Saponin
Saponin
Alimuddin
Nim : 21802004
PENDAHULUAN
• Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam
air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam (Harbrone,1996).
• Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai
massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas (Burger et.al,1998)
Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai sabun “Sapo”
berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan
menimbulkan busa bila dikocok dengan air.
• Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba. Dikenal juga jenis saponin yaitu
glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai
rantai spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut
dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam
suasana asam atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995).
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin
triterpenoid.
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki
efek antijamur. Pada binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku pada
proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di
peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida
jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus
sarmentosus), Senyawa ini terkandung di dalam ttumbuhan Asparagus
sarmentosus yang hidup dikawasan hutan kering afrika. Tanaman ini
juga biasa digunkan sebagai obat anti nyeri dan rematik oleh orang afrika
(Anonim, 2009).
• Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.
Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan
suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan.
Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat
pada tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat
dipakai sebagai antibiotik (Anonim, 2009).
• BIOSINTESIS
Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin denga steroid maupun triterpen.
Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang diperoleh dari asetil CoA . Sebelum membentuk
steroid biosintesis ini membentuk senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang merupakan
gabungan Dari dua farnesil piroposfat. Setelah membentuk squalen, maka terjadi reaksi oksidasi pada
atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi pembentukan epoksidasqualen. Senyawa ini
akan terjadi siklisasai menjadi lanosterol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa
steroid(Arifin, 1986). Sedangkan perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bnetuk
cincin keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin tersebut memiliki 5 atom karbon.
MACAM-MACAM SAPONIN
Suatu glikosida yang memiliki aglikon berupa sapogenin disebut saponin. Saponin dapat
menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan terbentuknya buih pada
permukaan air setelah dikocok. Senyawa saponin dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis
sapogenisnya yang menempel pada molekulnya yaitu saponin steroid dan saponin triterpen.
Saponin steroid biasanya bersifat netral, dan disebut juga sebagai glikosida jantung kaerana
mempengaruhi kerja otot jantung. Yang kedua adalah saponin triterpen yang merupakan
saponin yang mememiliki sapogenis berupa triterpen. Kedua jenis saponin diatas disintesis
melalui jalur asam mevalonat yang berasal dari asam asetat. Sebelum membentuk
sapogeninnya asam mevalonat akan membentuk rantai triterpen yang disebit squalen. Squalen
ini mengalami oksidasi menjadi epoksidasqualen setelah itu terjadi siklisisasi dan dibagi
menjadi dua jalur. Jalur pertama akan di peroleh lanosterol dan jalur kedua akan membentuk
triterpen dengan berbagai bentuk.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH