Anda di halaman 1dari 30

SISTEM REM TROMOL

KELOMPOK 3 : 1. DIAN ANDRIANTO (8)


2. GALIH WAHYU S. (11)
3. KHOIRUL KHOTIM (16)
REM TROMOL

• Rem tromol memiliki kekuatan tenaga


pengereman dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian
dalam yang berputar bersama-sama
dengan roda.
KOMPONEN

• Komponen rem tromol terutama


terdiri dari :
1. Backing plate
2. Silinder roda
3. Pegas pengembali
4. Kanvas rem
5. Sepatu rem
6. Tromol
1. BACKING PLATE
• Backing plate dibuat dari baja press
yang dibuat pada axle housing atau
axle carrier bagian belakang. Karena
sepatu rem terkait pada backing plate,
maka aksi daya pengereman tertumpu
pada backing plate.
2. SILINDER RODA
• Silinder roda (wheel cylinder)
Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan
menggerakkan piston cup, piston akan menekan kearah suatu rem, kemudian
bersama-sama menekan tromol rem.
Ada 2 tipe silinder roda :
1. Single piston 2. Double piston
3. SEPATU REM DAN KANVAS REM

• Sepatu rem (brake shoe)


Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas
rem dipasang dengan jalan dikeling (pada kendaraan
besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada
permukaan yang bergesekan dengan tromol.

• Kanvas rem
Kanvas rem harus dapat menahan panas, aus, dan juga
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Umumnya
kanvas (lining) terbuat dari campuran fiber metalic
dengan brass, lead, plastik, dan sebagainya di proses
dengan ketinggian panas tertentu.
4. TROMOL REM
• Tromol rem (brake drum)
Umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast
iron) dan tromol rem ini letaknya sangat dekat
dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan
berputar bersama roda.
Ketika kanvas menekan permukaan bagian
dalam tromol bila rem bekerja , maka gesekan
panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi
200 derajat celcius sampai 300 derajat celcius.
TIPE REM TROMOL ADA 4 MACAM :

1. Tipe leading dan trailing


Bagian ujung atas masing-masing sepatu rem
ditekan membuka oleh silinder roda (wheel
cylinder). Sedangkan bagian ujung bawah berputar
atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada
silinder roda tunggal (single wheel cylinder).
Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu
yang kanan disebut trailing shoe. Leading shoe
lebih cepat aus dibandingkan dengan trailing shoe,
bila rem sering digunakan dalam putaran gerak
maju.
2. Tipe two – leading
Tipe two-leading shoe dibagi menjadi dua yaitu single action dan double
action.
 Tipe single action two-leading shoe mempunyai dua silinder
roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap
sisinya. Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak
maju, maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe.
kerugian pada tipe ini, bila rem berputar dalam arah yang
berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja
sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman
yang kecil. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan
penumpang dan niaga.
 Tipe double-action two leading shoe
mempunyai dua silinder roda, dan pada
tiap sisinya terdapat dua torak. Bila tipe
single-action bekerja sebagai self-
energizing force dalam satu arah saja,
maka tipe double-action ini bekerja
efisiensi dalam dua arah, maju dan arah
mundur. Tipe ini banyak digunakan pada
rem belakang kendaraan niaga.
3. Tipe uni – servo
Tipe uni-servo mempunyai silinder roda tunggal
dengan satu piston saja, dan penyetelannya
berhubungan dengan kedua sepatunya.
Bila torak didalam wheel cylinder mendorong bagian
atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi
sepatu-sepatu sebagai leading shoe, dan bekerja
dengan daya pengereman yang tinggi.
Terdapat kelemahan dalam tipe ini, dimana bila
tromol berputar pada arah yang berlawanan, maka
kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya
mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil.
4. Tipe duo servo
Tipe duo-servo ini merupakan versi
penyempurnaan uni-servo yang mempunyai
dua piston pada setiap silinder roda.
Selama silinder roda menekan kedua sepatu
rem saat rem bekerja, maka tipe ini
mempunyai gaya pengereman yang tinggi
terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh gerak
arah putaran roda.Tipe ini digunakan pada rem
belakang kendaraan niaga.
PERSINGGUNGAN TROMOL REM DAN
KANVAS REM (LINING)
Gesekan antara tromol dan kanvas
rem (brake lining) akan dipengaruhi
oleh temperature kanvas itu sendiri.
Biasanya, gesekan akan berkurang dan
gaya pengeremanpun menurun ketika
tromol dan kanvas telah jadi panas.
Daya pengereman juga dipengaruhi
oleh posisi persinggungan antara tromol
dan kanvas, walaupun daerah
persinggungannya mungkin sama. Hal
ini disebabkan adanya self-energizing
action yang berbeda, tergantung pada
posisi persinggungannya.
CELAH SEPATU REM
 Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan
kelambatan pada pengereman.
 Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan
terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas.
Begitu juga,
 Apabila celah sepatu rem pada keempat rodanya tidak sama
pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke
salah satu arah atau roda belakang kendaraan akan seperti ekor
ikan (yang mengibas ke kanan dan ke kiri).
PENYETELAN OTOMATIS CELAH SEPATU REM

Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake


shoe clearence adjustment) mengacu pada penyetelan otomatis
celah antara tromol dan kanvas dan termasuk penyetelan tipe
seperti berikut :
• Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan
mundur.
• Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan
maju.
• Penyetelan dilakukan dengan rem parkir.
1. Penyetelan Terjadi Pada Saat Pengereman
Selama Kendaraan Mundur
Metode penyetelan ini digunakan pada
rem tipe duo-servo yang menggunakan
kabel penyetel (adjusting cable), tuas
penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel
sepatu (shoe adjusting screw) dan
komponen lainnya.
• CARA KERJA
Bila pada rem ditekan sambil kendaraan bergerak mundur, maka sepatu rem
mengembang dan menyentuh tromol. Sepatu-sepatu menekan tromol yang
mulai berputar, hingga ujung atas sepatu No. 1 menyentuh anchor pin. Sejak
shoe No. 2 bergerak dari anchor pin pada waktu yang bersamaan, maka
menarik kabel penyetelan. Ini menyebabkan tuas penyetelan memutar sekrup
peyetelan dan menyetel celah.Sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baut
dan mur.
Sejak tiap ujung sekrup
bersinggungan dengan sepatu
rem, maka celah sepatu rem
bertambah dan berkurang sesuai
dengan putaran sekrup.
2. Penyetelan Terjadi Pada Saat Pengereman Selama
Kendaraan Maju
Ujung link pada silinder roda
dihubungkan dengan piston wheel cylinder
dan bergerak sebagai satu kesatuan,
sedangkan ujung link lainnya dihubungkan
dengan tuas penyetel otomatis melalui
sebuah pegas, dan meneruskan gerakan
piston kepada tuas penyetel otomatis.
• CARA KERJA
Bila pedal rem diinjak, maka piston
dan link yang merupakan satu unit
bergerak ke atas. Hal ini akan
menyebabkan tuas penyetel otomatis
bergerak mengelilingi pin pada arah
putaran kebalikan.
a. Celah Standar Sepatu Rem
Bila gerakan piston kecil maka tuas penyetel otomatis bergeraknya
juga kecil. Gerakan tuas penyetel hanya maju mundur diantara dua
gigi pada penyetel roda (adjusting wheel), jadi adjusting wheel tidak
beputar.
b. Celah Lebih Besar Dari Standar
Bila pedal rem ditekan, gerakan piston lebih besarnya dibanding
celah standar sepatu. Oleh karena itu putaran tuas penyetel juga besar,
menyebabkan roda penyetel berputar sedikit.

Bila pedal rem dilepas, maka piston, link dan tuas penyetel berputar
kembali ke posisi semula, tetapi sejak adjusting wheel berputar dari posisi
awalnya, tuas penyetel menghubungkan gigi berikutnya dari ajusting
wheel.
a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar Dari Standar
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan
bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari adjusting screw.
Saat tuas rem parkir dibebaskan, adjusting lever akan turun
dan memutar adjusting screw sehingga menyetel celah.
Bila pedal rem ditekan untuk kedua
kalinya, maka adjusting wheel berputar,
baut penyetel bergerak pada saat sepatu
rem mengembang, dan celah sepatu
sekaligus terseret.
3. Penyetelan Dilakukan Dengan Rem Parkir

Tuas penyetel (adjustinglever) dipasang bersama tuas rem


parkir (parking brake lever) pada sepatu. Salah satu ujung tuas
penyetel dihubungkan dengan sepatu rem melalui sebuah pegas
dan ujung lainnya dihubungkan dengan sekrup penyetel yang
bersatu dengan strut rem parkir (parking brake shoe strut)
• CARA KERJA
Bila rem parking bekerja, maka tuas akan tertarik ke kiri. Pada saat
yang bersamaan, tuas penyetel berputar searah jarum jam
mengelilingi pin dimana sepatu itu terkait, memutarkan mur penyetel.
b. Celah Sepatu Rem Normal
Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit
(tidak melebihi gigi berikut pada adjusting wheel). Celah sepatu
rem tetap (tidak berubah).

Anda mungkin juga menyukai