Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Presentator:
NIM:

Departemen Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2021
Pendahuluan

● Massa jaringan lunak yang teraba cukup sering ditemukan dalam praktik
klinis sehari hari
● Penggunaan biopsi aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration
biopsy/FNAB) masih belum dimanfaatkan maksimal
○ Meskipun faktanya aman, murah, cepat, mudah dilakukan dan biasanya tidak
menimbulkan komplikasi.
● FNAB berguna sebagai alat diagnosis dini dan membantu mencegah
biopsi terbuka yang tidak perlu dan mahal.
Banyak penelitian di dunia menunjukkan bahwa FNAB memiliki akurasi dan nilai diagnostik
yang tinggi.

Masalah biaya lebih penting dan signifikan di negara-negara sub-Sahara dan berkembang
di Afrika di mana dana terbatas yang dialokasikan untuk perawatan kesehatan dari
pemerintah

Pasien juga diminta membayar sendiri pemeriksaan ini


Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

• Menilai efektivitas diagnostik penggunaan FNAB sebagai alat diagnostik


awal untuk suatu benjolan dan pembengkakan jaringan lunak yang teraba
di tubuh dan ekstremitas.
• Menentukan akurasi FNAB
• Melihat hubungan antara diagnosis sitologi akhir dengan diagnosis
histopatologi pada pasien yang akhirnya dilakukan biopsi jaringan terbuka
Metode
Rekam medis dari lesi jaringan lunak pada
bagian tubuh dan ekstremitas yang
dilakukan FNAB seperti di klinik sitologi
aspirasi jarum halus di Departemen
Patologi University College Hospital dilihat
selama selama 5 tahun.

Lesi di kepala dan leher, payudara, kelenjar


getah bening, lokasi intraabdominal dan
intratoraks dieksklusikan dari penelitian.
Hasil

Namun hanya 107 (75,3%


Sampel lainnya tidak
Terdapat total 142 lesi dari kasus yang dinilai)
memadai untuk diagnosis
jaringan lunak yang dinilai lesi jaringan lunak teraba
(12%) atau tidak memiliki
untuk penelitian ini dari pada 107 pasien yang
informasi klinis yang
141 pasien. memenuhi kriteria inklusi
cukup.
dan dapat dianalisis.
● Terdapat 56 laki-laki dan 51 perempuan memberikan rasio sama antara laki-laki: perempuan
● Rentang usia pasien antara 0 - 85 tahun dengan usia rata-rata 41,2 tahun.
● 18 kasus diklasifikasikan sebagai lesi epitel, 16 di antaranya didiagnosis
sebagai karsinoma metastatik.
● Hanya 40 (37,8%) kasus yang memiliki FNAB sebagai evaluasi awal dari lesi
jaringan lunak yang teraba memiliki biopsi terbuka sebagai modalitas
penanganan.
Uji korelasi antara diagnosis sitologi luas akhir (jinak,
ganas dan mencurigakan keganasan) dan diagnosis
histologis pada pasien yang menjalani biopsi terbuka
adalah sebagai berikut:
• 19 kasus positif benar (FNAB maligna dan diagnosis histologis ganas)
• 20 negatif benar (FNAB diagnosis jinak dan histologis jinak)
• Tidak ada kasus positif palsu (Ganas FNAB dan diagnosis histologis
jinak)
• 1 kasus negatif palsu (FNAB jinak dan diagnosis histologis ganas) yaitu
2,5%
Sensitivitas dan spesifisitas lesi jaringan lunak teraba yang
dapat didiagnosis pada tubuh dan ekstremitas dengan FNAB di
seluruh klasifikasi Jinak dan Ganas, dengan histologi sebagai
standar emas untuk diagnosis masing-masing adalah 95% dan
100%.

Nilai prediksi positif (PPV dan nilai prediksi negatif (NPV)


masing-masing adalah 100% dan 95%.

Akurasi keseluruhan FNAB dengan korelasi histologis adalah


97,5%.
Pembahasan
● Penelitian ini menggambarkan bahwa FNAB dapat dilakukan pada semua
kelompok umur pasien.
● Namun hanya 40 kasus yang mewakili 37,8% pasien dengan FNAB
memiliki diagnosis histologi yang dapat dibandingkan.
● Jumlah biopsi eksisi yang relatif rendah ini mungkin disebabkan oleh
beberapa alasan termasuk:
○ Pasien tidak menjalani biopsi eksisi sama sekali

○ Diagnosis FNAB dan perjalanan klinis dengan follow up radiologis

○ Pasien berhenti dari penanganan atau meninggal sebelum biopsi dilakukan


Pada lesi seperti
Penelitian ini Alasan yang mungkin
desmoids dan keloid yang
menunjukkan bahwa 12% menjelaskan aspirasi yang
fibroblastik dan aspirasi
kasus tidak memadai tidak adekuat termasuk
material untuk diagnosis
untuk diagnosis sitologi teknik yang tidak baik,
sitolopatologi sulit
nekrosis atau perubahan
•Hasil ini mirip dengan 17% yang dilakukan dari lesi
kistik pada lesi ganas.
dilaporkan oleh Layfield et al. tersebut.
Layfield dkk dan Nagira dkk:
• Pemeriksaan FNAB pada lesi jaringan lunak, melaporkan sensitivitas
dan spesifisitas yang berkisar dari 92% hingga 97%.
Kilpatrick dkk:
• Satu kasus negatif palsu dan tidak ada kasus positif palsu dalam
sebuah penelitian terhadap 145 sarkoma tulang dan jaringan lunak.
Akerman dan Rydholm:
• Pemeriksaan terhadap 517 tumor jaringan lunak melaporkan angka
negatif palsu 2,9% dan angka positif palsu 2,9%.
Kesimpulan

Teknik ini dapat digunakan


FNAB adalah uji yang baik dalam evaluasi awal dari
dalam praktik medis klinis semua lesi jaringan lunak
dalam mengelompokkan lesi yang teraba terutama pada
jaringan lunak yang teraba ke neoplasma jaringan lunak
dalam kategori jinak dan primer dan secara klinis
ganas. dicurigai sebagai karsinoma
metastatik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai