DISUSUN OLEH :
1. Priskilla Irene Sahureka
2. Dewi Yuanita
3. Deffi Pattipeme
4. Azrifki Kopong
5. Marsamido Adadikam
1. ISPA
a. Definisi
Menurut WHO, 2013 ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran pernafasan
mulai dari hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya( sinus, rongga telinga, pleura).
b. Etiologi
Ispa umumnya disebabkan oleh virus, jenis virus antara
lain rhinovirus, coronavirus, adenovirus, picornavirus, dan
herpesvirus (Rusaini,2013).
c. Manisfestasi klinis
Gambaran secara umum didapat adalah rhinitis, nyeri
tenggorokan, batuk dahak, nyeri retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan meningkat
antara 4-7 hari disertai malaise,mialgia,nyeri kepala, anoreksia, mual,muntah, dan
insomnia.
d. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksan laboratorium
2. Pengambilan sampel dahak
3. Pencitraan dengan x-ray atau ct scan
e. Penatalaksanaan
4. Suportif : menigkatkan daya tahan tubuh, berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
vitamin.
5. Antibiotik : idealnya berdasarkan kuman penyebabnya
F. PATWHAY ISPA
Masuk ke hidung,silia mendorong virus msk
Etiologi : bakteri, virus Terhirup pd sal nafas
ke faring
Merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa sal Terjadi refleks spasmus oleh laring
nafas
Mekanisme
Infeksi sekunder menyebar
mukosiliaris
Menginvasi sel
sel rusak melepaskan histamin,
Peningkatan SB prostagladin,
Merusak sistem imun mukosa
Merangsang yang terdiri dari folikel dan jar.
hypotalamus limfoid
hypertermia
Merusak sistem imun
Merusak sistem imun
mukosa yg terdiri dr Pelepasan reseptor nyeri mukosa yg terdiri dr
folikel dan jar. limfoid
folikel dan jar. limfoid
Transmisi ke
gastrointestinal
Pelepasan reseptor nyeri Peningkatan sekresi mukus
Refluks gaster
Merangsang nosisiseptor
Menyumbat sal nafas
Mual dan muntah
Respon nyeri
Sesak nafas
Anoreksia,BB
menurun
Ketidakefektifan pola
Nyeri akut
Nutrisi kurang dari nafas
kebutuhan
Mekanisme batuk
Berikatan dgn reseptor host Virus memperbanyak diri Menempel pd sel host
enzim ACE-2 melalui sel host
Translasi replikasi gen Virus menyebar dan menginfeksi Gangguan fungsi onal sel
sal nafas limfoid
Nyeri akut
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
3. PNEUMONI
a. Definisi
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasite. Pneumonia
juga disebabkan oleh bahan kima dan paparan fisik seperti
suhu dan radiasi (djojodibriboto, 2014).
Parenkim paru tersusun dari satuan fungsional paru disebut
asinus . Asinus adalah bagian paru yang terletak distal dari
bronkus terminalis, bronkiolus dan alveolus lengkap
dengan struktur penyangganya.
B. ETIOLOGI
Pneumonia disebabkan oleh:
1. virus seperti virus influenza , rhinovirus, coronavirus
Edema paru
Peningkatan gerakan
silia
Sesak nafas
Mekanisme batuk Bersihan jalan nafas
Peningkatan sb
Nutrisi kurang dari
kebutuhan hypertermia
5. TBC
a. Definisi
Menurut Ginanjar,2008 TBC adalah penyakit kronis
yang disebabkan infeksi kompleks mycobakterium
tuberculosis yang ditularkan melalui dahak ( droplet ) dari
penderita tbc kepada orang lain yang rentan.
b. Etiologi
Tbc disebabkan oleh micobakterium tuberculosis.
C. MANISFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinis yang umum adalah keletihan,
penurunan berat bedan, letargi, anoreksia, dan demam
ringan biasanya terjadi pada siang hari, berkeringat malam,
ansietas umum sering tampak, dyspnea, nyeri dada, dan
hemoptisis.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ziehl Neelsen
2. Kultur sputum
3. Tes kulit mantoux
4. Ronntgen dada
5. Biopsi jamur jaringan paru
6. AGD
7. Pemeriksaan fungsi pulmonal
E. PENATALAKSANAAN
Pengobatan TBC diberikan dalam 6 bulan dibagi menjadi 2 tahap
yaitu:
1. Tahap awal
Pengobatan diberikan setiap hari selama 2 bulan. Obat yg
diberikan INH, rifamphisin, etambutol, dan pirazinamid.
Tujuannya untuk menurunkan jumlah kuman di dlm tubuh.
2. Tahap lanjutan
Diberikan 4 bulan dengan pemberian obat INH dan rifampizin
.Tujuannya untuk membunuh sisa – sisa kuman yang masih ada
dalam tubuh pasien.
F. PATWHAY TBC
m.Bakterium tuberculosis Droplet infection Masuk lewat jalan nafas
Keluar dari
tracheobronchial bersama Dibersihkan oleh makrofag Menetap ke jaringan paru
secret
terjadi proses
Sembuh tanpa pengobatan
peradangan
b. 1) identitas pasien
Merangsang nosiseptor
Respon nyeri
Ds : klien
2. mengatakan nafsu Transmisi gastrointestinal
makan berkurang, Ketidakseimbangan
c. Diagnosa keperawatan
no Dx Kep tujuan intervensi Rasional
1. Nyeri b/d proses Setelah dilakukan 1. Kaji skala 1.Mengidentifik
inflamasi ditandai askep selama 2x24 nyeri (skala asi kebutuhan
dengan: jam nyeri dapat 0- untuk intervensi
Ds : klien mengatakan diatasi dengan 10)frekuensi 2. Meningkatkan
nyeri tenggorokan kriteria : dan waktu relasasi/menurun
Do: Klien nampak -klien mengatakan 2. Lakukan kan ketegangan
TTVtd : 110/70mmhg, nyeri berkurang tindakan otot.
nadi: 110 x/menit, RR: - Tanda tanda vital paliatif 3. Dapat
26 x/menit, Sb : 38,5 c dalam batas seperti menurunkan
normal mengubah kebutuhan
posisi yg analgesik
nyaman. 4. Membantu
3. Ajarkan menurunkan
tehnik atau mengurangi
relaksasi dan nyeri.
nafas dalam
3. Pneumonia
a. Pengkajian
b. Analisa data
No Symtomp Etiologi Problem
1. Ds: klien mengatakan Penumpuka cairan di paru Ketidalefektifan pola
sesak nafas, batuk nafas
Do: klien nampak Edema paru
Nafas cepat, dyspneo,
takikardia Sesak nafas
TTVtd : 110/70
mmhg, nadi: Ketidakefektifan pola nafas
130x/menit, rr :
28x/menit, sb 39 c ,
spo2:90%. Gangguan proses difusi
Ds: klien mengatakan osmosis o2 pd alveoli
2. batuk, sesak nafas, Gangguan pertukaran gas
c. Dx kep
no Dx Kep Tujuan intervensi rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi ttv 1. Untuk mengetahui
pola nafas b/d askep selama 2. Atur posisi utk kondisi pernafasan
penumpukan 2x24 jam pola memeaksimalkan klien dan o2
cairan di paru nafas tdk efektif ventilasi 2. Agar pasien dpt
ditandai dgn: dapatdiatasi dgn 3. Keluarka secret bernafas dgn
Ds: klien kriteria: dgn batuk atau optimal.
mengatakan sesak - Tidak ada suction 3. Agar dapat
nafas, batuk sianosis dan 4. Kolaborasi mengeluarkan
Do: klien nampak dispnea, pemberian o2 secret yg
Nafas cepat, menunjukan menyumbat jln
dyspneo, jalan nafas nafas.
takikardia yang paten. 4. Agar dapat
TTVtd : 110/70 mempertahan kan
mmhg, nadi: o2 dlm darah
130x/menit, rr :
28x/menit, sb 39 c
4. Tbc
a. Pengkajian
b. Analisa data
no Symtomp etiologi promblem
1. Ds: klien mengatakan Pertahanan primer Ketidakefektifan bersihan
batuk berdahak, sesak tidakadekuat. jalan nafas
nafas
Do: klien nampak Pembentukan tuberkel
Batuk, nafas cepat.
TTVtd: 90/60 mmhg, Kerusakan membran
nadi 86 x/menit, rr: 26 alveolar
x/menit, spo2 : 86%, sb :
38,5 c Pembentukan sputum
berlebih
Ketidakefektifan bersihan
c. Dx kep dan intervensi
no Dx Kep Tujuan intervensi rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji kedalaman 1. Melakukan evaluasi
bersihan jalan nafas tindakan pernafasan, awal utk melihat
b/d penumpukan keperawatan selama frekuensi dan kemajuan dr hasil
sekret 2x24 jam bersihan ekspansi dada. intervensi
Ds : klien jalan nafas efektif 2. Pantau TTV 2. Melihat kemajuan
mengatakan batuk dengan kriteria : 3. Kolaborasi intervensi tersebut
berdahak 3 hari - Klien batuk efektif pemberian o2 3. Membantu
,seak nafas, demam - Sesak nafas 4. Bantu pasien latihan pernafasan pasien
Do : klien nampak berkurang panas dalam 4. Merangsang batuk
lemah, sesak nafas - Ttv dlm bts 5. Lakukan suction atau pembersihan
ttv td: 90/60 nadi: normal nafas secara
26,RR : 30 Sb : 38,5 mekanik
C, spo2 : 87% 5. Menstimulasi batuk
atau pembersihan
antara sal nafas
2. Setelah dilakukan 1.Identifikasi orang – 1.Orang yg beresiko
Resiko tinggi infeksi askep 2x24 jam orang yg beresiko perlu program yang terapi
b/d daya tahan tubuh resiko infeksi dpt terkena penyakit seperti obat dan
menurun ditandai diatasi dgn kriteria : anggota keluarganya 2.Mencegah terjadinya
dgn: - Menurunnya 2.Anjurkan pasien utk penularan infeksi
Ds : klien resiko batuk/bersin pada tisu 3.Mengurangi resiko
TERIMA KASIH