Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA

KONSEPTUAL
Mochammad Melfin Z.A
180810301187
Floradya Shafuti
180810301188

OUR TEAM
Definisi
Kerangka Konseptual
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu
konstitusi, suatu system yang koheren dari hubungan antara
tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar
yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Manfaat
Kerangka Konseptual

• memungkingkan FASB menerbitkan standar-standar yang lebih


berguna dan konsisten dari waktu ke waktu. Kerangka kerja
konseptual ini akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan
menaikan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
• Masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat
jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada
Sejarah Perkembangan Kerangka Konseptual
Tujuan
Pelaporan Keuangan

• Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan


kreditur yang ada, potensial dan pemakai lainnya dalam pembuatan
keputusan investasi, pemberian kreditur, dan keputusan lainnya.
• Pelaporan keuangan memberikan informasi yang dapat membantu investor
dan kreditur yang ada dan potensial serta pemakai lainnya untuk
mengestimasi waktu, jumlah, dan ketidakpastian dari penerimaan kas dimasa
yang akan datang yang berasal dari dividen, bunga, penjualan, pelunasan,
dan jatuh tempo surat berharga.
• Pelaporan keuangan memberikan informasi yang dapat menunjukkan
sumber ekonomi dari perusahaan, klaim atas sumber ekonomi, dan pengaruh
dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang memengaruhi sumber dan klaim
darisumber tersebut.
Cara Mengidentifikasi Karakteristik
Kualitatif dan Informasi Akuntansi

• Karakteristik kualitatif adalah ciri yang khas sehingga para pengguna laporan
keuangan mendapatkan manfaat dari informasi yang terkandung dalam
sebuah laporan keuangan
• Berikut merupakan karakteristik kualitatif :
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat diperbandingkan
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
1. Aktiva adalah manfaat ekonomi yang dinyatakan untuk sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan, yang meliputi barang dan hak-hak yang memberikan manfaat di masa
yang akan datang dan didapat dari transaksi-transaksi atau
peristiwa yang terjadi dimasa lalu.
2. Hutang atau kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomis yang mungkin di masa
yang akan datang yang timbul dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa pada entitas yang lain di masa
mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa lampau.
3. Modal adalah jumlah uang yang dinyatakan untuk sisa hak atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi seluruh kewajibannya. Modal merupakan hak atas aktiva perusahaan
yang melekat pada pemiliknya.
4. Pendapatan adalah jumlah kotor dari kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (atau
kombinasi keduanya). Pendapatan timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa,
penyerahan jasa dan aktivitas lainnya yang mengakibatkan diperolehnya pendapatan atau
laba bagi perusahaan.
5. Biaya adalah jumlah kotor dari penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Biaya ini
timbul dari kegiatan-kegiatan pembuatan atau pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan dalam periode.
Asumsi-asumsi dasar dalam
pelaporan keuangan
Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan di antaranya sebagai berikut:
1. Asas Accrual Basic (Dasar Akrual)
Berdasarkan asas ini, perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali arus kas. Menurut dasar ini, aktiva, kewajiban,
ekuiti (modal), penghasilan, dan beban diakui pada saat kejadian.
2. Asas Cash Basic (Dasar Tunai)
Dasar tunai mempunyai maksud bahwa pendapatan dan biaya diakui pada saat penerimaan atau pengeluaran uang kas.
3. Asas Kesatuan Usaha ( Konsep Entitas)
Konsep entitas atau kesatuan usaha mempunyai pengertian bahwa laporan keuangan digunakan baik, oleh suatu organisasi atau bagian dari
organisasi yang berdiri sendiri maupun terpisah dari organisasi lain atau individu lain.
4. Asas Going Concern (Kelangsungan Usaha)
Konsep kesinambungan mempunyai maksud bahwa laporan keuangan dibuat oleh suatu unit ekonomi yang diasumsikan akan terus-menerus
melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan.
5. Asas Pembandingan Pengeluaran Beban dengan Penghasilan (Matching Concept)
Dalam laporan keuangan, pengeluaran beban yang diakui dalam laporan laba rugi berlandaskan atas dasar hubungan langsung antara biaya yang
timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh.
6. Asas Harga Perolehan (Cost)
Asas ini menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli
mengetahui bahwa harga mungkin masih bisa ditawar, tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat berdasarkan harga yang disepakati dalam
transaksi tersebut.
Prinsip-prinsip dasar dalam pelaporan keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang


dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan
kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan
keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan
dalam akuntansi dan pelaporan keuangan:

(a) Basis akuntansi;


(b) Prinsip nilai historis;
(c) Prinsip realisasi;
(d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
(e) Prinsip periodisitas;
(f) Prinsip konsistensi;
(g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
(h) Prinsip penyajian wajar.
Pengakuan dan pengukuran
dalam pelaporan keuangan
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
a. Pengakuan Aset
Aset dinyatakan dalam neraca bila besar bisa jadi bahwa guna ekonominya di masa depan didapatkan perusahaan dan
aset tersebut memiliki nilai atau ongkos yang bisa diukur dengan andal.
b. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban dinyatakan dalam neraca bila besar bisa jadi bahwa pengeluaran sumber daya yang berisi guna ekonomi akan
dilaksanakan untuk menyelesaikan keharusan kini dan jumlah yang mesti ditamatkan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan penghasilan
Penghasilan dinyatakan dalam laporan laba rugi bila kenaikan guna ekonomi di masa mendatang yang sehubungan
dengan penambahan aset atau penurunan keharusan telah terjadi dan bisa diukur dengan andal.
d. Pengakuan Beban
Beban dinyatakan dalam laporan laba rugi bila penurunan guna ekonomi di masa mendatang yang sehubungan dengan
penurunan aset atau peningkatan keharusan telah terjadi dan bisa diukur dengan andal. Beban dinyatakan dalam laporan
laba rugi atas dasar hubungan langsung antara ongkos yang timbul dan pos pendapatan yang diperoleh. Proses yang
seringkali disebut pengaitan ongkos dengan penghasilan ini melibatkan pernyataan penghasilan dan beban secara
campuran atau bersamaan yang didapatkan secara langsung atau bareng sama dari transaksi atau peristiwa beda yang
sama.
2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Berikut ialah berbagai dasar pengukuran laporan finansial (IAI, 2004, hal. 24)
a. Biaya Historis
Aset disalin sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang ditunaikan atau sebesar nilai
lumrah dari imbalan yang diserahkan untuk mendapat aset itu pada ketika perolehan.
b. Biaya Kini (Current Cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau setara
aset didapatkan sekarang. Kewajiban ditetapkan dalam jumlah kas atau setara kas yang
tidak didiskontokan (undiscounted) yang barangkali akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
keharusan sekarang.
c. Nilai Realisasi / solusi (realizable/settlement value)
Aset ditetapkan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat didapatkan sekarang dengan
memasarkan aset dalam pelepasan normal. Kewajiban ditetapkan sebesar nilai solusi yaitu
jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diinginkan akan dibayarkan
guna memenuhi keharusan dalam pengamalan usaha normal.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Aset ditetapkan sebesar arus kas masuk bersih di masa mendatang yang didiskontokan ke
nilai kini dari pos yang diinginkan dapat menyerahkan hasil dalam pengamalan usaha
normal. Kewajiban ditetapkan sebesar arus kas terbit bersih masa mendatang yang
didiskontokan ke nilai kini yang diinginkan akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
keharusan dalam pengamalan usaha normal.
Dampak atau kendala dalam
pelaporan informasi keuangan
Ada tiga hal yang menyebabkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan yang dapat terjadi dalam
pelaporan laporan keuangan:

1. Materialitas
Materialitas merupakan ambang batas salah saji informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Laporan
keuangan pemerintah termasuk laporan keuangan dari idealnya memuat segala informasi, namun laporan keuangan
tersebut hanya diwajibkan untuk memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas.

2. Pertimbangan biaya dan manfaat


Manfaat yang dihasilkan dari informasi seharusnya melebihi dari biaya penyusunananya. Oleh karena itu, laporan
keuangan tidak seharusnya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun,
evaluasi dari biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

3. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif


Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara
berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh pelaporan keuangan pemerintah.
THANK YOU

Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai