Anda di halaman 1dari 13

KONFLIK DALA

M ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI
Kelompok 4
1. Nanda Aditya
2. Namira Adawiyah
3. Rania Naila Husna
4. Sinta Ariana Rahmawati
5. Uray Febrianti Milenia
Konflik
Menurut Liliweri (2014:328)
Konflik adalah suatu bentuk pertentangan yang
bersifat alamiah yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok, karena diantara mereka yang terlibat itu
memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai,
atau kebutuhan.
Konflik
Menurut Purwana, Hasan dan Parlyna (2017:151)

Konflik merupakan segala macam interaksi


pertentangan atau antagonistik antara dua pihak
atau lebih
JENIS-JENIS KONFLIK
Sunyoto dan Susanti (2017:88)

Personal Conflict Inter-role Conflict Intersender Conflict Intrasender Conflict


Konflik peranan yang Konflik antar Konflik yang timbul karena Konflik yang timbul karena
terjadi di dalam diri peranan seseorang disampaikannya informasi
seseorang harus memenuhi harapan yang saling bertentangan
beberapa orang
FAKTOR KONFLIK
Ivanko (2012) dalam Hamali (2016:237)

Faktor Struktural Faktor Personal

Hubungan wewenang Hambatan komunikasi


Sumber daya umum Gaya manajemen konflik
Perbedaan tujuan Perbedaan budaya
Antar ketergantungan Emosi
Ambigunitas Yurisdiksi Persepsi
Spesialisasi Kepribadian
Inkonsistensi status Keahlian dan kemampuan
Kebutuhan air, tanah, makanan Nilai dan etika
PENYEBAB KONFLIK
Hardjana, A. M. (dalam Wahyudi, 2006)

Kondisi yang mendahului Kemungkinan Konflik yang Konflik yang dirasa


dilihat

Konflik ditekan atau Perilaku yang nampak


dikelola
Your Picture Here

SUMBER
KONFLIK
1. Salah pengertian karena kegagalan
komunikasi Your Picture Here Your Picture Here
2. Perbedaan tujuan karena perbedaan
nilai hidup
3. Persaingan mendapatkan sumber daya
organisasi yang terbatas
4. Masalah wewenang dan tanggung jawab
5. Perbedaan penafsiran terhadap
peraturan atau kebijakan
6. Kurangnya kerjasama Your Picture Here

7. Adanya usaha untuk mendominasi


8. Tidak menaati tata tertib dan peraturan
kerja
9. Perubahan dalam sasaran dan prosedur
kerja
MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK
Winardi (2004)
Tujuan organisasi lebih penting
01 daripada tujuan kelompok/unit

Struktur tugas yang stabil dan dapat


02 diramalkan

Meningkatkan dan mengembangkan


03 komunikasi antar anggota pada unit
berbeda

Menghindari situasi menang-kalah


04 yang dapat mengorbankan pihak lain
DAMPAK KONFLIK
Konflik Sebagai Kekuatan Positif
Kebutuhan untuk menyelesaikan
konflik menyebabkan orang
mencari jalan untuk mengubah
cara-cara berlaku dalam hal
Persaingan yang menyebabkan
melaksanakan tugas-tugas
timbulkanya konflik tentang salah
satu tujuan atau lebih, dapat pula
Proses penyelesaian konflik dapat menimbulkan efek menguntungkan
merangsang timbulnya perubahan
positif di dalam organisasi yang
bersangkutan Persaingan menyebabkan
meningkatnya produk yang
diproduksi per periode waktu
Dapat menyebabkan perubahan
lebih dapat diterima, bahkan
diinginkan
DAMPAK KONFLIK
Konflik Sebagai Kekuatan Negatif

Konflik dapat menimbulkan


perasaan "tidak enak" sehingga
menghambat komunikasi

Konflik dapat menghalangi


kerjasama antara individu dengan
Konflik dapat membawa gangguan komunikasi
organisasi ke arah disintegrasi

Konflik dapat memindahkan


perhatian anggota organisasi dari
Konflik menyebabkan ketegangan tujuan organisasi
antara individu atau kelompok
PENDEKATAN
1. Problem Solving. Pendekatan ini disebut juga dengan win-win solution.
KONFLIK 2. Superordinate Goals. Pengalihan pada tujuan yang lebih tinggi dapat menjadi
metode pengurangan konflik yang efektif, dengan cara mengalihkan perhatian pihak-
pihak.
3. Expansion of Resources. Apabila konflik muncul karena kelangkaan sumber daya,
maka untuk memecahkan masalah, diperlukan upaya perluasan sumber daya.
4. Avoidance. Manajer melakukan penghindaran, seolah-olah tidak ada konflik.
5. Smoothing. Teknik ini menekankan kepentingan bersama (common interest) dan
tujuan bersama (common goal).
6. Compromise. Metode ini merupakan pendekatan tradisional, di mana dalam
menyelesaikan konflik menggunakan pendekatan tidak ada yang menang atau yang
kalah
7. Authoritative Command. Dasar pendekatanya adalah eksekutif mempunyai
wewenang untuk memaksa bawahannya menghentikan konflik.
8. Intergroup Training. Kelompok yang bertikai diminta mengikuti seminar/lokakarya di
luar tempat kerja dengan fasilitator (tanpa diketahui) yang mengatur interaksi kedua
kelompok itu.
9. Third Party Mediation. Teknik ini menggunakan seorang konsultan sebagai pihak
ketiga.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai