Materi Fiqih Zakat 7
Materi Fiqih Zakat 7
M. SHOHIBUL JAMIL,S..H.I,M.H.AH .
Banyak orang berusaha
menyamakan antara zakat dan
pajak, sehingga konsekwensinya
ketika seseorang sudah
membayar pajak maka gugurlah
pembayaran zakatnya. Sementara
sebagian yang lain menolak
bahwa zakat sama dengan
pajak.
Persamaan Zakat dan Pajak
Bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk
suatu negeri, apabila melalaikannya terkena sanksi.
Zakat dan pajak harus disetorkan kepada lembaga
resmi agar tercapai efisiensi penarikan keduanya
dan alokasi penyalurannya. Dalam pemerintahan
Islam zakat dan pajak dikelola oleh negara.
Tidak ada ketentuan memperoleh imbalan materi
tertentu di dunia.
Dari sisi tujuan ada kesamaan keduanya yaitu
untuk menyelesaikan problem ekonomi dan
mengentaskan kemiskinan yang terdapat di
masyarakat.
Perbedaan Zakat dan Pajak
Dari segi Nama. Zakat berarti bersih, bertambah,
dan berkembang. Sedangkan Pajak berarti
Utang/Pajak/Upeti.
Dari segi Dasar Hukum. Zakat berdasar Al-quran
dan Sunnah. Sedangkan Pajak berdasar Undang-
Undang.
Dari segi Nishab dan Tarif. Zakat ditentukan oleh
Allah (bersifat mutlak). Sedangkan Pajak ditentukan
negara (bersifat relatif).
Dari segi Sifat. Zakat adalah kewajiban bersifat
tetap dan terus menerus. Sedangkan Pajak adalah
kewajiban sesuai dengan kebutuhan dan dapat
dihapuskan.
Dari segi Subjek. Zakat subjeknya muslim.
Sedangkan Pajak adalah warga negara
Dari segi Objek Alokasi Penerima. Zakat adalah
tetap yaitu 8 golongan. Sedangkan Pajak adalah
untuk dana pembangunan dan anggaran rutin.
Dari segi Harta yang Dikenakan. Zakat adalah
harta produktif. Sedangkan Pajak adalah semua
jenis harta.
Dari segi Syarat Ijab Kabul. Zakat adalah
disyaratkan. Sedangkan Pajak tidak disyaratkan.
Dari segi Imbalan. Zakat adalah pahala/surga
dan keberkahan harta. Sedangkan Pajak adalah
tersedianya barang dan jasa publik.
Dari segi Sanksi. Zakat adalah Allah dan
pemerintah Islam. Sedangkan Pajak dari
negara.
Dari segi Motivasi Membayar. Zakat
adalah keimanan dan ketakwaan kepada
Allah. Sedangkan Pajak adalah kepatuhan
dan ketakutan pada negara dan sanksinya.
KAITAN ZAKAT DAN PAJAK
UU No. 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat (pasal 14 ayat (3)),
Dikatakan: “Zakat yang telah dibayarkan
kepada BAZ atau LAZ dikurangkan dari
laba/pendapatan sisa kena pajak dari
wajib pajak yang bersangkutan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku”
UU No. 17 Tahun 2000 Tentang Pajak
Penghasilan (Pasal 9 ayat (1) poin g),
dikatakan: “Zakat atau penghasilan yang
nyata-nyata dibayarkan oleh wajib
pajak pribadi muslim dan atau wajib
pajak badan dalam negeri milik muslim
kepada BAZ atau LAZ yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah”
SISTEM PERPAJAKAN DI
INDONESIA