Anda di halaman 1dari 17

KEKERASAN TERHADAP ANAK

Tugas kelompok 6

Di susn oleh :
1. Indah Natal lina Manurung /19302135
2.Putri Nunut Sianturi/19302175.
3.Ruth Agustriana Saragih /19302008
4.Theopilus Natanail Brahmana /19302090.
5.Yesika Uli Dewinter Sipayung/19302207
MERUMUSKAN SOLUSI ATAU PROBLEM MORALITAS BANGSA

• Definisi kekerasan terhadap anak menurut WHO, mencakup


semua bentuk perlakuan yang salah baik secara fisik dan/atau
emosional, seksual, penelantaran, dan eksploitasi yang
berdampak atau berpotensi membahayakan kesehatan anak,
perkembangan anak, atau harga diri anak dalam konteks
hubungan tanggung jawab.
Orang Yang Terkena Dampak : Anak
Anak korban kekerasan tidak hanya memiliki bekas luka pada tubuhnya, namun
juga luka emosional, perilaku menyimpang, dan penurunan fungsi otak. Berikut
beberapa efek kekerasan pada anak:
Emosi
Misalnya, anak menjadi lebih sering sedih atau marah, sulit tidur, bermimpi
buruk, memiliki rasa percaya diri yang rendah, ingin melukai diri sendiri, atau
bahkan keinginan untuk bunuh diri. Mereka juga menjadi sulit berinteraksi
dengan orang lain dan cenderung melakukan tindakan yang berbahaya.
Penurunan fungsi otak
Efek kekerasan pada anak juga dapat memengaruhi struktur dan
perkembangan otak, hingga terjadi penurunan fungsi otak di bagian tertentu.
Hal tersebut berpotensi menimbulkan efek jangka panjang, mulai dari
penurunan prestasi akademik, hingga gangguan kesehatan mental pada saat
dewasa.
Tidak mudah memercayai orang lain
Anak korban kekerasan merasakan pengalaman buruk dalam hal
penyalahgunaan rasa percaya dan rasa keamanan. Saat mereka dewasa nanti,
mereka akan kesulitan untuk memercayai orang lain.
Sulit mempertahankan hubungan pribadi
Pengalaman sebagai korban kekerasan pada anak dapat membuat mereka
menjadi sulit memercayai orang lain, mudah cemburu, merasa curiga, atau
merasa kesulitan mempertahankan hubungan pribadi untuk jangka waktu
yang lama karena rasa takut. Kondisi ini berisiko membuat mereka merasa
kesepian. Penelitian menunjukkan, banyak korban kekerasan anak yang
mengalami kegagalan dalam membina hubungan asmara dan pernikahan
pada saat dewasa.
Memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi
Efek kekerasan pada anak juga dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh
kembang anak. Korban kekerasan anak berisiko mengalami gangguan
kesehatan yang lebih tinggi, baik secara psikis maupun fisik, pada saat
mereka tumbuh dewasa. 

Menjadi pelaku kekerasan pada anak atau orang lain


Saat anak korban kekerasan menjadi orang tua atau pengasuh, mereka
berisiko melakukan hal yang sama pada anak. Siklus ini dapat terus berlanjut
jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi trauma.
Selain itu, ada pula risiko lain dari korban kekerasan pada anak ketika
mereka beranjak dewasa, seperti depresi, gangguan makan, serangan
panik, keinginan bunuh diri, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan
kualitas hidup yang lebih rendah. Pria yang pernah mengalami kekerasan
dalam rumah tangga di masa kecilnya juga lebih berisiko mengalami
depresi setelah menjadi ayah nantinya.

Tidak peduli seberapa lama pengalaman traumatis sudah berlalu, efek


kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan yang berkelanjutan
jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Penting bagi para
korban kekerasan anak untuk mendapatkan bantuan dari psikolog atau
psikiater guna menanggulangi efeknya dalam jangka panjang.
Etika Yang Dilanggar : Hak Asasi Manusia
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
hak untuk mengeluarkan pendapat, biasanya dalam suatu kasus kdrt ada
salah satu yg menonjol (kuat) dan yang satu lemah, sehingga dengan
adanya sikap yg lebih menonjol ini pihak yg dianggap lemah sulit untuk
bisa menyampaikan pendapatnya.
Hak untuk bebas, biasanya dalam suatu kasus juga pihak yg lemah akan
dikekang oleh pihak yang kuat. sehingga pihak yg dianggap lemah
kehilangan kebebasannya.
Hak perempuan dan anak, dalam uu jelas terdapat pasal-pasal yg
mengatur tentang wanita dan anak. biasanya dalam kasus, yang menjadi
korban adalah wanita dan anak2 (biasanya, yg lebih sering tanpa menutup
kemungkinan bahwa pihak lelaki juga bisa menjadi korban)
Hak untuk menghormati hak asasi manusia orang lain, masih berhubungan
dengan point 1. Dsb
• Solusi
Pemberdayaan masyarakat lebih ditingkatkan untuk membangun
gerakan perlindungan anak. Upaya melindungi anak memerlukan
kerja sama banyak orang. Maka, kepengurusan RT dan RW secara
lebih konkret melengkapi pengurusnya dengan seksi perlindungan
anak agar pencegahan dari kekerasan dapat dilakukan dari paling
bawah. Jika ada warga mendengar, melihat ada orang tua atau
orang dewasa lain melakukan kekerasan pada anak, segera dapat
direspons. Jika pelaku tidak peduli dapat dilaporkan, apalagi kini
mekanisme pelaporan sudah banyak tersedia.
• Pencegahan
1. Bantu Anak Melindungi Diri
Maraknya kejahatan fisik maupun seksual yang terjadi belakangan ini tentunya membuat Anda
semakin khawatir dengan keselamatan anak. Inilah saatnya menjelaskan kepada anak bahwa
tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya dengan tidak wajar. Berikan pemahaman dan
ajarkan anak untuk menolak segala perbuatan yang tidak senonoh dengan segera meninggalkan
di mana sentuhan terjadi. Ingatkan anak untuk tidak gampang mempercayai orang asing dan
buat anak untuk selalu menceritakan jika terjadi sesuatu pada dirinya.
2. Pembekalan Ilmu Bela Diri
Pembekalan ilmu bela diri pun dapat menjadi salah satu solusi agar anak tidak menjadi korban
kekerasan. Selain mengajarkan kepada anak mengenai disiplin dan membentuk mental juga
jasmani yang kuat, bela diri dapat digunakan untuk membela diri sendiri dari ancaman-
ancaman yang ada. Namun tetap harus diberikan pengarahan bahwa ilmu bela diri dipelajari
bukan untuk melakukan kekerasan.
3. Maksimalkan Peran Sekolah
Sekolah harus memiliki fungsi kontrol sosial, yakni sekolah memiliki assessment (penilaian)
terhadap perilaku anak. Sekolah juga harus menggagas aktivitas-aktivitas internal sekolah yang
bersifat positif, memfasilitasi aktivitas orang tua siswa dan siswa minimal setahun sekali seperti
yang diterapkan sekolah-sekolah di Jepang. Sekolah juga bisa membentuk petugas breaktime
watch dari kalangan pengurus sekolah yang bertugas berkeliling dan memantau kegiatan siswa.
4. Pendidikan Budi Pekerti
Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda di
kalangan generasi penerus adalah mengajarkan budi pekerti, baik di
rumah maupun di sekolah. Seperti yang kita ketahui, pendidikan
budi pekerti masih belum merata dan belum benar-benar menjadi
mata pelajaran wajib di semua sekolah.
5. Laporkan kepada Pihak Berwajib
Hal terakhir yang harus dilakukan bila terjadi kekerasan fisik, psikis,
ataupun seksual adalah segera melaporkan kepada pihak berwajib.
Hal ini bertujuan agar segera diambil tindakan lebih lanjut terhadap
tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi.
Adapun korban kekerasan harus segera mendapatkan bantuan ahli
medis serta dukungan dari keluarga.
Etika yg sesuai dengan implementasi pancasila.
Implementasi di Bidang Sosial dan Budaya:
A. Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dan memprioritaskan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan,penumbuhan,pemulihan,dan rehabilitasi sejak bayi dalam
kandungan sampai usia lanjut.
2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan
melalui sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana serta
prasarana dalam bidang medis yang mencakup ketersediaan obat yang dapat
dijangkau oleh masyarakat.
3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga
kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan,dan keselamatan kerja
yang memadai. Pengelolaan nya melibatkan pemerintah, perusahaan dan
pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran
untuk menjaga harkat dan martabatnya serta memanfaatkan
pengalamannya.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir
miskin,anak-anak terlantar serta kelompok rentan sosial melalui
penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kualitas
program keluarga berencana.
8. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan
narkotika dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi seberat-
beratnya kepada produsen,pengedar dan pemakai.
9. Memberikan akses fisik dan nonfisik guna menciptakan perspektif
penyadang cacat dalam segala pengambilan keputusan.
B. Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata

1. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia yang bersumber


dari warisan budaya leluhur bangsa,budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal
termasuk kepercayaan terhadap Tuhan yang maha esa dalam rangka mendukung
terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat,dan membangun peradaban bangsa.
2. Merumuskan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, untuk memberikan rujukan sistem nilai
bagi totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik,hukum dan kegiatan kebudayaan dalam
rangka pengembangan kebudayaan nasional dan peningkatan kualitas berbudaya
masyarakat.
3. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk
menghadapi tantangan pembangunan bangsa di masa depan.
4. Mengembangkan kebebasan berkreasi dalam berkesenian untuk memberi inspirasi bagi
kepekaan terhadap totalitas kehidupan dengan tetap mengacu pada etika,moral, estetika
dan agama serta memberikan perlindungan dan penghargaan terhadap hak cipta dan royalti
bagi pelaku seni dan budaya.
5. Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secara sehat sebagai media
massa kreatif untuk meningkatkan moralitas agama serta kecerdasan bangsa,
pembentukan opini publik yang positif,dan nilai tambah secara ekonomi.
6. Melestarikan apresiasi kesenian dan kebudayaan tradisional serta
menggalakkan dan memberdayakan sentra-sentra kesenian untuk
merangsang berkembangnya kesenian nasional yang lebih kreatif dan
inovatif sehingga menumbuhkan kebanggaan nasional.
7. Menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai
wahana bagi pengembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya
keluar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi wahana persahabatan
antarbangsa.
8. Mengembangkan pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh,
terpadu, interdisipliner,dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria
ekonomis,teknis, ergonomis, sosial budaya,hemat energi, melestarikan
alam,dan tidak merusak lingkungan.
C. Pemuda dan Olahraga
1. Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang perlu
memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Upaya ini harus dimulai sejak usia dini
melalui pendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat.
2. Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara
sistematis dan komprehensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan di
bawah koordinasi masing-masing organisasi olahraga, termasuk organisasi olahraga penyandang
cacat, demi tercapainya prestasi yang membanggakan di tingkat internasional.
3. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikan segenap
potensi, bakat dan minat mereka dengan memberikan kesempatan dan kebebasan
mengorganisasikan diri secara bebas dan merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi
pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, patriotis, demokratis, mandiri
dan tanggap terhadap aspirasi rakyat.
4. Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda yang berdaya
saing, unggul dan mandiri.
5. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif terutama penyalahgunaan narkotika,
obat-obat terlarang, dan zat adiktif lainnya (narkoba) melalui gerakan pemberantasan dan
peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba.
D. PEMBANGUNAN DAERAH
• 1. Mengembangkan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab dalam rangka
pemberdayaan masyarakat, lambaga ekonomi,lembaga politik, lembaga hukum,lembaga keagamaan,
lembaga adat, lembaga swadaya masyarakat serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
• 2. Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah provinsi, daerah kabupaten,
daerah kota, dan desa.
• 3. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan
potensi ekonomi daerah serta memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi
pemerataan pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.
• 4. Mempercepat pembangunan perdesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat terutama petani dan
nelayan melalui penyediaan prasarana, pembangunan sistem agribisnis, industri kecil dan kerajinan rakyat ,
pengembangan kelembagaan penguasaan teknologi dan pemanfaatan sumber daya alam.
• 5. Mewujudkan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah secara adil dengan mengutamakan
kepentingan daerah yang lebih luas melalui desentralisasi perizinan, investasi serta pengelolaan sumber
daya.
• 6. Memberdayakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah guna menetapkan penyelanggaraan otonomi daerah
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
• 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan potensi dan kepentingan daerah
sesuai dengan potensi dan kepentingan daerah melalui penyediaan anggaran pendidikan yang memadai.
• 8. Meningkatkan pembangunan di seluruh daerah terutama di kawasan timur Indonesia, daerah
perbatasan, dan wilayah tertinggal lainnya dengan berlandaskan prinsip desentralisasi dan otonomi
daerah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai