Anda di halaman 1dari 16

Ruang Lingkup Analisis Volumetri

Analisis titrimetri (volumetri)


adalah suatu teknik analisis kuantitatif berdasarkan
pengukuran volume

titran
Jika :

aA + tT → Produk
A = analit
T = titran (Pereaksi)
Sejumlah titran (T) yang diketahui konsentrasinya
bereaksi secara stokiometri dengan sejumlah analit
analit
yang belum diketahui konsentrasinya sehingga
konsentrasi analit dapat diketahui setelah terjadi Proses volumetri
perubahan warna. (Titrasi)
Reaksi Titrasi
 Suatu reaksi disebut reaksi titrasi jika sebagai
berikut.
a. Bereaksi sempurna dan reversible
b. Berlangsung cepat
c. Terdapat indikator (petunjuk akhir titrasi ) yang
timbul dari reaksi itu sendiri atau indikator
tambahan yang berasal dari luar
d. Larutan baku mudah didapat, mudah digunakan
dan stabil
Klasifikasi Titrasi
 Titrasi berdasarkan cara kerjanya, dibedakan
menjadi 3, yaitu sebagai berikut.
a. Titrasi langsung, yaitu titrasi yang analatnya
digunakan sebagai titrat atau titran
b. Titrasi non langsung, yaitu titrasi yang analat/zat
belum diketahui kadarnya.
c. Cara penggantian, titrasi metode ini digunakan jika
ion pada analat tidak bereaksi dengan larutan
standar/baku.
Klasifikasi Titrasi
 Titrasi berdasarkan reaksi kimianya, dibedakan menjadi
2, yaitu sebagai berikut.
a. Titrasi berdasarkan reaksi metaterik
Reaksi metatetik adalah reaksi berdasarkan pertukaran
ion dengan tidak ada perubahan bilangan oksidasi.
Contohnya,
HCl + NaOH NaCl + H2O
Untuk selanjutnya titrasi di atas dibedakan menjadi 5
macam, yaitu:
1. Titrasi dengan reaksi penetralan (asidi-alkalimetri)
2. Titrasi dengan reaksi pengendapan (argentometri)
3. Titrasi dengan pembentukan senyawa kompleks
Titrasi dengan reaksi penetralan
 Titrasi asam-basa yaitu titrasi yang terjadi antara
asam dan basa.
 Asidimetri adalah penentuan kadar senyawa basa
dengan menggunakan larutan baku asam. Sebaliknya
 Alkalimetri adalah penentuan kadar senyawa asam
dengan menggunakan larutan baku basa.
 Kurva titrasi adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara volume titran dengan pH sehingga
diperoleh titik ekivalen. Berikut contoh kurva titrasi
asam kuat dengan basa lemah.
Titrasi dengan reaksi penetralan
Titrasi dengan reaksi penetralan
 Titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan bantuan
indikator asam basa dengan ketentuan:
a) indikator berubah warna saat titran ekivalen dengan
titrat.
b) perubahan warna tampak jelas agar tidak bingung untuk
menghentikan titrasi.
c) setiap indikator mempunyai rentang nilai pH yang
mendekati nilai pH titik ekivalen.
Titrasi dengan reaksi pengendapan

 Titrasi ini didasarkan pada kelarutan endapan.


Semakin kecil kelarutan endapan (endapan sukar
larut) maka semakin sempurna reaksinya.
 Contoh: Ag+ + Cl- AgCl
 Titrasi argentometri adalah reaksi antara ion Ag+ pada
perak nitrat/ AgNO3 dengan ion halide atau anion
lainnya dan terbentuk endapan perak halida (AgX).
Titrasi dengan pembentukkan senyawa
kompleks (kompleksometri)
 Kompleksometri adalah titrasi didasarkan pada
terbentuknya senyawa kompleks sebagai hasil reaksi
antara kation (ion logam) dengan zat pembentuk
kompleks (ligan).
 Contoh ligan adalah garam dinatrium EDTA
(EtilenDiamina TetraAsetat). Penetapan titik akhir
titrasi dibantu indikator logam.
Klasifikasi Titrasi
 Titrasi berdasarkan reaksi kimianya, dibedakan
menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
b. Titrasi dengan reaksi redoks
 Titrasi redoks terjadi pada unsur-unsur yang
mengalami serah terima elektron.
 Reaksi oksidasi terjadi ketika elektron diserahkan
oleh pereduksi sedangkan reaksi reduksi terjadi
ketika elektron diterima oleh pengoksidasi.
 Penetapan titik akhir dilakukan dengan bantuan
indikator yaitu warna dari pereaksinya sendiri,
indikator redoks, indikator eksternal dan indikator
spesifik
Titrasi Redoks
 Macam titrasi redoks
1. Titrasi Permanganometri
Adalah penentuan kadar zat pada reaksi redoks dengan
KMnO4. Indikator yang digunakan yaitu indikator redoks,
contohnya feroin dan asam N-fenil antranilat.
2. Titrasi iodometri dan iodimetri
Iodometri adalah titrasi yang terjadi secara tidak langsung
pada senyawa yang mempunyai nilai potensial oksidasi
lebih besar dari iodium/ iodida.
Sedangkan Iodimetri adalah titrasi yang terjadi secara
langsung menggunakan larutan baku iodium pada senyawa
yang mempunyai nilai potensial oksidasi yang lebih rendah.
Menghitung konsentrasi analit

Satuan Konsentrasi :

CA = Konsentrasi setelah diencerkan, VA = Volume setelah diencerkan


CB = konsentrasi sebelum diencerkan, VB = Volume sebelum diencerkan
Contoh 1 :
Berapa molaritas 0,45 mol NaOH jika dilarutkan dalam 300 mL
larutan dan berapa gram NaOH yang harus ditimbang?

Penyelesaian :
Contoh 2 :
Hitung molaritasnya jika 10 mL larutan 4,281 M diencerkan
menjadi 50 mL?
Penyelesaian :
Contoh 3 :
Sepuluh mililiter H2C2O4 0,0994M dititrasi dengan NaOH menggunakan
indikator fenolftalein. Perubahan warna terjadi setelah penambahan 5,45 mL titran.
Berapa konsentrasi NaOH yang digunakan.

Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai