Anda di halaman 1dari 30

Rahayu

Setyowati
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit
dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan
hematokrit dibawah normal.
Suatu kondisi yang dapat dinyatakan sebagai anemia
bila terdapat nilai dengn kriteria sebagai berikut:
 Menurut
WHO:
1. Ibu hamil = Hb < 11 gr/dl
2. Anak usia 6 bulan- 6 tahun = Hb < 11 gr/dl
3. Anak usia 6-14 tahun = Hb < 12 gr/dl
4. Perempuan dewasa tidak = Hb < 12 gr/dl
hamil = Hb < 13 gr/dl
5. Laki-laki dewasa
 Di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik, pada umumnya
menggunakan kriteria sebagai berikut:
Hb < 10 gr/dl
Hematokri < 30%
t Eritrosit < 2,8 juta/𝑚𝑚3
 Klasifikasi berdasarkan derajat
anemia
 Ringan
1. Kriteria = Hb 10-13
yang umum dipakai, yaitu:gr/dl
sekali = Hb 8-9,9 gr/dl
 Ringan = Hb 6-7,9gr/dl
 Sedang = Hb <6 gr/dl
 Berat
2. Menurut WHO,
 Derajat 0 (nilai normal)
yaitu: = ≥ 11 gr/dl
 Derajat 1 (ringan) = 9,5-10,9 gr/dl
 Derajat 2 (sedang) = 8-9,4 gr/dl
 Derajat 3 (berat) = 6,5-7,9 gr/dl
 Derajat 4 (mengancam jiwa)= < 6,5
gr/dl
 Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut
ukuran sel dan hemoglobin yang dikandungnya, yaitu:
1. Anemia Mikrositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah
merah abnormal redah dengan ukuran sel-sel yang abormal kecil.
Penyebab umumnya adalah defisiensi zat besi.
2. Anemia Normositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah
merah abnormal redah, namun ukuran sel-selnya normal.
Penyebab umumnya bisa karena bawaan atau dapatan. Anemia
normositik bawaan (kongenital) disebabkan oleh pemecahan sel
darah merah, contohnya pada penyakit sel sabit. Sedangkan
anemia normositik dapatan disebabkan oleh penyakit kronis
(penyakit ginjal, kanker, reumatoid artritis, & tiroiditis).
3. Anemia Makrositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah
merah abnormal redah dengan ukuran sel yang abormal besar.
Penyebab umumnya adalah defisiensi vitamin B12.
 Berdasarkan penyebabnya, anemia dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Anemia Aplastik
Penyebab:
• Agen neoplastik/sitoplastik
• Terapi radiasi
• Antibiotik tertentu
• Obat anti konvulsan, tyroid, senyawa emas,
fenilbutason
• Benzene
• Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Penyeba
b
Jumlah sel eritropoitin (sel
induk) di sumsum tulang

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Produksi
eritrosit

Pansitopenia

Anemia aplastik
2. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab:
• Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat
selama hamil & menstruasi
• Gangguan absorbs (post gastrektomi)
• Kehilangan darah yang menetap (neoplasma,
polip,
gastritis, varises, oesophagus, hemoroid, dll.)
Penyebab

Gangguan eritropoesis

Absorbsi dari usus kurang

Eritrosit & Hb

Anemia defisiensi besi


3. Anemia Megaloblastik
Penyebab:
• Defisiensi vitamin B12 & asam folat
• Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik
faktor
• Infeksi parasit, penyakit usus & keganasan,
agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.
Penyebab

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti eritrosit

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

Anemia megaloblastik
4. Anemia Hemolisis
Penyebab:
• Pengaruh obat-obatan tertentu
• Penyakit hookin, limfosarkoma, mieloma
multiple, leukimia limfositik kronik
• Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
• Proses autoimun
• Reaksi transfusi
• Malaria
Penyebab

Mutasi/perubahan sel eritrosit

Antigen pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

Eritrosit dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
• Jenis Kelamin (Perempuan > Laki-laki)
• Kehamilan
• Gangguan fungsi ginjal
• Keganasan/Penyakit kronis
• Makanan (Kekurangan asupan Fe, vit B12, &
asam
folat)
• Genetik/Keturunan
• Trauma
• Kelopak mata, wajah, ujung jari BB menurun

pucat • Konstipasi
• Sering Kelelahan • Lemas
• Sering Mual • Sesak Napas (hipoksia)
• Sakit Kepala • Syok hipovolemik
• Denyut jantung tidak teratur • Hepatomegali &
• Rambut rontok berlebihan Splenomegali
• Menurunnya kekebalan • Eritrosit hemolisis
tubuh
• Stomatitis agularis
• Disfagia
• Mata berkunang-kunang
Berdasarkan
1. klasifikasi:
Anemia Aplastik
2. Anemia Defisiensi
Besi
3. Anemia
Megaloblastik
4. Anemia Sel Sabit
5. Anemia Hemolitik
1. ANEMIA APLASTIK

a.) Terapi kausal: menghilangkan agen penyebab


b.) Terapi suportif:

Untuk mengatasi infeksi : higiene mulut, antibiotik, dan


transfusi granulosit konsentrat jika infeksi berat.

Untuk mengatasi anemia: transfusi packed red cell (PRC) jika


hemoglobin <7 gr/dl atau adanya tanda gagal jantung.

untuk upaya mengatasi perdarahan : transfusi konsentrat


trombosit jikatrombosit <20.000/mm³
LANJUTAN…

c.) Terapi definitif : dapat memberikan


kesembuhan jangka panjang.

 Transplantasi sumsum tulang (mahal)


 Terapi imunosupresif
1. Pemberian anti-lymphocyle globuline (ALG) atau anti-
thymocyle
globuline (ATG) dapat menekan proses imunologis.
2. Metilprednisolon dosis tinggi.
d.) Terapi untuk memperbaiki sumsum tulang
• Anabolik steroid (oksimetolon atau stanazol dengan dosis
2-3 mg/kg/BB/hari).

• Efek terapi tampak setelah 6-12 mimggu, efek samping


yang dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.
2. ANEMIA DEFISIENSI BESI

a.) Terapi kausal : pengobatan cacing tambang,


hemoroid, dan menoragi
b.) Pemberian preparat besi untuk mengganti
kekurangan besi dalam tubuh (oral/parenteral)
Oral: 50-100 mg besi elemental (sulfat, glukonat, fumarat, dan
suksinat) selama 6 bulan dengan efek samping konstipasi dan
pirosis.
Paranteral: iron dextran complex dan iron sorbitol citic acid
complex
(IM/IV)
LANJUTAN…

c.) Pengobatan lain:


 Diet
 Vitamin C: 3x 100 mg/hari
 Transfusi darah dengan indikasi jantung anemik,
anemia simtomatik, peningkatan Hb diperlukan dgn
cepat.
3. ANEMIA
MEGALOBLASTIK
a.) Terapi suportif : transfusi bila ada hipoksia dan
suspensi trombosit bila trombositopenia mengancam
jiwa. b.) Terapi defisiensi asam folat
Asam folat 1-5 mg/hari oral selama 4 bulan
c.) Terapi defisiensi vitamin B12:
Vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari
selama dua minggu, selanjutnya 100-1000 Ug
intramuskular setiap bulan
Bila diperlukan transfusi darah (eritrosit yang
diendapkan)
4. ANEMIA SEL SABIT

 Antibiotik profilaktik (mencegah infeksi)


 Suplemen asam folat (merangsang
pembentukan sel darah merah)
 Hidrasi dan analgetik (jika terjadi krisis sel
sabit)
 Pemberian oksigen
 Transfusi sel darah merah (jika hemoglobin
turun drastis)
5. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh anemia


sel sabit, sehingga dalam penatalaksanaannya sama.
1. Pemeriksaan
a. Warna
fisikkulit
b. Kuku
c. Mata
d. Mulut
e. Limfadenopati, hepatomegali,
splenomegaly
2. Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan
MCHC)
3. Hapusan darah tepi
LANJUTAN…

b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC,
saturasi
transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat
darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
5. Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis
LANJUTAN…

3. Pemeriksaan laboratorium non


hematologi urat
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam ,
kultur bakteri.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya
b. Radiologi
a. Biopsy : Foto
kelenjar à PAThoraks, bone survey, USG, CT-
Scan
1. Gagal jantung
2. Gagal ginjal
3. Hipoksia
4. Hipoksia pada ibu
hamil

Anda mungkin juga menyukai