Anda di halaman 1dari 24

‫الر ِحيْ ِم‬

‫الر ْح َم ِن َّ‬ ‫ِب ْس َم ِ‬


‫الله َّ‬

‫‪Typhoid Fever‬‬
‫‪Oleh :‬‬
Selalu Do’a dan Mendoakan
Yahya bin Sa'id Al-Qatthan Rahimahullah berkata,
"Aku mendo'akan kebaikan bagi Asy-Syafi'i hingga di dalam shalatku." (Al-Intiqo' hal 72)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,


"dan bagi seorang pelajar hendaknya ia mengetahui kehormatan ustadznya dan berterima kasih atas
kebaikannya kepada dirinya. Karena sesungguhnya orang yang tidak berterima kasih kepada manusia
hakekatnya ia tidak bersyukur kepada Allah, dan (hendaknya) ia tidak mengabaikan haknya dan tidak
mengingkari kebaikannya." (Majmu' Fatawa 28/17)
Typhoid Fever (Kopetensi 4A)
Pendahuluan
Pendahuluan
Demam Tifoid merupakan penyakit sistemik akut
yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi atau
Salmonella paratyphi
Demam tifoid berkaitan dengan kesehatan
lingkungan dan sanitasi yang kurang memadai
Manifestasi klinis demam tifoid sangat bervariasi
serta menyerupai banyak penyakit lain
Gambaran klinis demam tifoid luas dan bervariasi,
dari manifestasi atipikal (tidak khas) sampai klasik,
dari ringan hingga complicated
Epidemiologi
Demam tifoid merupakan penyakit menular yang
tersebar di seluruh dunia dan menjadi salah satu
masalah terbesar di negara berkembang dan tropis
seperti Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin
15-30 juta penduduk dunia menderita tifoid tiap tahun,
600 ribu diantaranya meninggal
Insidensi: Indonesia 200-810 per 100.000 penduduk
pertahun, atau jumlah kasus berkisar 600.000-1.500.000
per tahun
Umumnya menyerang kelompok usia 5-30 tahun, jarang
di bawah 2 tahun atau di atas 60 tahun, laki-
laki=perempuan
Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi atau sebab lain:
S. paratyphi A
S. paratyphi B (Schottmueller)
S. paratyphii C (Hirscheldii)

Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif,


instraseluler fakultatif, anaerob fakultatif, tidak
membentuk spora, motil, berkapsul dan
mempunyai flagella peritrik

Ukuran bakteri berkisar antara 0,7- 1, X 2,5 µm, memiliki antigen :


somatik (O) atau dinding sel : IgM  Oligoskarida, Tahan panas dan alkohol
antigen flagel (H) : IgG  Protein, Tidak tahan panas dan alkohol
antigen kapsul (Vi) : daya invasive  Polisakarida, Melindungi bakteri dari fagositosis
Transmisi

FOOD

FLY

Bakteri
S. Typhi
FINGER

FECES

VOMITUS

5F
Faktor Risiko
Adanya keluarga yang
terkena demam tifoid Menggunakan piring yang
sama untuk makan

Tidak adanya sabun


untuk mencuci tangan
Tidak tersediaya
tempat buang air besar
dalam rumah
Patogenesis

Air/ Makanan Sebagian Sebagian lolos Apabila sistem Menembus Di fagosit oleh
terkontaminasi musnah di dan berkembang imun tidak kuat lamina propia di makrofag.
lambung di usus Kuman akan usus S typhi
menembus sel berkembang di
epitel dalam makrofag
Patogenesis

Di fagosit oleh
makrofag. Masuk ke plaque Masuk ke Melalui ductus Masuk ke aliran Menyebar ke
S typhi payer kelenjar getah thoracicus darah RES*
berkembang di bening Terutama hepar
dalam makrofag mesenterika BAKTERIMIA I dan limfa
ASIMPTOMATIK
kemudian
berkembang di
hepar dan limfa
Patogenesis
Infeksi berulang

TIMBUL Hiperplasia
plaque payeri
Masuk ke aliran
darah kembali
GEJALA
BAKTEREMIA II
SIMPTOMATIK Erosi pembuluh Berlangsung
darah di terus menerus
saluran cerna

Menyebar ke
RES* Menembus
Perdarahan lapisan mukosa
Terutama hepar
saluran cerna dan otot
dan limfa

kemudian Berkembang di Masuk ke usus Feces


berkembang di empedu
hepar dan limfa Perforasi

Infeksi berulang
Gejala Klinis
Masa inkubasi = 10-14 hari
Gejala Klinis bervariasi dari ringan, sedang sampai berat dan dapat berakhir dengan kematian

Pekan I Pekan II
- Demam meningkat - Gejala-gejala lebih jelas
perlahan-lahan terutama di - Demam
sore hari
- Badikardi relative
- Nyeri kepala
- Lidah berselaput
- Anoreksia
- Hepatosplenomegali
- Obstipasi
- Gangguan mental :
- Mual muntah
- Somnolen,
- Rasa tidak enak di perut
- Stupor,
- Epistaksis
- koma,
- derilium dan
- psikosis.

Sifat Demam Typhoid


Anamnesis & Px Fisik
Anamnesis
- Demam berkepanjangan (prolonged fever) >7 hari (38,7°C- 40,5°C)
terutama pada sore/ malam hari. Demam naik secara bertahap lalu
menetap atau remiten pada minggu ke dua
- Gejala gastrointestinal:
- nyeri abdomen,
- obstipasi,
- diare,
- mual,
- muntah,
- hilang nafsu makan
- dan kembung
- Gejala susunan saraf pusat/kesadaran:
- sakit kepala,
- kesadaran menurun,
- berkabut,
- konfusi
- Menggigil, berkeringat, myalgia, malaise dan artralgia
Px Fisik
- Suhu meningkat
- Sifat demam : meningkat perlahan dan terutama pada sore
hingga malam hari
- Minggu kedua
- Demam
- Bradikardia relative
- Lidah berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta
tremor)
- Hepatomegali
- Splenomegali
- Meteorismus
- Gangguan mental
- Somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis
- Roseola (jarang pada orang Indonesia)
Px Penunjang
Px Penunjang
Leukosit turun, namun bisa saja normal atau naik
Anemia
Trombositopenia - Uji TUBEX
SGOT & SGPT Meningkat - Cepat dan mudah (hitungan menit)

Lab - Mendeteksi antibody anti-S.typhi 09 pada


Darah serum pasien
4 kali titer antibody O dan H pada spesimen diambil - Dilakukan pada hari ke 4-5 untuk infeksi
dalam jarak 2 mgg  kemungkinan tinggi infeksi S. primer, 2-3 untuk sekunder
Typhi - Sensitivitas 100% spesifitas 90% (Indonesia
Sensitivitas 70% dan spesifitas rendah 2006)
Sirosis hepatis dapat menyebabkan positif palsu - Uji Typhidot
Widal Uji lain - Mendeteksi antibody IgM dan IgG pada protein
Test membrane luar S Typhi
STANDAR BAKU - 2-3 hari setelah infeksi
Kultur darah, feses, dan urin sebaiknya dilakukan. - Identifikasi secara spesifik IgM dan IgG
- Kultur darah positif pada awal 2 minggu pertama terhadap antigen S.Typhi
- Kultur feses minggu ke 3 – 5 - ELISA

Kultur - Kultur urin minggu 4 - Sensitifitas dan spesifitas lebih tinggi


Jika kultur negatif namun klinis suspek kuat maka kultur - Prosedur sulit dan peralatan terbatas
biopsy specimen sumsum tulang
- Sensitivitas 55 – 90 %
- Tidak berkurang setelah 5 hari pemberian antibiotik
Px Penunjang
Diagnosis
Gejala Cardinal (Manson-Bahr 1985)

Kriteria Zulkarnaen - Demam

- Febris > 7 hari, naik perlahan, seperti anak tangga - Bradikardi relative
bisa remitten atau kontinua, disertai delirium/apatis, - Toxomeia yang karakteristik: sering
gangguan defekasi neutropenia dengan limfosit relative
- Terdapat 2 atau lebih : - Hepatomegali / splenomegaly
- Leukopeni - Rose spot
- Malaria negative
- Kelainan urin tidak ada
- Terdapat 2 atau lebih Toksik Tifoid
- Penurunan kesadaran - Demam tifoid disertai gangguan kesadaran
dengan atau tanpa kelainan neurologis
- Rangsang meningeal (-) lainnya
- Perdarahan usus (+) - Hasil pemeriksaan cairan otak masih dalam
- Bradikardi relative batas normal
- Hepatomegali dan atau Splenomegali Tifoid Karier
- Kotorannya (feses dan urin) mengandung
S.Typhi setelah satu tahun pasca demam
Diagnosis
DiagnosisBanding
Banding tifoid
- Dengue - Tanpa disertai gejala klinik
- Malaria
- Enteritis bakterial
Tatalaksana
Diet Kasus Toksik Tifoid
Makan padat dini (menghindari sayuran berserat Kloramfenikol 4 x 500 mg
Ampisilin 4 x 1 gram
Prednison 1 x 20 – 40 mg PO
Anti Mikroba
dosis tinggi kortikosteroid (dexametason 3mg/kg IV awal, diikuti 1mg/kg/6jam
- Kloramfenikol 4x500 mg sampai dengan 7 hari bebas demam selama 48jam) untuk pasien delirium, koma, syok
- Alternatif :
- Tiamfenikol 4x500mg (komplikasi hematologic lebih Kasus Tifoid Karier
rendah dari kloramfenikol) Tanpa kolelitiasis  rejimen* terapi 3 bulan
- Kotrimoksazol 2x960mg selama 2mgg ampisilin 100mg/kgBB/hari + probenesid 30mg/kgBB/hari
- Ampisilin dan amoksisilin 50-150mg/kgBB selama 2mgg amoksisilin 100mg/kgBB/hari + probenesid 30mg/kgBB/hari
- Sefalosporin gen III, seftriakson 3 – 4 gram dalam kotrimoksazol 2x 2 tab/hari
dextrose 100 cc selama ½ jam per infus sekali sehari
selama 3-5 hari Dengan kolelitiasis  kolesistektomi + regimen* diatas selama 28 hari atau
kolesistektomi + Siprofloksasin 2x750mg/hari, norfloksasin 2x400mg/hari
- Sefotaksim 2-3 x 1 gran, sefoperazon 2x 1 gram
Dengan infeksi schistosoma haematobium pada traktus urinarius  eradikasi
- Florokuinolon (demam lisis hari 3 atau menjelang hari schistosoma haematobium
4)
Prazikuantel 40mg/kgBB dosis tunggal, atau
- Norfloksasin 2 x 400mg selama 14 hari
Metrifonat 7,5 – 10mg/kgBB bila perlu 3 dosis, interval 2 minggu
- Siprofloksasin 2 x 500mg selama 6 hari
eradikasi berhasil  lanjut rejimen* diatas
- Ofloksasin 2 x 400mg selama 7 hari
- Pefloksasin 1 x 400mg selama 7 hari
- Fleroksasin 1 x 400mg selama 7 hari
Tatalaksana
Komplikasi
- Tifoid toksik (tifoid ensefalopati)
- Syok septik
- perdarahan dan perforasi intestinal
- Peritonitis
- Hepatitis tifosa
Pencegahan
- pankreatitis tifosa
Perbaikan Sanitasi Lingkungan (air bersih tidak tercemar feses, jamban
- Pneumonia
standar)
- KOMPLIKASI LAIN (osteomielitis, artitis, miokarditis, Peningkatan Higiene Makanan dan Minumum
perkarditis, endocarditis, pielonefritis, orkhitis)
Peningkatan Higiene Perorangan (PHBS)
(Lampiran PMK no. 364 tahun 2006)
Pencegahan dengan Imunisasi
Vaksin Oral Ty 21a Vivotif Berna
Prognosis Vaksin Parenteral sel utuh: Typa Bio Farma
Prognosis pada umumnya baik pada demam tifoid tanpa Vaksin Polisakarida Thypim Vi Aventis Pasteur Merrieux
komplikasi. Hal ini juga tergantung pada ketepatan terapi, usia,
keadaan kesehatan sebelumnya, dan komplikasi.

Indikasi Pulang
5-7 hari bebas panas
Keadaan umum baik
Komplikasi/komorbid teratasi/terkontrol.
Daftar Pustaka
- Albert, Q. 2017. Bacteriology and cancers: toward new
therapeutics strategies. Reseaarchgate. 1(1):1-77
- Konas Petri Bali. 2010. Penatalaksanaan Demam Tifoid
Diperuntukan Bagi Dokter Umumdan Dokter Spesialis. Bali: Konas
Petri Bali
- Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
(PAPDI). 2019. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Praktik Klinis. Jakarta: InternaPublishing
- Rahmat W, Akune K dan Sabir M. 2019. Demam Tifoid dengan
Komplikasi Sepis: Pengertian, Epidemiologi, Patogenesis, da
Sebuah Laporna Kasus. Jurnal Madical Profession (Medpro). 3(3):
220-225
‫اَل َْح ْم ُد لِل َّ ِه َر ِ ّ‬
‫بال ْعلمين‬

Anda mungkin juga menyukai