Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN BENIH, MUTU BENIH, TUJUAN

PROGRAM PERBENIHAN, SASARAN PROGRAM


PERBENIHAN, DAN SISTEM PERBENIHAN
MUTU BENIH

1. MUTU FISIK
• Ukuran/bernas
• bersih dari varietas lain, gulma
• Bebas hama dan penyakit

2. MUTU FISIOLOGIS
• Viabilitas DAYA KECAMBAH MINIMAL 80%
• Vigor pada kondisi suboptimum

3. MUTU GENETIK > 98%


• kemurnian benih sesuai genetik
• kebenaran varietas

ISTA = INTERNATIONAL SEED TESTING ASSOCIATION


MENETAPKAN STANDAR MUTU BENIH
PEMELIHARAAN VARIETAS
Suatu usaha agar varietas yang diproduksi memiliki
sifat sama dengan hasil pemulia tanaman.
Perubahan sifat genetik mempengaruhi kepekaan
benih terhadap hama penyakit dan ekologis, dan
respon terhadap pemupukan sehingga
mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil panen.

PRODUKSI BENIH
Prinsip produksi sama dengan produksi biji konsumsi,

tetapi harus memenuhi persyaratan khusus untuk


kelas benih tertentu.
1. Subsistem Penelitian dan pengembangan

Lembaga atau perorangan yang terlibat: Puslitbangtan, Balai Penelitian Tanaman


Pangan, Universitas, Pemulia tanaman.

Kegiatannya meliputi pembakuan teknologi pengujian dan pemurnian benih


menghasilkan varietas baru (BS) beserta IPTEK nya.

Sasaran kegiatannya adalah menghasilkan kriteria mutu benih, baik mutu fisik,
fisiologik maupun genetik.

Pengujian mutu benih dilakukan oleh BPSBTPH dengan menggunakan metode-


metode baku baik di laboratorium maupun di lapang.
2.Subsistem pengadaan benih

Lembaga atau perorangan yang telibat memiliki orientasi menghasilkan benih


bermutu yang dapat menubuhkan tanaman yang berproduksi normal.

Subsistem pengadaan harus dapat menjangkau pasar benih. Komponen pasar


orientasinya merebut kepercayaan para konsumen, yang keberhasilannya sangat
tergantung pada usaha-usaha sebelumnya.

Ekses dari usaha subsistem pengadaan apabila tidak ada pengawasan dan penilaian
yang objektif adalah kerugian bagi konsumen.

OLeh karena itu penting sekali ada pihak ketiga yang melaksanakan dan menentukan
penilaian hasil subsistem pengadaan benih. Penilaian harus dilakukan secara
objektif berdasarkan kejujuran yang tidak memihak siapapun kecuali kebenaran
penilaiannya.
3.Subsistem pengawasan

Subsistem ini memiliki komponen-komponen pengawasan di lapang dan di


laboratorium.

Pengawas lapang bekerja mulai pemeriksaan lapang produksi (kondisi lahan,


kemurnian tanaman, stadium pertumbuhan tanaman vegetatif dan generatif).

Pengawas laboratorium bekerja untuk menentukan mutu genetik, fisiologik dan fisik
benih.

Subsistem pengawasan harus mampu menjangkau petani konsumen untuk


mengumpulkan penilaian konsumen.
4. Subsistem pendidikan dan pelatihan

 Sasaran subsistem ini adalah penumbuhan kesadaran akan mutu benih melalui
pendidikan formal maupun informal.
 Kebenaran mutu benih yang lebih ditentukan oleh mutu genetiknya, akan lebih
banyak dapat mendukung persyaratan teknologi maju. Misalnya dalam sifat
pertumbuhan yang merata, masak merata, letak buah pada batang dengan
ketinggian yang sama, semuanya akan menunjang penggunaan mesin penanam,
mesin pemanen ataupun mesin pengering yang dapat dilakukan secara homogen.
 Sertifikasi bertujuan untuk menjaga kebenaran mutu genetik, mutu fisiologik dan
mutu fisik sesuai dengan janji pihak produsen kepada konsumen secara
berkesinambungan dalam pemenuhan kebutuhan benih yang bermutu. Apalagi
dalam menghadapi peredaran benih yang ragamnya juga bertambah, maka
jaminan itu semakin dituntut oleh konsumen.
 Semua uraian di atas memerlukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada
semua pihak yang terlibat dalam sistem perbenihan.
5.Subsistem penyuluhan

Sasarannya adalah agar para petani dapat melaksanakan teknologi produksi pangan
sebaik-baiknya, dan dalam hal penggunaan benih tanggap terhadap mutu benih.

Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistenm ini adalah BPP, PPS, PPM,
PPL yang kegiatannya meliputi penyuluhan tentang mutu benih bagi petani, di
samping materi lainnya yang berkaitan dengan teknik budidaya tanaman.

6. Subsistem penggunaan benih

Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistem ini adalah produsen benih
pemakai benih sumber yang akan menghasilkan kelas benih berikutnya dan petani
pemakai benih sebar atau berlabel merah jambu yang menghasilkan produk
konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai