Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH

MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH

OLEH: ISWAHYUNI,SP, MMA


Resiko terkait koorporasi
1. Resiko setelah pencairan pembiayaan
2. Resiko dari komitmen capital yang berlebih
3. resiko lemahnya analisis bank
B. RESIKO TERKAIT KOORPORASI
Kompleksitas dan volume pembiayaan koorporasi menimbulkan
resiko tambahan selain resiko yang terkait dengan produk.
Analisis resiko yang terkait dengan pembiayaan koorporasi
meliputi:
1. resiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah
setelah pencairan pembiayaan.
terdapat setidaknya 3 resiko yang dapat timbul dari perubahan
kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan. Yaitu
sebagai berikut:
a. Over trading: terjadi ketika nasabah mengembangkan volume
bisnis yang besar dengan dukungan modal yang kecil. Keadaan
ini akan menimbulkan krisis cash flow
b. Adverse trading : terjadi ketika nasabah
mengembangkan bisnisnya dengan mengambil
kebijakan melakukan pengeluaran tetap (Fixed Costs)
yang besar setiap tahunnya, serta bermain di pasar
yang tingkat volume penjualannyatidak stabil.
Perusahaan yang mempunyai karakteristik seperti ini
merupakan perusahaan yang secara potensial berada
dalam posisi yang lemah serta beresiko tinggi
c. Liquidity run: terjadi ketika nasabah mengalami
kesulitan likuiditas karena kehilangan sumber
pendapatan dan peningkatan pengeluaran yang
disebabkan oleh alasan yang tidak terduga. Kondisi ini
tentu saja akan mempengaruhi kemampuan nasabah
dalam menyelesaikan kewajibannya kepada pihak
bank.
2. Resiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebih
 Sebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang
berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala
besar
 Apabila tidak mampu menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa
untuk dilikuidasi.
 Bank maupun suplier pembayaran perdagangan sering kali tidak
mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari
sebuah perusahaan.
 Namun demikian , bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan
melakukan analisis.
 Misalnya neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan,
dimana komitmen pengeluaran kapital harus di ungkap.
3. Resiko yang timbul dari lemahnya analisis bank
 Terdapat 3 resiko yang timbul dari lemahnya analisis bank yakni:
a. Analisis pembiayaan yang keliru
 Dalam konteks ini, terjadi bukan karena perubahan kondisi
nasabah yang tak terduga.
 Tetapi dikarenakan memang sudah sejak awal nasabah yang
bersangkutan berresiko tinggi.
 Keputusan pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid.
 Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini bisanya bersumber
dari informasi yang tersedia kurang akurat.
 Untuk mengatasi hal ini bank memerlukan staf yang terlatih dan
berpengalaman dalam menyusun suatu pendekatan pembiayaan.
b. Creative accounting
 Merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kebijakan akutansi perusahaan yang
memberikan keterangan yang menyesatkan tentang
suatu laporanposisi keuangan suatu perusahaan.
 Dalam kasus ini, keuntungan dapat dibuat agar
terlihat lebih besar, aset terlihat lebih bernilai, dan
kewajiban dapat disembunyikan dari neraca
keuangan.
c. Karakter nasabah:
 Terkadang nasabah dapat memperdaya bank dengan
sengaja dengan menciptakan pembiayaan macet
 Bank perlu waspada dengan kemungkinan ini dengan
mencoba untuk membuat suatu keputusan
berdasarkan informasi obyektif tentang karakter
nasabah.
Dampak dari resiko yang dihadapi bank
syariah.
Sebagai dampak terjadinya resiko kerugian keuangan
langsung.
Kerugian akibat resiko pada suatu bank dapat
berdampak pada pemangku kepentingan (stakeholders)
bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah
serta berdampak juga pada perekonomian secara umum.
Pengaruh resiko langsung pada pemegang saham dan
karyawan bisa langsung dirasakan
Sementara pengaruh terhadap nasabah dan
perekonomian tidak langsung.
Berikut akan diuraikan dampak potensial
terhadap stakeholders dan ekonomi.
a. Dampak terhadap pemegang saham
Pengaruh risk loss terhadap pemegang saham antara
lain:
1. penurunan nilai investasi, yang akan memberikan
pengaruh terhadap penurunan harga atau penurunan
keuntungan . Turunnya harga saham menurunkan nilai
perusahaan yang berarti turunya kesejahteraan
pemegang saham.
2. hilangnya peluang memperoleh dividen yang
seharusnya diterima sebagai akibat dari turunnya
keuntungan perusahaan.
3. kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga
yang paling parah adalah kebangkrutan perusahaan
yang melenyapkan nilai semua modal.
b. Dampak terhadap karyawan
 Karyawan suatu bank dapat terpengaruh oleh peristiwa
resiko (risk event) yang menimbulkan risk loss terkait
dengan keterlibatan mereka. Pengaruh tersebut dapat
berupa:
1. dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang
menimbulkan kerugian.
2. pengurangan pendapatan seperti pengurangan bonus
atau pemotongan gaji.
3. pemutusan hubungan kerja
c. Dampak terhadap nasabah
 Kegagalan dalam mengelola resiko dapat berpengaruh
terhadap nasabah.
 Dampak yang terjadi dapat secara langsung maupun
tidak langsung.
 Dan tidak seketika dapat diidentifikasi.
 Pengaruh risk event yang berlangsung secara
berkelanjutan pada gilirannya akan menimbulkan risk
loss terhadap kelangsungan usaha bank itu sendiri
Konsekuensi risk loss yang berdampak pada
nasabah bank adalah:
1. Merosotnya tingkat pelayanan
2. Berkurangnya kualitas produk yang ditawarkan
3. Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam
mencairkan dana
4. Perubahan peraturan
d. Dampak terhadap perekonomian
Sebagai institusi yang mengelola uang sebagai aktifitas
utamannyabank , bank memiliki resiko yang melekat
secara sistematis.
Risk loss yang terjadi pada suatu bank akan
menimbulkan dampak tidak hanya terhadap bank yang
bersangkutan, tetapi juga akan berdampak terhadap
nasabah dan perekonomian secara keseluruhan .
Dampak yang ditimbulkan tersebut dinamakan resiko
sistemik (systemic risk)
Resiko sistemik secara spesifik adalah resiko
kegagalan bank yang dapat merusak perekonomian
secara keseluruhan dan secara langsung berdampak
pada karyawan , nasabah dan pemegang saham.
Secara umum masyarakat awam tidak mengenal apa
yang disebut sebagai resiko sitemik.
Namun mereka tidak asing dengan istilah run on a
bank (baik riil maupun hanya persepsi dari nasabah)
Artinya: nasabah bank yang ingin menarik kembali
dananya secara bersamaan dan besar-besaran.
Hal ini terjadi pada saat bank tidak dapat menenuhi
kewajibannya
Bank tidak dapat menyediakan dana yang cukup pada
saat nasabah melakukan penarikan dananya.
Bank sangat rentan terhadap resiko sistemik yang
melekat pada industri perbankan.

Anda mungkin juga menyukai