Presentasi Audit
Presentasi Audit
Barang Jasa
PNBP
Contents
01 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
Contents
02 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
Contents
03 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
Contents
04 Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
AUDIT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Penerimaan Negara
Pada dasarnya, penerimaan negara terbagi atas 2 jenis penerimaan,
yaitu penerimaan dari pajak dan penerimaan bukan pajak yang disebut
penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Menurut UU no. 20 tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP adalah seluruh
penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan
perpajakan UU tersebut juga
menyebutkan kelompok
PNBP meliputi:
Pemeriksaan APIP
Praktik Audit PNBP
Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara dibiayai dari penerimaan negara yang
berasal dari pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Salah satu bentuk PNBP di Indonesia yang memberikan
kontribusi cukup signifikan dalam penerimaan negara adalah PNBP di bidang pertambangan umum.
Sampai saat ini, sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menjadi sumber penggerak utama roda
perekonomian nasional. Baik dalam perannya sebagai sumber penerimaan negara, penyedia energi, menarik investasi,
surplus neraca perdagangan, penyedia bahan baku industri, faktor dominan pembentukan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), pembangunan daerah maupun terciptanya efek berantai dalam bentuk pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dan
penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Tahun 2008 yang ditandai oleh fluktuasi yang sangat tajam harga minyak
mentah dunia di penghujung tahun, sektor ESDM mencatatkan perkiraan realisasi penerimaan negara sebesar Rp 346,347
Triliun atau sebesar 36%. Dari penerimaan sektor ESDM tersebut, sub sektor Pertambangan Umum tercatat sebesar Rp
42,120 Triliun atau sebesar 4,4% yang terdiri dari Pajak Pertambangan Umum dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pertambangan Umum.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dijadikan sebagai salah satu sumber
Kesimpulan pendapatan negara yaitu semua penerimaan negara yang tidak bersumber dari
perpajakan. PNBP bersumber diantaranya dari sumber daya alam, bagian
pemerintah atas laba BUMN, serta penerimaan Negara bukan pajak lainnya.
Semua PNBP langsung disetor ke kas negara dan dikelola dalam sistem APBN,
tetapi sebagian dana dari suatu jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat
digunakan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak tersebut oleh instansi yang bersangkutan.
AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA
AUDIT PENGADAAN
BARANG DAN JASA
Upaya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, baik yang bersifat pelayanan dasar, rutin maupun berbagai tugas
negara lainnya, pemerintah harus didukung dengan ya barang-barang baik berupa perlengkapan, peralatan, kendaraan,
bangunan, infrastruktur maupun jasa. Baran dan jasa pendukung tugas-tugas pemerintah ini harus dibeli atau
diadakan.Dalam pengadaan barang dan jasa, pemerintah selalu berpegang pada prinsip ekonomi, efisien, dan efektif.
Pemerintah selalu berupaya menyempurnakan prosedur pelaksanaan pengadaan barang/jasa baik melalui penyempurnaan
peraturan-peraturan maupun pengambilan kebijakan dan keputusan yang tepat (Murwanto, 2007).
Agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan secara ekonomi, efisien dan efektif, perlu dilakukan
pengawasan secara intensif. Selain itu, tuntutan kepada pemerintah untuk menerapkan good governance dalam menjalankan
pemerintahan, telah membuat akuntabilitas pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan. Akuntabilitas pengadaan
barang/jasa merupakan perwujudan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dalam mencapai tujuan pengadaan, yaitu sebagaimana terdapat dalam hakekat Perpres Nomor 70 Tahun 2012
tentang Pengadaan Barang/Jasa, yang meliputi:
a) Dalam jumlah yang cukup;
b) Dengan kualitas dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan;
c) Dalam waktu dan tempattertentu;
d) Secara efektif dan efisien;
e) Menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Dasar Hukum
Landasan penetapan Perpres 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah adalah:
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan
(BAHP) kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia/Jasa (SPPBJ)
Pengadaan barang dan jasa ditujukan untuk memenuhi kebutuhan barangdan jasa bagi kelancaran jalannya
pemerintahan dan pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut, pemerintah harus mengalokasikan
sebagian dana dalam Anggaran tahunan (ABPD/ABPN) baik yang murni maupun perubahan.jumlah dana yang disediakan
untuk pengadaan barang/jasa oleh Pemerintah dalam APBN/D, BUMN/D, Yayasan dan Badan-Badan yang dikelola atau
diadakan oleh Pemerintah, merupakan perkiraan maksimum dari hasil analisa atas rencana kebutuhan barang/jasa yang
diajukan oleh satuan satuan kerja dalam suatu organisasi pemerintah dikalikan dengan perkiraan harga suatu
barang/jasa.
Metode Pengadaan
Swakelola 5
Pemilihan Langsung 3 pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan,
pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan dikerjakan dan diawasi sendiri dengan
sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri
dari penyedia barang/ jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan atau upah borongan kerja. Tenaga ahli dari
negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan luar tidak boleh melebihi 50%(lima puluh
persen) dari tenaga sendiri
Pelelangan Terbatas 2
Diketahui terbatas jumlahnya karena
karakteristik kompleksitas dan atau Penunjukan Langsung 4
kecanggihan teknologi pekerjaannya dan
atau kelangkaan tenaga ahli atau Dilakukan dengan cara
terbatasnya perusahaan yang mampu penunjukan langsung terhadap 1
melaksanakan pekerjaan tersebut, (satu) penyedia barang/jasa
pengadaan barang/jasa dilakukan melalui dengan cara melakukan negosiasi
pelelangan terbatas. baik teknis maupun biaya
sehingga diperoleh harga yang
Pelelangan Umum 1 wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengumuman secara luas melalui media massa
Penunjukan langsung tersebut
dan papan pengumuman resmi untuk
dilakukan oleh kepala kantor/
penerangan umum sehingga masyarakat luas
satuan kerja/pemimpin
dunia usaha yang berminat dan memenuhi
proyek/bagian proyek/pejabat
kualifikasi dapat mengikutinya
yang disamakan/ditunjuk.
Audit terhadap Pengadaan Barang dan Jasa harus terencana secara matang dan rinci karena dalam kasus
ini banyak sekali celah terjadinya penyimpangan, baik penyimpangan prosedural, teknis, maupun non
teknis yang sifatnya bisa memperkaya diri sendiri pelaku maupun memperkaya orang lain, berikut tahapan
pengembangan
Pengembangan
Rencana Audit Tahapan Pengembangan Rencana Audit pengadaan barang dan jasa meliputi:
Pemeriksaan
Dokumen
Pengadaan
dan Kriteria
Evaluasi,
Pengadaan
Pemeriksaan
Barang
Keangka
dengan
Acuan Kerja
Swakelola
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Dokumen
penunjukkan
Kontrak dan
Langsung
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penentuan
Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)
Pemeriksaan Dokumen Pengadaan dan Kriteria Evaluasi
Tahap awal pemeriksaan pengadaan barang dan jasa adalah pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan dan kriteria evaluasi.
Untukmelakukanpemeriksaanproses pengadaanbarang /jasa, sudah barang tentu terlebih dahulu pemeriksa mendapatkan Dokumen Pengadaan secara lengkap, yang
antara lain terdiri dari:
1) Surat Permintaan Penawaran Harga atau pengumuman untuk pelaksanaan pengadaan.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat.
3) Prakualifikasi.
4) Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
5) Kontrak.
Pemeriksaan Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau (Term of Refference) TOR sendiri adalah dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa,
mengapa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan. Dengan kata lain, Kerangka Acuan Kerja berisi uraian tentang
latarbelakang, tujuan, ruang lingkup, masukan yang dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.