Anda di halaman 1dari 3

DATA HASIL PERCOBAAN EFEK MPEMBA

SUHU FREEZER : -4OC


VOLUME AIR (AIR PANAS DAN AIR BIASA) : 200 ml
SUHU AWAL AIR PANAS : 70 OC
SUHU AWAL AIR BIASA : 32 OC
AIR PANAS AIR BIASA
SUHU (OC) WAKTU (MENIT) SUHU (OC) WAKTU (MENIT)
70 0 32 0
56 5 30 5
48 10 26 10
44 15 26 15
40 20 22 20
35 25 22 25
34 30 19 30
30 35 17 35
28 40 17 40
25 45 16 45
23 50 15 50
20 55 14 55
19 60 12 60
18 65 11 65
17 70 11 70
15 75 10 75
14 80 10 80
14 85 9 85
12 90 9 90
12 95 9 95
11 100 8 100
11 105 8 105
10 110 8 110
10 115 8 115
10 120 8 120
10 125 8 125
10 130 8 130
10 135 8 135
10 140 8 140
10 145 8 145
10 150 7 150
9 155 7 155
9 160 7 160
9 165 7 165
8 170 6 170
7 175 6 175
7 180 6 180
7 185 5 185
7 190 5 190
7 195 4 195
6 200 4 200
6 205 4 205
6 210 4 210
6 215 4 215
6 220 3 220
6 225 3 225
5 230 3 230
5 235 2 235
4 240 2 240
4 245 1 245
4 250 1 250
3 255 1 255
2 260 1 260
2 265 0 265
1 270 0 270
1 275 0 275
0 280 0 280

PENJELASAN MENGENAI EFEK MPEMBA :


Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa air panas lebih cepat membeku daripada air yang
kurang panas. Sebuah tim ilmuwan di Singapura, menyatakan bahwa misteri efek mpemba
terletak pada sifat unik dari ikatan ikatan yang mengikat air bersama sama.

Grafik ini menunjukan bagaimana air mendidih lebih cepat mendingin daripada air biasa.
Efek air panas membeku lebih cepat dikenal dengan Efek Mpemba, yang diambil dari nama
seorang mahasiswa asal Tanzania. Perilaku aneh dari pembekuan air ini sebenarnya telah
dicatat oleh pemikir pemikir besar sejarah seperti Aristoteles dan Descartes.
Ada banyak gagasan mengenai Efek Mpemba ini, termasuk gagasan bahwa wadah yang hangat
membuat kontak termal yang lebih baik dengan freezer untuk menyalurkan panas lebih cepat,
dan karenanya air menguap lebih cepat, membuat air tersebut mendingin lalu membeku lebih
cepat.
Namun, sebuah studi yang dipimpin oleh Zhang Xi di Nanyang Technological University di
Singapura, menyatakan bahwa alasan untuk Efek Mpemba ini adalah sifat unik dari ikatan
molekul yang menahan air bersama sama.
Sebuah molekul air tunggal terbuat dari atom oksigen yang relatif besar bergabung dengan dua
atom hydrogen dengan ikatan kovalen (yaitu ikatan kimia yang melibatkan pemakaian bersama
dua pasang electron antar atom).
Tetapi, ketika atom hydrogen dalam satu molekul melayang cukup dekat dengan atom oksigen
dalam molekul air yang lain, keduanya akan membentuk ikatan hydrogen. Kekuatan ikatan
hydrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan keelektronegativitas antara atom atom dalam molekul
tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hydrogen yang terbentuk.
Ikatan hydrogen ini mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, makin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air, terjadi dua ikatan hydrogen
tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada Asam Florida
(HF) yang seharusnya memiliki ikatan hydrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
keelektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada HF.
Anehnya, meskipun ikatan hydrogen umumnya lebih lemah daripada ikatan kovalen, tetapi
mereka lebih kuat daripada Gaya Van Der Waals.
Tim Dr Zhang percaya bahwa, ikatan ini dapat menjelaskan Efek Mpemba, karena ikatan
hydrogen ini membuat molekul-molekul air saling mendekat, yang memicu tolak-menolak
alami antara molekul dan menyebabkan ikatan kovalen antara oksigen dan hydrogen dalam
sebuah molekul mengalami peregangan serta menyimpan energy.
Jadi saat air dipanaskan (mengandung banyak energy), atom H dan O bergerak acak dengan
cepat. Pergerakan atom yang cepat ini membuat jarak antar atom melebar.
Sebaliknya, ketika suhunya dingin (mengandung sedikit energy), atom H dan atom O bergerak
acak dengan lambat. Pergerakan atom yang lambat ini membuat jarak antar atom memendek.
Air akan membeku ketika suhunya mencapai 0OC atau kurang. Pada keadaan membeku, jarak
antar atom atom sangat dekat.
Ikatan kovalen cenderung bersifat elastis, artinya ketika jarak antara dua atom semakin jauh,
maka gaya tariknya cenderung semakin kuat untuk membuat dua atom itu berdekatan kembali
(gaya pembalik). Kejadian ini dapat di analogikan seperti karet.
Jika kita merentangkan seutas karet, maka akan menimbulkan gaya oembalik yang
memaksanya untuk kembali ke ukuran semula. Semakin panjang karet direntangkan, semakin
kuat gaya pembaliknya.
Jika suhu air sangat panas, maka gaya pembalik dari ikatan kovalennya sangat besar. Ketia=ka
air panas itu ditempatkan pada suhu yang sangat dingin, energinya akan menghilang secara
cepat dan elstisitas gaya pembalik akan mendekatkan kembali atom H dan O secara cepat pula.
Ketika jarak H dan O sedemikian dekat, maka wujud air langsung membeku.
Jika suhu air tidak panas (dingin), maka gaya pembalik dari ikatan kovalennya tidak terlalu
besar. Ketika air itu ditempatkan pada suhu yang sangat dingin, maka energinya akan hilang
secara perlahan dan elastisitas gaya pembalik akan mendekatkan kembali atom H dan O secara
perlahan pula.
Yang perlu diperhatikan dari Efek Mpemba ini adalah Efek ini akan terjadi jika ada perbedaan
shuhu yang cukup ekstrim antara air dan lingkungan.
Dari percobaan yang kami lakukan, didapatkan data seperti pada tabel yang telah kami
perlihatkan sebelumnya. Pada percobaan ini, dapat dikatakan bahwa kami tidak berhasil untuk
memunculkan Efek Mpemba dikarenakan factor factor seperti : ketidaktelitian praktikan,
lingkungan saat praktikum yang tidak terisolasi sehingga lebih banyak kalor yang terbuang
atau yang masuk dan sebagainya. Namun, kami berhasil membuktikan bahwa penurunan suhu
pada air panas lebih cepat daripada air biasa sesuai dengan grafik yang kami dapatkan.

Anda mungkin juga menyukai