Anda di halaman 1dari 5

SEKOLAH TINGGI PERPAJAKAN INDONESIA

Nama :Theopilus Natanail Brahmana


NPM :19302090
Kelas :Ap-B 2019
MataKuliah :Akuntansi Keuangan I
DosenPembimbing:Cristina Panjaitan,SST.Pa.,MBA
BAB 13
Liabilitas Jangka Pendek, Provisi, Dan Kontinjensi

Tujuan Pembelajaran :
 Menjelaskan sifat, jenis, dan penilaian liabilitas jangka pendek.
 Menjelaskan isu-isu pengelompokan utang jangka pendek yang diharapkan
dapat dibiayai kembali.
 Mengidentifikasi jenis-jenis liabilitas terkait karyawan.
 Menjelaskan akuntansi untuk berbagai jenis provisi.
 Mengidentifikasi kriteria yang digunakan untuk mencatat dan
mengungkapkan liabilitas kontenjensi dan aset kontenjensi.
 Mengindikasikan bagaimana untuk menyajikan dan menganalisis informasi
terkait liabilitas.
Soal:
1. Jelaskan pengertian dari kewajiban lancar!

2. Jelaskan pengertian dari provisi!

3. Jelaskan pengertian dari kontijensi!

4. Apa yang dimaksud dengan onerous contract?

5. Jelaskan mengenai provisi jaminan dan garansi!

6. Jelaskan mengenai provisi dalam hal legitimasi!

7. Jelaskan bahwa pendapatan diterima dimuka meupakan sebuah kewajiban!

8. Apa yang dimaksud dengan kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai
kembali?

9. Bagaimana kewajiban lancar dicatat dan dilaporkan pada laporan keuangan?

10. Apa yang dimaksud dengan rasio lancar dan apa pengaruhnya bagi perusahaan?
Jawab:

1. Kewajiban lancar dapat diartikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas
manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban perusahaan pada masa sekarang untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai
hasil dari transaksi atau kejadian pada masa lalu.

2. Provisi merupakan kewajiban yang jumlah dan waktunya belum pasti terjadi. Perbedaan
provisi dengan kewajiban lancar yaitu waktu dan jumlahnya yang belum pasti tersebut.
Provisi diakui perusahaan beban dan kewajiban provisi apabila perusahaan tersebut
memiliki obligasi sekarang sebagai hasil dari obligasi pada masa lalu, perkiraan yang
reliable dapat dibuat dari jumlah obligasi, dan perusahaan dapat melakukan estimasi yang
handal atas jumlah maupun waktu dari kewajiban provisinya.

3. Kontijensi adalah suatu atau serangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidak
pastian mengenai keuntungan atau kerugian bagi perusahaan yang pada akghirnya akan
diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.

4. Onerous Contract adalah kontrak atau perjanjian tertulis yang menyatakan biaya yang
tidak dapat dihindari untuk menjalankan kontrak tersebut melebihi manfaat yang
diperoleh.

5. Jaminan atau garansi sebuah produk merupakan salah satu bentuk kontijensi kerugian.
Definisinya adalah perjanjian kontraktual yang disepakati pihak penjual yang
memberikan klaim terhadap pembeli untuk memperbaiki menurunnya kuantitas, kualitas,
atau kinerja suatu produk. Jaminan seperti ini biasanya diterapkan oleh perusahaan
manufaktur untuk menarik konsumen dalam strategi pemasarannya. Jaminan ini meliputi
perbaikan, perakitan, dan penggantian suku cadang baru dengan tidak mengubah
sebagian besar bentuk awal produk.

6. Dalam menentukan keharusan suatu kewajiban dicatat terkait dengan perkara pengadilan
yang ditunda dan yang mengancam, dan klaim aktual harus dipertimbangkan periode
waktu ketika terjadinya penyebab tindakan yang mendasari perkara tersebut,
kemungkinan hasil yang merugikan, dan kemampuan untuk membuat perkiraan yang
relevan terkait jumlah kerugian yang akan ditimbulkan.

7. Pendapatan diterima dimuka adalaha kondisi dimana perusahaan menerima kas sebagai
pembayaran hasil perdagangan maupun jasa dari pelanggan sebelum melakukan
pertukaran barang atau melakukan jasa tertentu dan hak kepemilkan belum didapat
pelanggan namun sudah dicatat sebagai pendapatan oleh perusahaan.

8. Kewajiban dengan jangka waktu yang pendek adalah jenis utang yang telah pasti akan
jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam
siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih lama dan biasanya sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai
kembali atas dasar jangka panjang dan oleh karena itu, diperkirakan tidak memerlukan
penggunaan modal kerja selama periode berikutnya.

9. Kewajiban lancar dicatat dan dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan pada nilai
penuh jatuh temponya. Penilaian kewajiban lancar yang sedikit terlalu tinggi akibat
periode yang pendek pada nilai jatuh tempo dianggap tidak material. Akun kewajiban
lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan
modal pemilik pada neraca.

10. Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan total aktiva lancar dengan total
kewajiban lancar. Apabila rasio lancar perusahaan tinggi, hal tersebut mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya akibat perolehan aktiva
yang tinggi pada periode tertentu.

Anda mungkin juga menyukai