Anda di halaman 1dari 15

DINA

SETIA
NINGRUM

P1337420415002
Asuhan Keperawatan
Pada Tuberkulosis Paru
Dengan Fokus Studi
Pengelolaan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi
BAB I Rumusan Masalah

3 Tujuan Penelitian
4
2
Batasan Masalah
5
1 Manfaat Penelitian

Latar Belakang
BAB II Invasi bakteri tuberkulosis via inhalasi
Infeksi primer
Pathway
Sembuh dengan fokus Ghon

Bakteri dorman
Bakteri muncul beberapa tahun kemudian

Reaksi infeksi/inflamasi, membentuk kavitas dan merusak perenkim paru

Edema trakeal/faringeal, Peningkatan produksi Penurunan jalan efektif paru, atelektasis, kerusakan membran
alveolar-kapiler merusak pleura, dan perubahan cairan
sekret, Pecahnya pembuluh darah jalan napas intrapleura.

Batuk produktif, Batuk darah, Sesaknapas,


Komplikasi TB paru:
Penurunan kemampuan batuk efektif Gangguan
Efusi pleura dan pneumothoraks
pertukaran gas
Sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan pola
Bersihan jalan napas tidak napas tidak efektif
efektif
Pola napas tidak efektif
BAB II
Perencanaan
Diagnosa Mandiri:
Kaji fungsi pernapasan, catat jumlah
Bersihan jalan napas tidak sputum dan kemampuan untuk
efektif b.d Hipersekresi jalan mengeluarkan dahak, berikan posisi semi
napas yang ditandai dengan atau fowler tinggi, lakukan fisioterapi
sputum berlebih, ronchi, batuk
dada, bantu pasien batuk efektif dan
tidak efektif, tidak mampu Konsep Asuhan napas dalam
batuk
Keperawatan Kolaborasi:
Pemberian terapi Nebulizer dan obat
sesuai indikasi
Pengkajian
Pelaksanaan
Keluhan utama: Batuk, batuk darah,
sesak napas, nyeri dada, Tindakan mandiri dan kolaborasi
Pemeriksaan fisik: Takipneau, cuping perawat
hidung, bunyi napas ronchi,
Pemeriksaan Penunjang: sputum, Foto
torak
BAB II

Evaluasi
Tahap akhir proses
keperawatan untuk
menentukan Konsep Asuhan
keberhasilan dalam
asuhan keperawatan
Keperawatan
BAB III
Metode Penelitian

Metode Penyajian dan Analisis Data


Lokasi

Sample
Tehnik Pengumpulan Data
BAB IV
Hasil

Tn. A Tn. D
Usia 81 tahun Usia 63 tahun
keluhan utama: sesak napas Keluhan utama: sesak napas
RPS: batuk ± 1 minggu, nyeri dada RPS: batuk ± 1 bulan, batuk
ketika batuk dengan dahak bercampur darah
TTV: Td: 120/80 mmHg, N: 80 Pengkajian TTV: Td: 120/70 mmHg, N: 90
x/menit, RR: 28 x/menit, S: 36,5 x/menit, RR: 32 x/menit, S: 38 oC
o
C Inspeksi takipneau, cuping
Inspeksi takipneau, cuping hidung ada
hidung ada Auskultasi suara napas ronchi
Auskultasi suara napas ronchi basah,
basah,
Diagnosa
Keperawatan

Analisa Data Bersihan jalan napas tidak


Tn. A efektif b.d hipersekresi
Analisa Data
jalan napas
Tn. D
Problem: Bersihan jalan napas tidak
efektif Problem: Bersihan jalan napas tidak
Etiologi: Hipersekresi jalan napas efektif
DS: Tn. A mengatakan sesak napas, Etiologi: Hipersekresi jalan napas
batuk disertai dahak sedikit, nyeri dada DS: Tn. D mengatakan sesak napas,
ketika batuk batuk disertai dahak bercampur darah
DO: pasien tampak sesak napas, DO: pasien tampak sesak napas,
terdengar ronchi basah, adanya cuping takipneau, suara napas ronchi basah,
hidung, takipneau, RR: 28x/menit RR: 32 x/menit
Rencana Keperawatan Tn. A & Tn. D

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi

Kriteria hasil: pasien mampu melakukan batuk efektif, pernapasan


pasien normal (16-20 x/menit) tanpa penggunaan otot bantu napas,
bunyi napas normal, ronchi negatif, pergerakan napas normal
1. Kaji fungsi pernapasan
2. Lakukan fisioterapi dada, bantu pasien batuk efektif dan latihan
napas dalam
3. Posisikan pasien semi atau fowler tinggi
4. Catat kemampan mengeluarkan dahak dan jumlah sputum
5. Kolaborasi terapi nebulizer dan obat sesuai indikasi
Pelaksanaan Keperawatan Tn. A & Tn. D

Tindakan Keperawatan pada Tn. A dilakukan 3 hari yaitu tanggal 10-12 April 2017,
sedangkan tindakan keperawatan pada Tn. D dilakukan tanggal 06-08 November
2017

Evaluasi Keperawatan Tn. A

Pada tanggal 13 April 2017 pukul 14.00 didapatkan evaluasi hasil:


S: Tn. A mengatakan sudah tidak sesak napas, batuk berkurang, dahak masih keluar
ketika batuk
O: sputum keluar sedikit ± 2 cc, tidak ada batuk darah, tidak ada retraksi interkosta,
pasien dapat melakukan batuk efektif secara mandiri, RR: 22 x/menit, SpO2: 100%
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
Evaluasi Keperawatan Tn. D

Pada tanggal 09 November 2017 pukul 06.00 didapatkan evaluasi hasil:


S: Tn. D mengatakan masih sesak dan batuk dengan dahak disertai bercak darah
tetapi sedikit lebih berkurang
O: k/u lemah, terdapat cuping hidung, keluar secret bercampur darah terang dan
berbuih ± 4 cc, tidak ada retraksi intercosta, pasien dapat melakukan batuk efektif
secara mandiri, RR: 26 x/menit, SpO2: 98%
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
BAB IV
Pembahasan

Pengkajian Diagnosa Keperawatan

Hasil pengkajian didapatkan Masalah yang muncul pada Tn.


perbedaan data yaitu: A dan Tn. D sama sesuai teori
1.Tn. A mengeluh sesak napas menurut PPNI (2017) yaitu
dengan batuk disertai dahak bersihan jalan napas tidak
sedangkan pada Tn. D mengeluh efektif b.d hipersekresi jalan
sesak napas dengan batuk napas yang ditandai dengan
disertai dahak bercampur darah ronchi basah dan sputum
2.Frekuensi pernapasan pada Tn. berlebih
A dan Tn. D
Rencana Keperawatan Pelaksanaan Keperawatan
Rencana keperawatan pada
Pasien ketika diajarkan tehnik
Tn. A dan Tn D sama
batuk efektif respon Tn. A dapat
mengeluarkan dahak walaupun
hanya sedikit, sedangkan Tn. D
Evaluasi Keperawatan dapat mengeluarkan dahak
sedikit lebih banyak
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam pada
Tn. A dan Tn. D didapatkan
hasil yang sama yaitu
masalah bersihan jalan
napas teratasi sebagian
BAB V
Kesimpulan
Diagnosa Pelaksanaan Keperawatan Perbandingan

Rencana Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Pengkajian

Saran
Rumah sakit Perawat

Mahasiswa Pasien dan Keluarga

Anda mungkin juga menyukai