Marenitas 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

PRE-EKLAMPSI DAN EKLAMPSI

PADA IBU HAMIL

Dina Martiani 19320010


Rachmat Rizkiawan 19320024
Refsi Erpiyana 19320027
Ria Mu’alifah 19320029
Tiya Nadila 19320035
 
DEFINISI

Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada


kehamilan yang ditandai dengan terjadinya hipertensi,
edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukan tanda
tanda kehamilan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 20 minggu. (Obgynacea, 2009)

Eklampsia adalah kelainan pada masa


kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan
timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma
dimana sebelumnya sudah menunjukan gejala
gejala pre-eklampsia.
ETIOLOGI

Apa yang menjadi penyebab pre-eklamsia dan eklamsia sampai


sekarang belum diketahu. Tetapi pre-eklamsia dan eklamsia hampir
secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama
(nullpara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur
ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita masa subur
yang berumur lebih dari 35 tahun.

Dari penelitian yang dilakukan, kehamilan beresiko yang peneliti


dapatkan adalah ibu yang memiliki paritas beresiko (ibu yang pertama
kali hamildan yang hamil lebih dari 3), kehamilan lewat waktu, ibu
dengan pre-eklampsia, dan ibu yang mengalami anemia

Preeklampsia dianggap sebagai penyakit pada kehamilan pertama sejak


dulu. Kejadian preeklampsia pada primigravida dan nulipara lebih tinggi
dibandingkan multigravida/multipara tetapi perlindungan dari multipara
(Sibai, 2011) yang menjadi hilang bila berganti suami.
.

Pre-eklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


sebagai berikut:
1. Pre-eklampsia ringan
2. Pre-eklampsia berat

Faktor yang berkaitan dengan terjadinya pre-


eklampsia dan eklampsia:
1. Kehamilan pertama.
2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau
eklampsia.
3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya.
4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun.
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ
(diabetes, penyait ginjal, migraine, dan tekanan
darah tinggi.
6. Kehamilan kembar
.

Pada pre-eklampsia, terjadi kegagalan proses


remodeling arteri spiralis, yang berkaitan dengn
perubahan arteri spiralis menjadi kaku dank
eras, tidak bisa mengalami vasodilatasi. .

Kejaidan ini akan mengakibatkan aliran darah


uteroplasenta berkurang sehingga terjadi hiposia
seta selanjutnya terjadi iskemia plasenta.

Pathogenesis plasenta yang terjadi pada pre-


eklampsia dapat berupa:
1. terjadinya plasentasi yang tidak sempurna,
sehingga plasenta tertanam dangkal dan arteri
spiralis tidak semua mengalami dilatasi.
2. aliran darah ke plasenta berkurang, sehingga
terjadu infark plasenta yang luas.
MANIFESTASI KLINIS

Pada pre-eklampsia ringan, gejala subyektif belum di jumpai. Pada pre-


eklampsi berat gejalanya sudah dapat dijumpai seperti:
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala diikuti
dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut
terus menurus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat
sakit kepala lain.
2. Gangguan pengeliatan pasien akan melihat kilatan-kilatan
cahaya,pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan
sementara.
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara
berisik atau gangguan lainnya.
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati (bagian epigatrium) yang kadang
disertai dengan mual dan muntah.
5. Gangguan pernafasan sampai cyanosis.
6. Terjadi gangguan kesadaran.
7. Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, karena terjadi
gangguan fungsi ginjal.
PENATALAKSANA

1. Preeklampsia
Tujuan utama penanganan preeclampsia adalah mencegah terjadinya
eklampsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan
mencegah mortalitas maternal dan prenatal.
a) Preeklampsia Ringan
b) Preeklampsia Berat

2. Eklampsia
Tujuan utama penanganan eklampsia adalah menstabilisasi fungsi vital
penderita dengan terapi suportif Airway. Breathing, Circulation (ABC),
mengendalikan kejang, mengendalikan tekanan darah khususnya jika
terjadi krisis hipertensi sehingga penderita mampu melahirkan janin
dengan selamat pada kondisi optimal.pengendalian kejang dapat diterapi
dengan pemberian magnesium sulfat pada dosis muatan (loading dose) 4-
6 gram IVdiikuti 1,5-2 g/jam dalam 100 ml infus rumatan IV. Hal ini
dilakukan untuk mencapai efek terapeutik 4,8-8,4 mg/ dl sehingga kadar
magnesium serum dapat dipertahankan dari efektoksik.
MASALAH YANG LAZIM MUNCUL

1. Gangguan pertukaran gas b.d penimbunan cairan pada paru


(odem paru).
2. Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi glomerulus
sekunder terhadap penurunan cardiac output.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d terjadinya
vasospasme arterional, edema serebral, perdarahan.
5. Gangguan rasa nyaman b.d kontraksi uterus dan pembukaan
jalan lahir.
6. Nyeri akut.
7. Konstipasi.
8. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan terapi dan
perawatan.
DISCHARGE PLANNING

1.  Segera periksakan ke dokter jika sudah mengetahui hamil,


untuk mengetahui secara dini apakah ada gejala penyakit yang
menyertai.
2. Mencegah dan kenali gejala terjadinya pre-eklampsi dan
eclampsia.
3. Diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin
dan rendah lemak; kurang garam apabila berat badan
bertambah atau edema; makanan berorientasi pada empat
sehat lima sempurna; untuk menambah jumlah protein
ditambah satu butir telur setiap hari.
4. Lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin.
5. Istirahat yang cukup sesuai bertambahnya usia kehamilan.
6. Bila dalam keadaan yang meragukan segralah periksa kedokter.
PATOFISIOLOGIS

Tekanan Darah

Meningkat
Hamil <20 minggu Normal
(TD>140/90

Hipertensi Kronik Superimposed Pre Hamil > 20 minggu


Eklamsia

Pre Eklamsia Kejang (-) Kejang (+)

Vaso spasme pada Penurunan pengisian Eklamsia


pembuluh darah darah divertikel kiri

Volume dan tekanan Proses 1 cardiac output Kelebbihan volume


darah menurun menurun cairan
Keluar keringat berlebih
Merangsang medulla Syistem saraf simpatis
oblongata meningkat Kulit
Jantung HCI meningkat Paru

Kompresi saraf simpatis Paristaltik turun Penumpukan darah


meningkat
Gangguan irama jantung LAEDP muningkat
Aliran turbulensi embole
Kongesti Vena
pulmonal
Ggn rasa nyama (nyeri)
Proses perpindahan
Konstipasi Akumulasi gas cairan karna
meningkat perbedaan tekanan

Ketidakseimbangan Timbul oedema


nutrisi gangguan fungsi alveoli

Akral dingin Metabolisme turun Ggn pertukaran gas

Perubahan perfusi Vasokontriksi Pembuluh darah


jaringan perifer
.

Patofisiologi Pre-Eklampsia
1. Perubahan pada plasenta dan uterus
2. Perubahan pada ginjal
3. Perubahan pada retina
4. Perubahan pada paru
5. Perubahan pada otak
6. Metabolisme air dan elekterolit
.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai