1. MUTU FISIK
• Ukuran/bernas
• bersih dari varietas lain, gulma
• Bebas hama dan penyakit
2. MUTU FISIOLOGIS
• Viabilitas DAYA KECAMBAH MINIMAL 80%
• Vigor pada kondisi suboptimum
PRODUKSI BENIH
Prinsip produksi sama dengan produksi biji konsumsi,
Sasaran kegiatannya adalah menghasilkan kriteria mutu benih, baik mutu fisik,
fisiologik maupun genetik.
Ekses dari usaha subsistem pengadaan apabila tidak ada pengawasan dan penilaian
yang objektif adalah kerugian bagi konsumen.
OLeh karena itu penting sekali ada pihak ketiga yang melaksanakan dan menentukan
penilaian hasil subsistem pengadaan benih. Penilaian harus dilakukan secara
objektif berdasarkan kejujuran yang tidak memihak siapapun kecuali kebenaran
penilaiannya.
3.Subsistem pengawasan
Pengawas laboratorium bekerja untuk menentukan mutu genetik, fisiologik dan fisik
benih.
Sasaran subsistem ini adalah penumbuhan kesadaran akan mutu benih melalui
pendidikan formal maupun informal.
Kebenaran mutu benih yang lebih ditentukan oleh mutu genetiknya, akan lebih
banyak dapat mendukung persyaratan teknologi maju. Misalnya dalam sifat
pertumbuhan yang merata, masak merata, letak buah pada batang dengan
ketinggian yang sama, semuanya akan menunjang penggunaan mesin penanam,
mesin pemanen ataupun mesin pengering yang dapat dilakukan secara homogen.
Sertifikasi bertujuan untuk menjaga kebenaran mutu genetik, mutu fisiologik dan
mutu fisik sesuai dengan janji pihak produsen kepada konsumen secara
berkesinambungan dalam pemenuhan kebutuhan benih yang bermutu. Apalagi
dalam menghadapi peredaran benih yang ragamnya juga bertambah, maka
jaminan itu semakin dituntut oleh konsumen.
Semua uraian di atas memerlukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada
semua pihak yang terlibat dalam sistem perbenihan.
5.Subsistem penyuluhan
Sasarannya adalah agar para petani dapat melaksanakan teknologi produksi pangan
sebaik-baiknya, dan dalam hal penggunaan benih tanggap terhadap mutu benih.
Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistenm ini adalah BPP, PPS, PPM,
PPL yang kegiatannya meliputi penyuluhan tentang mutu benih bagi petani, di
samping materi lainnya yang berkaitan dengan teknik budidaya tanaman.
Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistem ini adalah produsen benih
pemakai benih sumber yang akan menghasilkan kelas benih berikutnya dan petani
pemakai benih sebar atau berlabel merah jambu yang menghasilkan produk
konsumsi.