koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara berurutan untuk
membuat partikel tersuspensi menjadi tidak stabil dengan menyebabkan terjadinya
tumbukan partikel Proses koagulasi dan flokulasi dengan penghilangan padatan yang
berada di dalam air terutama yang berbentuk padatan tidak mengendap (non setleable
solid), padatan tersuspensi (suspended solid), dan koloid. Koagulasi dan flokulasi
adalah proses fisikakimia dimana diperlukan energi dan waktu agar proses dapat
berlangsung. Proses koagulasi selalu diikuti oleh proses flokulasi, yaitu
penggabungan inti flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar (Sarwono,
2017).
Jenis Clarifier
1. Rectangular clarifier
Alat ini biasa digunakan dipabrik air dan pengelolahan limbah, serta dibeberapa
industri lainnya. Mekanisme yang digunakan dalam banyak desain terdiri dari
hambatan chaintype rectangular clarifier. Panjang clarifire minimum dari saluran
masuk ke saluran keluar biasanya 3 meter (10 kaki). Kedalaman tangki paling sering
antara 2 hingga 6 meter (6,6 hingga 20 kaki). Lebar unit tangki persegi panjang
biasanya dipilih berdasarkan ukuran standar yang tersedia dari mekanisme
pengumpulan lumpur dan bervariasi antara 2 hingga 6 meter (6,6 hingga 20 kaki)
Setiap bak tangki clarifier dilengkapi dengan mekanisme pengumpulan lumpur
terpisah yang mengangkut padatan yang mengendap di tangki ke dalam hopper untuk
diambil atau memiliki mekanisme pengumpulan lumpur yang menyapu dan
menghilangkan padatan yang terkumpul di dasar tangki.
Rectangular clarifier
2. Circular clarifier
Circular clarifiers adalah fasilitas berbentuk bulat yang terdiri dari struktur
saluran masuk, zona klarifikasi silinder, zona penumpukan lumpur berbentuk
kerucut dan bendung limbah. Circular clarifier biasnya digunakan dengan
perangkat surface-skimming, yang keduanya mengandung sebuah skimmer rotasi,
scum baffle dan scum box assembly(Voutchkov,2017)
Circular clarifier
3. Thickener Clarifier
Clarifier yang berfungsi sebgai pengental, untuk mencapai densifikasi dalam endapan
lumpur. Biasanya penggerakan pada jenis ini harus lebih tinggi kemampuan torsinya
dari pada alat clarifier yang standart.
Thickener Clarifier
4. Industrial waste secondary clarifier
Banyak pabrik resmi membuang limbah organik ke saluran pembuangan dengan
fasilitas yang dimilikinya untuk penanganan hal tersebut. Seperti kasus ini
dugunakannya alat clarifier sekunder untuk menghasikan efluen dan menyebakan
biomassa untuk didaur ulang.
Industrial waste secondary clarifier
5. Inclined-Plate Clarifier
Biasa disebut lamela dapat memperoleh pemisahan yang meningkat. Alat ini
mengandung banyak piringan dengan sudut 45-60 derajat dari arah horizontal.
Bentuk setiap piringan menghasilkan padatan yang memiliki jarak yang dekat dengan
setiap jalur sebelum menggelinding ke bawah ke tempat pengumpulan.
Inclined-Plate Clarifier
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : (C6H10O3)x
2. Berat molekul : 162,14 g/mol
3. Spesific gravity : 1,50
4. Kelarutan : Tidak larut dalam air
(Perry, 1997 “Starch’)
C. Fungsi: sebagai bahan pembuatan slurry pada percobaan sedimentasi
II.4.2 Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Bentuk : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Dalam wujud padat berbentuk hexagonal
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : 𝐻2𝑂
2. Berat molekul : 18,02 g/mol
3. Titik Lebur : 0𝐶
4. Titik didih : 100𝑜𝐶
5. Spesific gravity: 1
(Perry, 1997 “Water’)
C. Fungsi: Sebagai bahan pembuat slurry pada percobaan sedimentasi
II.5 Hipotesa Percobaan
Perbandingan pada waktu pengendapan dengan tinggi permukaan slurry yaitu
jika semakin lama waktu yang diberikan maka semakin tinggi permukaan slurry dan
perbandingan antara konsentrasi dengan kecepatan pengendapan yaitu jika
konsentrasi solute (tak terlarut) semakin besar maka kecepatan pengendapan semakin
lambat karena adanya gaya gesek antar partikel semakin besar.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Tepung Tapioka
2. Aquadest
III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Spatula
3. Neraca analitik
4. Beaker glass
5. Stopwatch
6. Penggaris
7. Kaca arloji
1 500
450
500
450
500
450
5 50 5 50 5 50
50
45
40
55
60
5
10
15
20
3
35 25
1 1 1 30
Buat larutan dengan melarutkan padatan (tepung, CaO) dalam air dengan berat
yang berbeda-beda
Desain clarifier dengan tipe silinder berdasarkan data batch hasil percobaan
dengan asumsi laju volumetric (Q)
DAFTAR PUSTAKA
Azmeri.2020. Erosi, Sedimentasi dan Pengeololaannya.unsyiahpress,Aceh
Perry, R A 2007, Perry’s Chemical Engineering Handbook 8th Edition, McGraw
Hill, New York
Sarwono, E, Aprillia, K R & Setiawan, Y.2017, ‘Penurunan Parameter Kekeruhan,
TSS dan TDS dengan Variasi Unit Flokulasi’, Jurnal Teknologi Lingkungan,
vol. 1, no. 2, hh. 8-14
Voutchkov, Nikolay.2017. Introduction to Wastewater Clarifier Design. Suncam,
moskow
Rumbino, Y & Abigail, K 2020, ‘Penentuan Laju Pengendapan Partikel Di Kolam
Penampungan Air Hasil Pencucian Bijih Mangan’, Jurnal Ilmiah Teknologi
FST Undana Vol. 14, No. 1, Edisi Mei 202 0