Anda di halaman 1dari 10

Nama : Gusti Ayu Made Maylina Astari

NPM : 22271025715
Mata Kuliah : Pengaturan Beban Listrik
Jurusan : Teknik Elektro

PRAKIRAAN BEBAN DAN METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK


1. Jelaskan Metode Prakiraan Beban dengan Penghalusan Exponensial.

Jawab:

Metode ini merupakan metode peramalan rataan bergerak dengan pembobotan di mana titik 1
titik data dibobotkan oleh fungsi eksponensial. dan Metode ini dapat dipakai kalau sistem tenaga
listrik yang dibahas masih jauh dari kejenuhan dan ada suatu target kenaikan penjualan yang
digariskan.

2. Diketahui data pembebanan mingguan seperti pada tabel 1. Dengan Metode Deret Waktu,
tentukan pembebanan dalam waktu satu bulan. Tentukan pula berapa kwh energi yang
dibangkitkan dalam bulan tersebut dan berapa biayanya bila harga pokok produksi ( HPP ) =
Rp.800,- / kwh.

Tabel 1. Data Pembebanan pada minggu pertama.

Hari Senin sd. Jum’at Hari Sabtu dan Minggu.

Jam MW. MW.

1 100 75

2 95 70

3 90 65

4 90 65

5 110 80

6 120 90

7 100 100

8 150 110

9 160 120

10 170 125

11 180 130

12 190 130

13 120 120

14 150 125

15 190 125
16 195 120

17 200 130

18 210 130

19 220 135

20 230 140

21 200 110

22 150 80

23 120 80

24 110 70

Diketahui data seperti pada Tabel berikut :


Hari Senin sd. Jumat Hari Sabtu Dan Minggu

Minggu Ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4
Jam
MW MW
10 10 10 7 7
1 100 0 0 0 75 5 75 5
9 9 7 7
2 5 95 5 95 70 0 70 0
9 9 6 6
3 0 90 0 90 65 5 65 5
9 9 6 6
4 0 90 0 90 65 5 65 5
11 9 7 7
5 0 97 7 97 80 1 71 1
12 10 10 10 7 7
6 0 1 1 1 90 4 74 4
10 10 10 10 10 8 8
7 0 2 2 2 0 0 80 0
15 11 11 11 11 8 8
8 0 4 4 4 0 9 89 9
16 12 12 12 12 10 10
9 0 8 8 8 0 0 100 0
17 14 13 13 12 10 10
10 0 0 6 6 5 9 105 5
18 15 14 14 13 11 11
11 0 2 7 7 0 7 114 4
19 17 16 16 13 12 12
12 0 0 1 1 0 3 124 4
12 16 17 17 12 12 13
13 0 4 4 4 0 5 133 3
15 16 18 16 12 12 12
14 0 2 3 0 5 6 140 3
19 16 19 17 12 12 13
15 0 6 1 1 5 6 145 1
19 16 19 18 12 12 13
16 5 9 7 1 0 4 148 8
20 17 20 18 13 12 14
17 0 1 0 9 0 4 150 3
21 18 20 19 13 12 14
18 0 9 4 5 0 6 150 7
22 20 21 20 13 12 14
19 0 3 2 1 5 8 151 9
23 21 22 20 14 13 15
20 0 1 2 7 0 1 152 0
20 21 23 21 11 12 15
21 0 2 1 4 0 9 152 1
15 20 23 22 11 15
22 0 2 8 1 80 9 151 1
12 18 24 22 10 15
23 0 4 0 9 80 9 148 1
11 16 23 23 9 14
24 0 2 5 3 70 6 142 9
3.65 3.57 3.88 3.7 14. 2.52 2.50 2 2.74 10.56
MWH 0 4 8 36 848 5 1 .794 8 8

Jumlah Energi Hari Senin pada Minggu 1 sd. Jumlah Energi Hari Sabtu pada Minggu 1 sd.
Minggu ke 4 = 14.848 MWH Minggu ke 4 = 10.568 MWH
Jumlah Energi Hari Senin sd. Jumat. Jumlah Energi Hari Sabtu dan Minggu.
dari Minggu ke 1 sd. Minggu ke 4 = dari Minggu ke 1 sd. Minggu ke 4 =
5 X 14.848 = 74.240 MWH 2 X 10.568 = 21.136 MWH
Ditanyakan:

a. Tentukan pembebanan dalam waktu 1 bulan


b. Berapa energi yang dibangkitkan?
c. Berapa biayanya bila HPP = Rp. 800,- / Kwh

Jawab:

a. Pembebanan untuk hari senin sampai dengan jumat minggu pertama sampai minggu ke
empat seperti table di atas, dengan metode deret waktu. Pembebanan untuk hari sabtu dan
minggu pada minggu pertama sampai minggu ke empat seperti tabel di atas, dengan metode
deret waktu.
b. Energi yang di bangkitkan dalam waktu 4 minggu, hari senin sampai minggu =
74.240 + 21.136 = 95.376 Mwh = 95.376.000 Kwh

c. Bila
HPP = Rp. 800,- / Kwh
Biaya = 95.376.000 x 800 = Rp. 76.301 Juta

3. Dengan data pada tabel 1. di atas, tentukan Prakiraan bebab dengan Metode Moving Averate
(MA), Moving Averate dengan pembobotan.

Jawab:

JIKA diasumsikan bobotnya setiap jam masin-masing adalah 1, dengan data diambil per 4jam

Maka jumlah bobot = 4

Σ( BOBOT )(DATA PERIODE )


Dan dengan menggunakan rumus : WMA=
ΣBOBOT
Diperoleh data peramalan beban minggu ke 2,3 dan 4 dengan menggunakan metode Weighted
Moving Average sebagai berikut :

HARI SENIN s/d JUMAT HARI SABTU dan MINGGU

MINGGU KE MINGGU KE

JAM 1 2 3 4 1 2 3 4

MW MW

1 100 100 100 100 75 75 75 75

2 95 95 95 95 70 70 70 70

3 90 90 90 90 65.0 65.0 65.0 65.0

4 90 90 90 90 65.0 65.0 65.0 65.0

5 110 93.8 93.8 93.8 80.0 68.8 68.8 68.8

6 120 96.3 96.3 96.3 90.0 70.0 70.0 70.0

7 100 102.5 102.5 102.5 100.0 75.0 75.0 75.0

8 150 105.0 105.0 105.0 110.0 83.8 83.8 83.8


9 160 120.0 120.0 120.0 120.0 95.0 95.0 95.0

10 170 132.5 105.9 105.9 125.0 105.0 80.9 80.9

11 180 145.0 115.0 115.0 130.0 113.8 89.7 89.7

12 190 165.0 125.6 125.6 130.0 121.3 99.4 99.4

13 120 175.0 140.6 140.6 120.0 126.3 108.8 108.8

14 150 165.0 154.4 121.8 125.0 126.3 116.6 94.7

15 190 160.0 162.5 133.9 125.0 126.3 121.9 103.6

16 195 162.5 166.3 145.8 120.0 125.0 125.0 111.6

17 200 163.8 165.6 155.9 130.0 122.5 125.9 118.0

18 210 183.8 162.8 162.2 130.0 125.0 125.0 122.3

19 220 198.8 167.5 164.3 135.0 126.3 124.7 124.5

20 230 206.3 177.2 165.5 140.0 128.8 124.7 125.2

21 200 215.0 188.1 168.3 110.0 133.8 125.6 125.1

22 150 215.0 200.9 173.9 128.8 128.8 128.4 125.0

23 120 200.0 208.8 183.4 128.4 128.4 129.4 125.9

24 110 175.0 209.1 193.8 126.8 126.8 129.9 127.0

4. Diketahui data Kwh, Kva, Pelanggan, Rupiah Penjualan sd. Tahun 2007 seperti Tabel data
terlampir. Tentukanlah Prakiraan Kwh, Kva, Pelanggan untuk tahun 2013 sd tahun 2016.
Tentukan pula Rupiah Penjualan bila setiap tahun diperkirakan Tarif listrik naik 10 %.

Jawab:

Sebagai contoh perhitungan diambil data salah satu dari table yang berada di MS.Excel : { Data
Statistik 2007}

No. Tarip. Daya Jumlah Pelanggan Tahun :


KVA 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 S2 0.45 331 319 306 300 303 298 284

Dengan rumus sebagai berikut :

Y = ao + a1 t.

∑Y = ao N + a1∑t

∑Yt = ao∑t + a1∑t**2


Dimana : ao = ((∑Y) (∑t**2) – (∑t)(∑Yt)) / ( N∑t**2 – (∑t)**2)

Dan a1 = ((N∑Yt – (∑t)(∑Y)) / ( N∑t**2 – (∑t)**2)

N = Jumlah data kebutuhan masa lalu, t = Waktu.`

SOLUSINYA :

Untuk tahun 2013 s/d 2016, maka :


t= 13,14,15,16
karena untuk 2001 t=1, 2002 t=2, dst N=7

Dibuat table perhitungan sebagai berikut : (dengan memasukkan rumus nya di excel)

PERHITUNGAN RUMUS
Y jika Y jika Y jika
∑Y ∑Y" ∑yt ∑t ∑t" Ao A1 Y jika t=13 t=14 t=15 t=16
`2,14
1 656,227 8,378 28 140 332 -7 246 239 233 226

Dan hasilnya sebagi berikut :

No. Tarip. Daya Jumlah Pelanggan Tahun :


200 200 200
KVA 1 2 3 2004 2005 2006 2007 2013 2014 2015 2016

3 3 2
1 S2 0.45 331 319 306 00 03 298 84 246 239 233 226
1 1 1
0.9 101 101 107 13 25 126 42 178 185 191 198
2 2 2
1.3 167 184 203 19 35 252 63 364 380 397 413
1 1 1
2.2 107 113 111 24 31 142 56 199 207 215 223
2.2 - 2 2 2
200 154 165 182 00 26 253 78 399 420 441 462

2 S3 > 200 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1, 1,07 1, 1,38 1,43 1,47 1,52


Jml 861 883 910 57 021 2 124 6 2 8 3
````
Lalu hitung table lain dengan rumus yang sama

5. Apakah tenaga listrik dapat disimpan ?

Jawab:

Ya , Tentu Tenaga Listrik dapat disimpan. Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan induksi
atau sebagai energi medan elektrostatik. Contohnya :

a. Penggunaan panel2 surya di suatu daerah akan benar2 handal bila energi listrik yang dihasilkan di
siang hari disimpan juga di baterai untuk kemudian digunakan di malam hari. Semakin besar
kelebihan energi yang ingin disimpan, semakin besar pula media penyimpanannya. Baterai adalah
contoh media penyimpanan energi listrik yang paling populer. Namun untuk ukuran energi yang
besar, penggunaan baterai kurang efisien.

b. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pump Storage atau pump storage power plant adalah
pembangkit listrik dengan prinsip memompa air ke ‘reservoir atas’ saat kelebihan energi yang
kemudian akan digunakan untuk memutar turbin saat kekurangan energi listrik. Karena prinsip ini,
PLTA pump storage disebut juga sebagai media penyimpanan energi listrik, sama seperti baterai.

6. Kenapa saat beban puncak, tarif listriknya paling mahal ? terutama untuk Industri dan Bisnis.

Jawab:

Karena Pemakaian Tenaga Listrik yang dihasilkan pada saat beban puncak sehari-harinya sangatlah
besar terutama dalam sektor Industri dan Bisnis sehingga tarif listriknya pun mahal. PLN,
mengenakan dua istilah untuk membedakan waktu pemakaian listrik para pelanggannya,
yaitu : Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP).

Disebut WBP karena waktu pemakaian listrik dikerjakan secara bersamaan oleh mayoritas masing-
masing pelanggan PLN di dalam rumahnya. Batas rentang waktu yang termasuk kategori WBP,
umumnya berlangsung antara pukul 04.00 s/d 08.00 dan pukul 17.00 s/d 22.00.

Kondisi pemakaian listrik di saat WBP tersebut, berakum ulasi menjadi besar dan hampir selalu
berimbas pada turunnya voltase listrik secara menyeluruh. Pemakaian perangkat listrik / elektronik
di saat voltase sedang turun, akan “memaksa” perangkat bekerja lebih lama dan lebih berat. Itulah
salah satu penyebab yang membuat pemakaian listrik di saat WBP menjadi lebih besar dan tariff
menjadi mahal terutama untuk sektro Industri dan bisnis.

7. Apakah pengaturan beban tenaga listrik itu ?

Jawab:

Pengaturan beban tenaga listrik yaitu suatu tata cara untuk mengoperasikan system tenaga listrik
dari mulai perencanaan, pelaksanaan/operasi real time dan Analisa & evaluasi.

8. Apakah yang dilakukan dalam pengaturan beban dari sisi pelanggan ?

Jawab:

Pelanggan dapat menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri.
9. Apakah manfaat dari pengaturan beban dari sisi pelanggan dan bagaimana cara
pelaksanaannya ?

Jawab:

Manfaat dari pengaturan beban dari sisi pelanggan :

 Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik untuk
mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal ini terjadi pada saat permintaan tenaga listrik
secara bersamaan pada waktu tertentu yang sering disebut sebagai waktu beban puncak.
 Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang diproduksi dari alam dan tidak
dapat diperbaharui dapat dihemat.
 Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang belum
menikmati tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian tenaga listrik, berarti ada sisa
kapasitas tersedia yang dapat disalurkan ke masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik.

Cara pelaksanaannya yaitu dengan cara mengubah perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara
efisien, baik besaran maupun waktunya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu
sendiri, maupun masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya.

10. Apakah dasar dari pengaturan pembangkit ?

Jawab:

Pengaturan pembangkitan pada umumnya didasarkan pada biaya bahan bakar per kilowattjam yang
digunakan oleh mesin pemmbangkit energi listrik, sebab biaya bahan bakar merupakan biaya
terbesar dalam pembangkitan energi listrik. Oleh karenanya diperlukan suatu cara untuk
menghitung biaya bahan bakar yang diperlukan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik untuk
kurun waktu tertentu.

11. Bila diketahui kemampuan pembangkit sebagai tabel 3., dan karakteristik pembebanan seperti
tabel 4., maka tentukanlah Kwh yang dibangkitkan dan berapa harga pokok produksi ( HPP ) pada
hari itu ?

Tabel 3.Kemampuan dari beberapa jenis unit Pembangkit.

No. Pembangkit MW Lama Operasi Rp./Kwh.

( Jam )

1 PLTA 120 4 100

2 PLTU BB 600 24 600

3 PLTU BBM 600 24 1,500

4 PLTG Gas 300 24 2,000

5 PLTP 200 6 900

Tabel 4.karakteristik Beban Pelanggan.

Jam MW Jam MW Jam MW Jam Mw


1 500 7 500 13 1,000 19 1,500
2 550 8 800 14 900 20 1,450
3 450 9 900 15 950 21 1,400
4 400 10 950 16 950 22 1,300
5 600 11 1,000 17 1,400 23 800
6 550 12 900 18 1,450 24 600

Jawab:

Dibuatkan Tabel sebagai berikut :

MW MWH
Jam JML
Beban Batubara BBM PLTA PLTP PLTG BB BBM PLTA PLTP PLTG

1 500 500 500 500


2 550 550 550 550
3 450 450 450 450
4 400 400 400 400
5 600 600 600 600
6 550 550 550 550
7 500 500 500 500
8 800 600 200
9 900 600 300
10 950 600 350
11 1,000 600 400
12 900 600 300
13 1,000 600 400
14 900 600 300
15 950 600 150 0 200
16 950 600 150 0 200
17 1,400 600 480 120 200
18 1,450 600 530 120 200
19 1,500 600 580 120 200
20 1,450 600 530 120 200
21 1,400 600 600 0 0 200
22 1,300 600 600 0 0 100
23 800 600 200
24 600 600 0

Jumlah MWH yang dibangkitkan oleh masing2 Pembangkit.


∑ MWH 13,750 6,070 480 1,200 300
1,50
Rp./KWH
600 0 100 900 3,000 907
Biaya Rp. 9,10
8,100
Juta 5 48 1080 900 19233
HPP pada hari itu adalah Rp.907,- / Kwh. = Rp.19,233 milyar / 21,200 MW

Anda mungkin juga menyukai