Anda di halaman 1dari 26

Ananda Rezza Alimuddin

NIM : 21802004
Pengertian tanin
Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa
polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi
(lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks
dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin
dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin
terkondensasi (condensed tannins) dan tanin-
terhidrolisiskan (hydrolysabletannins).
Menurut definisi, tanin mampu
menjadi pengompleks dan kemudian
mempercepat pengendapan protein serta
dapat mengikat makromolekul lainnya
(Zucker, 1983).
Tanin merupakan campuran senyawa
polifenol yang jika
semakin banyak jumlah gugus fenolik maka
semakin besar ukuran molekul tanin. Pada
mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai
massa butiran  bahan berwarna kuning, merah,
atau cokelat. 
Tanin dapat ditemukan di daun, tunas, biji, akar,
dan batang jaringan. Sebagai contoh dari lokasi
tanin dalam jaringan batang adalah tanin sering
ditemukan di daerah  pertumbuhan pohon, seperti
floem sekunder dan xylem dan lapisan antara korteks dan
epidermis. Tanin dapat membantu mengatur
pertumbuhan jaringan ini.
Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat
mengendapkan protein dari larutan. Tanin terdapat luas
dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut
batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein
membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air.
Dalam industri, tanin adalah senyawa yang  berasal dari
tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang
mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya
menyambung silang protein.
Sifat-sifat fisika dan kimia tanin
Sifat fisika
Secara fisika, tanin memiliki sifat-
sifat: jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan
sepat, jika dicampur dengan alkaloid dan
glatin akan terjadi endapan, tidak dapat
mengkristal, dan dapat mengendapkan protein
dari larutannya dan  bersenyawa dengan
protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi
oleh enzim protiolitik.
SIFAT KIMIA

Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya:


merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran
polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar
mengkristal, tanin dapat diidentifikasikan dengan
kromotografi, dan senyawa fenol dari tanin mempunyai
aksi adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna (Najebb,
2009).
Senyawa phenol yang secara biologis dapat berperan sebagai
khelat logam. Proses  pengkhlatan akan terjadi sesuai pola
subtitusi dan pH senyawa phenolik itu sendiri. Karena itulah
tanin terhidrolisis memiliki potensial untuk menjadi
pengkhelat logam. Hasil khelat dari tanin ini memiliki
keuntungan yaitu kuatnya daya khelat dari senyawa tanin ini
membuat khelat logam menjadi stabil dan aman dalam tubuh.
Tetapi jika tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan
mengalami anemia karena zat besi dalam darah akan dilkhelat
oleh senyawa tanin tersebut (Hangerman, 2002).
PENGGOLONGAN TANIN

Senyawa tanin termasuk ke dalam senyawa polifenol


yang artinya senyawa yang memiliki bagian berupa fenolik.
Senyawa tanin dibagi menjadi dua berdasarkan pada sifat
dan struktur kimianya, yaitu tanin yang terhidrolisis dan
tanin yang terkondensasi. Tanin terhidrolisis biasanya
ditemukan dalam konsentrasi yang lebih rendah pada
tanaman bila dibandingkan dengan tanin terkondensasi.
Tanin terkondensasi terdiri dari beberapa unit flavanoid
(flavan-3-ol) dihubungkan oleh ikatan-ikatan karbon.
Tanin terkondensasi  banyak ditemukan dalam berbagai
jenis tanaman seperti Acacia spp, sericea Lespedeza serta
spesies padang rumput seperti Lotus spp.
TANIN TERKONDENSASI

Tanin terkondensasi (condensed tannins) biasanya


tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan
terdiri dari  polimer flavonoid yang merupakan senyawa
fenol. Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin.
Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang
dihubungkan dengan melalui ikatan C-8 dengan C-4.
TANIN TERHIDROLISIS

Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat


dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini
dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam
klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang
merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam
galat. Selain Tanin membentuk gallotanin, dua asam galat akan
membentuk tanin terhidrolisis yang biasa disebut Ellagitanins.
Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam hexahydroxy
diphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic
jika dilarutkan dalam air.
Struktur kimia
Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat, biasanya
mengandung 10% H2O. Struktur kimia tanin adalah
kompleks dan tidak sama. Asam tanat tersusun 5 - 10
residu ester galat, sehingga galotanin sebagai salah satu
senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam tanat.
Beberapa struktur kimia senyawa tanin adalah sebagai
berikut.
TANAMAN PENGHASIL TANIN

Jenis tanaman yang mengandung tanin antara lain adalah


daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) yang diketahui mengandung
tanin cukup tinggi dan telah digunakan sebagai pestisida nabati
 pembunuh ulat ( larvasidal ) (Kusuma et al., 2009; Islam et al.,
2003). Daun melinjo (Gnetum  gnemon L.) juga mengandung
tanin. Daun gamal ( Gliricidia sepium Jacq.) dan lamtoro
(Leucaena leucocephala Lamk.) mempunyai kandungan tanin 8-
10% (Suharti, 2005; Sulastri, 2009). Biji  pinang ( Areca catechu
L.) dan simplisia gambir (Uncaria gambir Roxb.) telah dikenal
luas sebagai penghasil tanin dengan kandungan tanin masing-
masing sebesar 26,6% dan 30-40% (Pambayun, 2007; Hadad et
al ., 2007).
Pegagan (Centella asiatica) atau antanan (Sunda), daun kaki
kuda (Melayu), gagan-gagan, rendeng (Jawa), taidah (Bali)
sandanan (Papua) broken copper coin, buabok (Inggris),
paardevoet (Belanda), gotu kola (India), ji xue cao (Hanzi) juga
diduga memiliki kandungan senyawa tanin beserta asiaticoside,
thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol,
centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, serta garam
mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.
Zat vellarine dan tanin yang ada dapat memberikan rasa pahit.
 Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili
Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai
hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari
batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah
keperakan dan mengkilap. Dalam daun sirih merah terkandung
senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid.
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk
dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan
bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang
tumbuh berselang-seling dari batangnya serta
penampakan daun yang berwarna merah keperakan
dan mengkilap. Dalam daun sirih merah terkandung
senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan
flavonoid.
 Buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji (Psidium
guajava) mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak
banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung
zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
vitamin 15 Januari, 2007).
 Daun dewa (Gynura divaricata) mengandung zat saponin,
minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis daun
dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah
dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan
darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan,
menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
 Ciplukan ( Physalis minina) temasuk ke dalam famili tumbuhan
Solanaceae. Nama lain dari ciplukan antara lain adalah morel
berry (Inggris), ceplukan (Jawa), cecendet (Sunda), yoryoran
(Madura), lapinonat (Seram), angket, kepok-kepokan,
keceplokan (Bali), dedes (Sasak), leletokan (Minahasa).
Tumbuhan ini mempunyai kandungan kimia  berupa
chlorogenik acid, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin,
polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid, tanin,
kriptoxantin, vitamin C dan gula. Biji mengandung elaidic acid.
Sifat tumbuhan ini analgetik (penghilang rasa sakit), peluruh air
seni (diuretik), menetralkan racun, meredakan batuk,
mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
MANFAAT TANIN
DALAM TUBUH :
1. untuk menyamak kulit agar awet dan mudah
digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak
(mengubar) jala , tali, dan layar agar lebih tahan
terhadap air laut.
2. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna,
perekat, dan mordan.
3. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.
4. Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan
sebagai antiseptik.
DALAM DUNIA KESEHATAN

Dalam dunia kesehatan tanin mempunyai beberapa khasiat,


antara lain:
1. Astrigensia - Pengelat dan Anti diare
Tanin dapat menciutkan (adstrigensia) dan mengeraskan dinding
usus, sehingga dapat mengurangi keluar masuknya cairan dalam
usus. Tanin juga dapat digunakan untuk menciutkan pori-pori
kulit.
2. Anti bakteri
Efek antibakteri tanin antara lain melalui reaksi dengan membran
sel. Flavonoid dalam tanin akan mendenaturasi dan
mengkoagulasi protein serta merusak membran dinding sel.
3. Antioksidan
Ketekin dalam tanin mempunyai sifat antioksidatif yang
berperan dalam melawan radikal bebas yang berbahaya bagi
tubuh
4. Antidotum - Penawar racun
Tanin akan mengeluarkan asam tamak yang tidak larut dan
bereaksi dengan alkaloida membentuk tanat yang mengendap.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai