Anda di halaman 1dari 12

RPS 11 : Siklus

Perolehan Modal
Dan Pembayaran
Kembali

Oleh :

SRI WAHYUNI MANSYUR (1701035054)


A. Akun-akun dan karakteristik unik siklus perolehan
modal dan pembayaran kembali

– Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali modal mempengaruhi


secara signifikan akun-akun berikut :
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi seringkali
jumlahnya sangat material.
2. Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jurnalnya akan material.
3. Terdapat hubungan hukum entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi, atau
dokumen-dokumen pemilihan serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan
ekuitas.
Berikut adalah akun-akun yang seringkali ditemukan di dalam siklus
tersebut :

1. Wesel bayar 9. Modal saham preferen


2. Utang kontrak 10. Modal yang disumbangkan
3. Utang hipotek
11. Laba ditahan
4. Utang obligasi
12. Saham tresuri
5. Beban bunga
13. Dividen yang diumumkan
6. Anggaran saldo laba
14. Kepemilikan pribadi-akun modal
7. Kas di bank
15. Persekutuan-akun modal
8. Modal saham biasa
B. Perancangan dan pengujian audit atas utang wesel dan akun serta transaksi
terkait

Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas saldo untuk Wesel Bayar

Tahap 1 :

 Identifikasikan risiko bisnis klien yang mempengaruhi wesel bayar


 Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah risiko bawaan untuk wesel bayar
 Nilailah risiko pengendalian untuk wesel bayar

Tahap 2 :

 Rancang dan laksanakan prosedur analitik untuk wesel bayar

Tahap 3 :

 Rancangan dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk wesel bayar.
 Rancang pengujian terinci atas wesel bayar untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo
Wesel bayar adalah kewajiban hukum kepada kreditor yang tidak dijamin atau dijamin
oleh aktiva. Umumnya wesel, diterbitkan untuk suatu periode antara 1 bulan dan 1 tahun,
tetapi terdapat juga wesel jangka panjang yang lebih lama.

Wesel bayar terdiri dari : Pengendalian intern

 Pengendalian intern. Terdapat Empat pengendalian penting atas


wesel bayar:
 Pengujian pengendalian dan
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan
pengujian substantif
wesel baru.
taransaksi.
2. Pengendalian yang mencukupi atas
 Prosedur analitik. pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
 Pengujian terinci atas saldo. 3. Dokumen dan catatan – catatan memadai .
4. Verifikasi indepeden secara periodik.
Pengujian Terinci Atas Saldo Ekuitas Pemilik

Tiga Tujuan Audit terkait – saldo yang Tujuan audit ekuitas pemilik :
terpenting dalam wesel bayar adalah 1.Pengendalian intern atas modal saham dan
sebagai berikut: deviden terkait mencukupi.
–Wesel bayar yang ada yang telah 2.Transaksi ekuitas pemilik dibukukan dengan
semestinya, sebagaimana yang didefinisikan
dimasukkan (kelengkapan).
oleh enam tujuan terkait – transaksi.
–Wesel Bayar di dalam skedul
3.Saldo ekuitas pemilik disajikan dan
dibukukan secara akurat. diungkapkan dengan semestinya, sebagaimana
–Wesel bayar disajikan dan diungkapkan didefinisikan oleh tujuan audit terkait – saldo
secara semestinya (penyajian dan untuk akun ekuitas pemilik (hak/kewajiban dan
nilai yang dapat direalisir tidak diaplikasikan.
pengungkapan).
– Pengendalian Intern

1. Otorisasi Transaksi yang Memadai

2. Penerbitan Modal Saham

3. Pembelian Kembali Modal Saham

4. Penyelenggaraan Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Memadai.

– Prosedur yang terpenting untuk pencegahan salah saji dalam ekuitas pemilik adalah :

1. Kebijakan yang jelas untuk penyiapan sertifikat saham dan pembukuan transaksi modal saham.

2. Verifikasi internal yang independen mengenai informasi di dalam catatan.


Audit modal saham dan Tambahan modal disetor

Terdapat empat perhatian utama dalam audit modal saham dan kelebihan modal disetor atas harga
dari:

 Transaksi modal saham yang ada dibukukan (kelengkapan).

 Transaksi modal saham yang ada dibukukan dan secara akurat dibukukan (keberadaan dan
keakuratan).

 Modal saham secara akurat dibukukan (keakuratan).

 Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan).
Audit Dividen

Enam Tujuan paling penting, yang mencakup audit yang terkait dangan hutang dividen.
1. Dividen yang dibukukan ada (Keberadaan)
2. Deviden yang ada dibukukan (Kelengkapan)
3. Deviden yang dibukukan secara akurat (Keakuratan)
4. Deviden yang dibayarkan ke pemegang saham adalah benar ada (Keberadaan)
5. Hutang deviden dibukukan (kelengkapan)
6. Hutang Deviden telah dibukukan dengan akurat (keakuratan)
Contoh Kasus
"PT XXX mengeluarkan hipotek 20 tahun pada tanggal 17 Juni 2013 senilai Rp 2.600.000.000,00 dan menjaminkan satu-
satunya bangunan pabriknya. Setelah penerbitan hipotek, setiap bulan perusahaan melakukan pembayaran sebesar Rp
20.000.000,00 kepada pemegang hipotek. Tahun ini merupakan tahun pertama kalinya perusahaan mengeluarkan hipotek."
Studi Kasus:
Auditor dapat melakukan pengujian atas pengendalian interal penerbitan hipotek, diantaranya:

a. Melakukan pemeriksaan atas penerbitan hipotek, apakah sesuai prosedur melalui RUPS) serta telah dilakukan otorisasi oleh

manajemen level atas.

b. Mempersiapkan jadwal pemeriksaan lengkap untuk berkas permanen hipotek tersebut sehingga didapatkan informasi yang akurat

mengenai hipotek yang diterbitkan sehingga akan mempermudah audit yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

Informasi-informasi yang dapat digall dari hipotek tersebut menyangkut unsur legalitas penerbitannya seperti harga pembelian,

tanggal pembelian, daftar-daftar perjanjian, barang yang dijadikan jaminan hipotek, jadwal amortisasi pokok dan bunga hipotek.

Hal ini dapat dipermudah Jika auditor memiliki kemampuan dalam aplikasi komputer yang mampu memperhitungkan hal-hal

tersebut diatas
c. Audit atas hipotek, beban bunga serta bunga yang harus dibayarkan harus dilakukan bersama-sama karena ketiga
akun tersebut saling terkait sehingga kemungkinan salah saji klien dapat diketahui lebih cepat dan lebih efektif
d. Dalam laporan keuangan, standar akuntansi mengharuskan pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan hipotek,
seperti persyaratan dalam hipotek termasuk suku bunga tanggal jatuh tempo, informasi pembayaran lima tahun,
aset yang dijaminkan, dan jadwal amortisasi. Dengan demikian, auditor dapat menentukan apakah pengungkapan
klien atas hipotek yang diterbitkan telah lengkap dan akurat.

Melakukan verifikasi atas penerbitan hipotek, diantaranya:


e. Apakah penerbitan hipotek telah diotorisasi oleh manajemen level atas (atau RUPS).
f. Mendapatkan berkas permanen hipotek yang berisi jumlah pembayaran, suku bunga, jaminan.
g. Konfirmasi dengan lembaga pinjaman mengenai hipotek tersebut (apakah sesuai dengan berkas permanen yang
diterima dari klien).
h. Uji kewajaran atas beban bunga

Melakukan prosedur analitis


• Auditor harus melakukan prediksi independen atas biaya bunga, menggunakan rata-rata hipotek yang beredar dan
rata-rata tingkat bunga, sehingga dapat dievaluasi apakah beban bunga telah wajar dan telah diakui.
“ TERIMA KASIH “

Anda mungkin juga menyukai