Anda di halaman 1dari 18

METODE PENUGA

SAN
Rifki Anugerah 1810711050
Dina Krismayanti 1810711103
Macam-macam Met
ode Penugasan
1 Metode Fungsional

2 Metode TIM

3 Metode Primer

4 Metode Kasus

5 Metode Modifikasi
1. Metode Fungsional

Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang


Model ini berorientasi pada penyelesaian tugas
berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan
dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan
tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff.
untuk melakukan tugas tertentu untuk
Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat
intervensi keperawatan pada semua pasien
di suatu ruangan.
dibangsal.

Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain
untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi
ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada
perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Kelebihan :
 
 Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat dengan
pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
 Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja
 Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
 Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk tugas sederhana.
 Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.
Kelemahan :
 
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam
penerapan proses keperawatan.
 Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
 Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan
saja
 Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
 Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
 Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk
2. Metode TIM
Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan ketua group dan bertanggung jawab dalam
keperawatan dengan menggunakan tim yang mengarahkan anggota group / tim. Selain itu ketua
terdiri atas kelompok klien dan perawat. group
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
berijazah dan berpengalaman kerja serta kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
memiliki pengetahuan dibidangnya membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas
(Regestered Nurse). apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua
tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan
pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien

Pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok
pasien di bawah arahan/pimpinan seorang perawat profesional
Kelebihan :

• Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.


• Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
• Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
• Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
• Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda secara efektif.
• Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim
perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
• Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan
• Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kelemahan :

• Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus
mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik 
• Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan
dengan total
• Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan, sehingga komunikasi
antar angota tim terganggu.
• Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf, berlindung kepada
anggota tim yang mampu.
• Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan tenaga yang
mempunyai keterampilan tinggi.
3. Metode Primer
Keperawatan primer merupakan suatu metode Perawatan yang yang diberikan direncanakan dan
pemberian asuhan keperawatan di mana ditentukan secara total oleh perawat primer. Metode
perawat primer bertanggung jawab selama 24 keperawatan primer mendorong praktek kemandirian
jam terhadap perencanaan pelaksanaan perawat, yang ditandai dengan adanya keterkaitan
pengevaIuasi satu atau beberapa klien dan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yg
sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
dinyatakan pulang. koordinasi asuhan

Perawat primer bertanggung jawab untuk membangun komunikasi yang jelas di antara
pasien, dokter, perawat asosiet, dan anggota tim kesehatan lain.
Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah :
 
1) Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24
jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan
2) Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan
pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan.
3) Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer kepada
perawat sekunder selama shift lain.
4) Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5) Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer
Kelebihan :
 
• Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan untuk
pengembangan diri.
• Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi, tanggung jawab
dan tanggung gugat
• Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai dengan arahan perawat primer dalam memberikan atau
mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
• Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional dan administrasi
• Kepuasan kerja perawat tinggi karena dapat memberiikan asuhan keperawatan secara holistik.
Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah memungkinkan pengembangan diri melalui
penerapan ilmu pengetahuan.
• Staf medis juga merasakan kepuasan karena senantiasa informasi tentang kondisi klien selalu mutakhir
dan komprehensif serta informasi dapat diperoleh dari satu perawat yang benar-benar mengetahui
keadaan kliennya.
• Perawat ditantang untuk bekerja total sesuai dengan kapasitas mereka, dll
Kelemahan :

• Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional


• Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki akontabilitas dan kemampuan
untuk mengkaji serta merencanakan asuhan keperawatan untuk klien.
• Akontabilitas yang total dapat membuat jenuh.
• Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
• Biaya relatif tinggi dibanding metode penugasan yang lain.
4. Metode Kasus

Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap pasien
tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian
perawatan konstan untuk periode tertentu. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive care, perawat kesehatan komunitas.
 
Kelebihan :
 
• Perawat lebih memahami kasus per kasus
• Bersifat kontine dan konfrehensif
• Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap pasien, perawat,
dokter, dan rumah sakit.
• Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
 
Kekurangan :
 
• Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanngung jawab
• Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
• Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak, sehingga tugas rutin yang sederhana
terlewatkan
• Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien
bertugas
4. Metode Modifi
kasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan modifikasi
antara tim dan primer
Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi
sumber daya manusia yang ada, antara lain adalah :
1. Model praktek keperawatan profesional III
2. Model praktek keperawatan profesional II
3. Model praktek keperawatan profesional I
4. Model praktek keperawatan profesional pemula
Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), bahwa penetapan sistem model MAKP ini
didasarkan pada beberapa alasan, yaitu :
 
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan SI keperawatan atau setara
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni , karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim 
3. Melalui kombinasi kedua model ini diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akountabilitasnya terdapat pada primer.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai