Anda di halaman 1dari 30

SEDIMENTASI

PENGERTIAN

 operasi unit untuk melakukan pemisahan suspensi menjadi slurry (cairan bening) dan
sludge (slurry yang mengandung lebih tinggi konsentrasi padatan).
TUJUAN

 Untuk merancang/ desain alat clarifier (tangki pengendap) dari data batch sedimentasi
 Untuk menentukan laju pengendapan atau kecepatan pengadukan tepung tapioka dalam
cairan
 Untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan laju pengendapan
manfaat

 Agar praktikan dapat memahami mekanisme proses sedimentasi hingga diperoleh cairan
jernih
 Agar praktikan dapat mengetahui pengaplikasian konsep sedimentasi dalam dunia industri,
khususnya industri kimia
 Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi proses sedimentasi
Mekanisme sedimentasi

Tahapan sedimentasi dideskripsikan dengan observasi pada tes batch settling ketika partikel-
partikel padatan mengendap dari suatu slurry dalam silinder kaca menunjukkan slurry dalam
silinder dengan konsentrasi padatan yang seragam. kemudian, partikel-partikel padatan mulai
mengendap dan laju mengendapnya partikel tersebut di asumsi sebagai terminal velocity. Pada
bagian bawah didominasi endapan partikel-partikel padatan yang lebih berat dan lebih cepat
mengendap. Pada zona tengah terdapat partikel dengan ukuran yang berbeda-beda dan
konsentrasi yang tidak seragam. Daerah di atasnya lagi adalah daerah dengan konsentrasi yang
seragam dan hampir sama dengan keadaan mula-mula. Pada daerah ini partikel-partikel turun
dengan bebas hambatan dan terjadi proses free settling. Di atas daerah sebelumnya adalah
daerah yang berupa liquida jernih. Jika sedimentasi berlanjut maka hanya akan tersisa dua
bagian, atas dan bawah.
Slurry

 Pengertian : Pengertian slurry dapat diketahui dari pengertian sedimentasi. Sedimentasi


adalah salah satu proses pemisahan campuran padatan cairan (slurry) menjadi cairan
bening dan sludge.
 Konsentrasi Slurry : seragam di seluruh bagian tabung, sehingga dapat diketahui slurry
adalah air yang bercampur partikel padat atau lumpur.
Critical Settling Point

 peristiwa saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan endapan pada proses
sedimentasi
 Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-asing zona akan berubah. Pada zona
tengah terdapat partikel dengan ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi yang tidak
seragam
 Daerah di atasnya adalah daerah dengan konsentrasi yang seragam dan hampir sama
dengan keadaan mula-mula
 Di atas daerah sebelumnya adalah daerah yang berupa liquida jernih
Laju Sedimentasi

Laju Sedimentasi
Kecepatan Pengendapan

Kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan menggambarkan tangen dari kurva laju
sedimentasi pada waktu t tertentu dan slope -dz/dt = v1. Pada titik ini, ketinggian Zi dan Z1
adalah intercept dari tangen kurva

Z i− Z 1
Ket
v1=
v1 : kecepatan t1 − 0 pengendapan (cm/s)
Zi : ketinggian slurry pada titik 1 (cm)
Z1 : ketinggian slurry pada titik 2 (cm)
Konsentrasi slurry akhir

Untuk itu, rata-rata konsentrasi dari suspensi jika Zi adalah ketinggian dari slurry, maka
konsentrasi C1 dapat dirumuskan sebagai berikut :

C1 Zi = C0Z0 atau C1 = ( 𝑍0) C0


𝑍1
Keterangan :
C0 : konsentrasi slurry akhir (kg/m3)
C1 : konsentrasi slurry akhir (kg/m3)
Z0 : ketinggian awal (cm)
Z1 : ketinggian akhir (cm)
Proses Sedimentasi

 Proses Batch

Tahapan Proses Pengendapan


Mekanisme

Pada Gambar menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan partikel
padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap dan diasumsikan
mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel
lebih berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena
tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan
konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi seragam, dengan konsentrasi dan
distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A yang merupakan cairan
bening. Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar 1b, 1c,
1d). Zona A dan D bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C dan transisi
hilang, semua padatan berada di zona
Proses Semi-Batch

Pada sedimentasi semi-batch, hanya terdapat cairan keluar atau masuk saja. Jadi, kemungkinan
hanya ada slurry yang masuk atau beningan yang keluar.

Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan
Proses Kontinyu

Pada proses kontinyu, terdapat slurry yang masuk dan cairan bening yang keluar pada saat
yang bersamaan. Saat kondisi steady state, maka ketinggian cairan akan selalu tetap

Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam D = zona partikel padat terendapkan
Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan


kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan
karena adanya gaya grafitasi. Di dalam proses koagulasi, dilakukan pengadukan
cepat yang bertujuan untuk mendispersikan koagulan hingga rata dengan waktu yang
singkat untuk memperkecil pecahnya flok menjadi partikel-partikel kecil tersuspensi
Flokuasi

Flokulasi adalah suatu proses penggumpalan partikel-partikel terdestabilisasi menjadi partikel-


partikel berukuran besar, yang disebut dengan flok, sehingga mudah untuk mengendap.
Clarifires

Clarifiers adalah tangki pengendapan yang dibangun dengan alat mekanis untuk
menghilangkan padatan secara terus-menerus yang diendapkan dengan sedimentasi.
Jenis-Jenis clarifires

 Berdasarkan fungsi
1. Clarifier primer
untuk menghilangkan padatan tersuspensi yang mengendap dalam aliran masuk pabrik.
2. Clarifires sekunder
Untuk memisahkan biomassa yang dihasilkan selama proses pengolahan sekunder dari limbah
pabrik yang diolah
 Berdasarkan bentuk geometri
a. Rectangular clarifier
Mekanisme yang digunakan dalam banyak desain terdiri dari hambatan chaintype rectangular clarifier. Panjang
clarifier minimum dari saluran masuk ke saluran keluar biasanya 3 meter (10 kaki). Kedalaman tangki paling
sering antara 2 hingga 6 meter (6,6 hingga 20 kaki). Lebar unit tangki persegi panjang biasanya dipilih
berdasarkan ukuran standar yang tersedia dari mekanisme pengumpulan lumpur dan bervariasi antara 2 hingga 6
meter (6,6 hingga 20 kaki). Setiap bak tangki clarifier dilengkapi dengan mekanisme pengumpulan lumpur
terpisah yang mengangkut padatan yang mengendap di tangki ke dalam hopper untuk diambil atau memiliki
mekanisme pengumpulan lumpur yang menyapu dan menghilangkan padatan yang terkumpul di dasar tangki.
 b. Circular clarifier
Circular clarifiers adalah fasilitas berbentuk bulat yang terdiri dari struktur saluran masuk, zona klarifikasi
silinder, zona penumpukan lumpur berbentuk kerucut dan bendung limbah. Circular clarifier biasnya digunakan
dengan perangkat surface- skimming, yang keduanya mengandung sebuah skimmer rotasi, scum baffle dan
scum box assembly
c. Thickener Clarifier
Clarifier yang berfungsi sebgai pengental, untuk mencapai densifikasi dalam endapan lumpur. Biasanya
penggerakan pada jenis ini harus lebih tinggi kemampuan torsinya dari pada alat clarifier yang standart
 d. Industrial waste secondary clarifier
untuk menghasikan efluen dan menyebakan biomassa untuk didaur ulang.
 e. Inclined-Plate Clarifier
Alat ini mengandung banyak piringan dengan sudut 45-60 derajat dari arah horizontal. Bentuk setiap piringan
menghasilkan padatan yang memiliki jarak yang dekat dengan setiap jalur sebelum menggelinding ke bawah ke
tempat pengumpulan.
Contoh gambar clarifires

Rectangular Clarifier
Circular clarifier
Industrial waste secondary clarifier
Thickener Clarifier
Inclined-Plate Clarifier
Gaya-Gaya dalam Sedimentasi

 1. Gravitasi (gravity), gaya yang menyebabkan partikel menjadi jatuh atau mengendap
di dalam fluida
 2. Upward diffusion dari partikel, yang disebabkan oleh suatu gradient konsentrasi
partikel (banyak partikel pada elevasi terendah), yang berubah disebabkan oleh gaya
gravitasi
Aplikasi

 Pada industri pertambangan mangan sedimentasi digunakan pada tahap pencucian mangan
agar dihasilkan bijih mangan yang bersih dan air sisa pencucian yang mengandung lumpur
(pengotor). Air sisa pencucian ini, dialirkan dan di tampung di bak penampungan yang
disebut settling pond (kolam pengendapan). Air yang di tampung di bak penampung ini,
nantinya akan di pakai kembali untuk tahap pencucian. Dengan adanya bak penampungan
akan dapat membantu dalam pemisahan partikel- partikel berat (suspensi) seperti pasir,
tanah dan lumpur dari air (liquid).

Anda mungkin juga menyukai