Anda di halaman 1dari 5

BORDETELLA PERTUSSIS

Nama : Deva Shinta Fitriani


NIM : 202002060044
Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan.
Infeksi bakteri ini akan menyebabkan pelepasan racun dan membuat saluran napas
meradang. Tubuh merespons hal tersebut dengan memproduksi banyak lendir untuk
menangkap bakteri yang selanjutnya dikeluarkan dengan batuk.
• Penularan terjadi melalui droplet yang mengandung Bordetella pertusis dari pasien
yang batuk dan mencapai traktus respiratorius bagian atas dari orang yang
suseptibel. Faktor yang mempengaruhi penularan adalah sanitasi,higiene lingkungan
dan pribadi yang buruk, karena penyebaran tidak langsung bisa juga terjadi dari
pasien ke lingkungan melalui sekresi respiratorius dan selanjutnya tangan host yang
baru akan mentransfer kuman ini sehingga terjadi inokulasi di traktus respiratorius.
Setelah pasien terpapar dengan bakteri Bordetella pertussis pathogenesis infeksi
tergantung 4 langkah penting yaitu: perlekatan, pertahanan pejamu, kerusakan lokal,
dan penyakit sistemik. Infeksi dimulai dari adanya perlekatan bakteri Bordetella
pertussis pada cilia dari sel-sel epitel bersilia di traktus respiratorius.
• Batuk rejan bisa dikenali dengan rentetan batuk keras secara terus-menerus. Biasanya,
sebelum batuk akan terjadi tarikan napas panjang melalui mulut. Selain itu, batuk rejan
biasanya akan terjadi selama tiga bulan tanpa membaik sedikitpun. Karena itu, kondisi
ini juga sering disebut sebagai batuk seratus hari. Batuk rejan bisa menyebabkan
pengidapnya kekurangan oksigen dalam darah.
• Batuk rejan bisa menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lainnya. Pada tingkat
yang cukup parah, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami luka pada tulang
rusuk akibat batuk yang sangat keras. Bakteri penyebab penyakit ini, biasanya akan
menyebar melalui cairan yang keluar dari orang yang sudah terinfeksi, yaitu saat batuk
atau bersin.
Gejala Batuk Rejan
Gejala batuk rejan umumnya baru muncul 5–10 hari setelah infeksi bakteri di saluran
pernapasan. Selanjutnya, ada 3 tahapan perkembangan batuk rejan (whooping cough), yaitu:
Tahap awal (fase catarrhal)
Tahap ini berlangsung selama 1–2 minggu. Pada tahap ini, pertusis sangat mirip
batuk pilek biasa. Penderita hanya mengalami batuk ringan, bersin-bersin, hidung berair
atau tersumbat, mata merah dan berair, atau demam ringan.
Meski gejalanya ringan, pada tahap inilah penderita paling berisiko menularkan pertusis ke
orang di sekelilingnya. Bakteri penyebab pertusis sangat mudah menyebar lewat percikan
air ludah, seperti saat penderita batuk atau bersin.
Tahap lanjut (fase paroksismal)
Tahap ini bisa berlangsung selama 1–6 minggu. Gejala yang dialami akan semakin berat.
Keadaan ini bisa membuat penderita mengalami batuk keras sehingga memicu sejumlah
gejala.
Tahap pemulihan (fase convalescent)
Tahap pemulihan bisa berlangsung selama 2–3 minggu. Pada tahap ini, tingkat keparahan
dan frekuensi gejala mulai mereda secara bertahap. Namun, batuk bisa kambuh jika
penderita mengalami infeksi saluran pernapasan.
Pengobatan Batuk Rejan
Pengobatan batuk rejan bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri, meredakan gejala, dan
membantu mencegah penularan penyakit. Pengobatan dapat dilakukan dengan sejumlah
cara berikut :
1. Pemberian antibiotik
2. Perawatan mandiri di rumah
3. Perawatan di rumah sakit
Pencegahan Batuk Rejan
Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan adalah dengan melakukan vaksinasi atau
imunisasi pertusis. Vaksin ini biasa diberikan dokter atau bidan bersamaan dengan vaksin
difteri, tetanus, dan polio (vaksinasi DTP).

Anda mungkin juga menyukai