Resiko terkait koorporasi 1. Resiko setelah pencairan pembiayaan 2. Resiko dari komitmen capital yang berlebih 3. resiko lemahnya analisis bank B. RESIKO TERKAIT KOORPORASI Kompleksitas dan volume pembiayaan koorporasi menimbulkan resiko tambahan selain resiko yang terkait dengan produk. Analisis resiko yang terkait dengan pembiayaan koorporasi meliputi: 1. resiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan. terdapat setidaknya 3 resiko yang dapat timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan. Yaitu sebagai berikut: a. Over trading: terjadi ketika nasabah mengembangkan volume bisnis yang besar dengan dukungan modal yang kecil. Keadaan ini akan menimbulkan krisis cash flow b. Adverse trading : terjadi ketika nasabah mengembangkan bisnisnya dengan mengambil kebijakan melakukan pengeluaran tetap (Fixed Costs) yang besar setiap tahunnya, serta bermain di pasar yang tingkat volume penjualannyatidak stabil. Perusahaan yang mempunyai karakteristik seperti ini merupakan perusahaan yang secara potensial berada dalam posisi yang lemah serta beresiko tinggi c. Liquidity run: terjadi ketika nasabah mengalami kesulitan likuiditas karena kehilangan sumber pendapatan dan peningkatan pengeluaran yang disebabkan oleh alasan yang tidak terduga. Kondisi ini tentu saja akan mempengaruhi kemampuan nasabah dalam menyelesaikan kewajibannya kepada pihak bank. 2. Resiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebih Sebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala besar Apabila tidak mampu menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi. Bank maupun suplier pembayaran perdagangan sering kali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari sebuah perusahaan. Namun demikian , bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melakukan analisis. Misalnya neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, dimana komitmen pengeluaran kapital harus di ungkap. 3. Resiko yang timbul dari lemahnya analisis bank Terdapat 3 resiko yang timbul dari lemahnya analisis bank yakni: a. Analisis pembiayaan yang keliru Dalam konteks ini, terjadi bukan karena perubahan kondisi nasabah yang tak terduga. Tetapi dikarenakan memang sudah sejak awal nasabah yang bersangkutan berresiko tinggi. Keputusan pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid. Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini bisanya bersumber dari informasi yang tersedia kurang akurat. Untuk mengatasi hal ini bank memerlukan staf yang terlatih dan berpengalaman dalam menyusun suatu pendekatan pembiayaan. b. Creative accounting Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebijakan akutansi perusahaan yang memberikan keterangan yang menyesatkan tentang suatu laporanposisi keuangan suatu perusahaan. Dalam kasus ini, keuntungan dapat dibuat agar terlihat lebih besar, aset terlihat lebih bernilai, dan kewajiban dapat disembunyikan dari neraca keuangan. c. Karakter nasabah: Terkadang nasabah dapat memperdaya bank dengan sengaja dengan menciptakan pembiayaan macet Bank perlu waspada dengan kemungkinan ini dengan mencoba untuk membuat suatu keputusan berdasarkan informasi obyektif tentang karakter nasabah. Dampak dari resiko yang dihadapi bank syariah. Sebagai dampak terjadinya resiko kerugian keuangan langsung. Kerugian akibat resiko pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan (stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah serta berdampak juga pada perekonomian secara umum. Pengaruh resiko langsung pada pemegang saham dan karyawan bisa langsung dirasakan Sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung. Berikut akan diuraikan dampak potensial terhadap stakeholders dan ekonomi. a. Dampak terhadap pemegang saham Pengaruh risk loss terhadap pemegang saham antara lain: 1. penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan harga atau penurunan keuntungan . Turunnya harga saham menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunya kesejahteraan pemegang saham. 2. hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai akibat dari turunnya keuntungan perusahaan. 3. kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga yang paling parah adalah kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua modal. b. Dampak terhadap karyawan Karyawan suatu bank dapat terpengaruh oleh peristiwa resiko (risk event) yang menimbulkan risk loss terkait dengan keterlibatan mereka. Pengaruh tersebut dapat berupa: 1. dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan kerugian. 2. pengurangan pendapatan seperti pengurangan bonus atau pemotongan gaji. 3. pemutusan hubungan kerja c. Dampak terhadap nasabah Kegagalan dalam mengelola resiko dapat berpengaruh terhadap nasabah. Dampak yang terjadi dapat secara langsung maupun tidak langsung. Dan tidak seketika dapat diidentifikasi. Pengaruh risk event yang berlangsung secara berkelanjutan pada gilirannya akan menimbulkan risk loss terhadap kelangsungan usaha bank itu sendiri Konsekuensi risk loss yang berdampak pada nasabah bank adalah: 1. Merosotnya tingkat pelayanan 2. Berkurangnya kualitas produk yang ditawarkan 3. Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam mencairkan dana 4. Perubahan peraturan d. Dampak terhadap perekonomian Sebagai institusi yang mengelola uang sebagai aktifitas utamannyabank , bank memiliki resiko yang melekat secara sistematis. Risk loss yang terjadi pada suatu bank akan menimbulkan dampak tidak hanya terhadap bank yang bersangkutan, tetapi juga akan berdampak terhadap nasabah dan perekonomian secara keseluruhan . Dampak yang ditimbulkan tersebut dinamakan resiko sistemik (systemic risk) Resiko sistemik secara spesifik adalah resiko kegagalan bank yang dapat merusak perekonomian secara keseluruhan dan secara langsung berdampak pada karyawan , nasabah dan pemegang saham. Secara umum masyarakat awam tidak mengenal apa yang disebut sebagai resiko sitemik. Namun mereka tidak asing dengan istilah run on a bank (baik riil maupun hanya persepsi dari nasabah) Artinya: nasabah bank yang ingin menarik kembali dananya secara bersamaan dan besar-besaran. Hal ini terjadi pada saat bank tidak dapat menenuhi kewajibannya Bank tidak dapat menyediakan dana yang cukup pada saat nasabah melakukan penarikan dananya. Bank sangat rentan terhadap resiko sistemik yang melekat pada industri perbankan.