium:
 Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
 Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
 Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis sedang-rendah),
pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
 Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di daerah endemis
rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah endemis tinggi)
 Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
 Hemoglobinuria
 Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
 Malaria falsiparum dan malaria vivaks
 Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin (0,25 mg/KgBB)
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI

 Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh)


 Regimen ACT + Primakuin (0,5 mg/kgBB/hari).
 Pengobatan malaria ovale
 Pengobatan malaria ovale sama dengan malaria vivax.
 Pengobatan malaria malariae
 Cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari.
 Pengobatan infeksi campur P. Falciparum + P. vivax/P.ovale
 ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
PENGOBATAN MALARIA BERAT

 Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik non Perawatan


 Fasilitas tidak lengkap  Rujuk
 Berikan artesunat IM (dosis 2,4mg/kgBB) sebelum dirujuk
 Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik Perawatan atau Rumah Sakit
 Lini 1  Artesunat iv (dosis 2,4mg/kgBB) sebanyak 3x jam ke 0, 12, dan 24. Selanjutnya diberikan
setiap 24 jam/hari sampai dapat minum obat.
 Lini 2  Drip kina HCl 25% 10mg/kgBB selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai dapat minum
obat.
 Pengobatan malaria berat pada ibu hamil
 Artesunat injeksi atau kina drip
PEMANTAUAN PENGOBATAN

 Rawat Jalan
 Evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, 21 dan 28 dengan pemeriksaan
klinis dan sediaan darah secara mikroskopis.
 Rawat Inap
 Pada penderita rawat inap evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga klinis membaik dan hasil mikroskopis negatif.
 Evaluasi pengobatan dilanjutkan pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 dengan pemeriksaan klinis
dan sediaan darah secara mikroskopis.
PENCEGAHAN

 Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria.


 Mencegah gigitan nyamuk (menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa
nyamuk, dll).
 Pengendalian vektor.
 Kemoprofilaksis (dosisiklin dosis 100mg/hari, berikan 1-2 hari
sebelum berpergian dan 4
minggu setelah kembali). Catatan: TIDAK BOLEH DIBERIKAN PADA IBU HAMIL DAN ANAK
< 8 TAHUN DAN TIDAK BOLEH DIBERIKAN > 6 BULAN.
PENCEGAHAN
REFERENSI

 Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes. 2017. Buku Saku


Penatalaksanaan Kasus Malaria.
 IDAI. 2008. Buku Ajar dan Infeksi Pediatri Tropis. Edisi Kedua.
 CDC. Malaria: Life Cycle. 2009. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/malaria.htm, diaksus
pada tanggal 5 Juni 2020.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai