Masalah gizi yang timbul diatas salah satu penyebabnya dikarenakan faktor
demografi. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, masalah
melonjaknya tingkat pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kepadatan
penduduk masih sulit untuk diatasi. Tingkat kepadatan penduduk akan
mempengaruhi permintaan jumlah pangan yang dibutuhkan. Permintaan
jumlah pangan lebih cepat daripada produksinya.
Kesenjangan
Pertumbuhan penduduk
Produksi dan
relative tinggi
Kebutuhan Pangan
KEPENDUDUKAN DAN KAITANNYA
DENGAN GIZI
Jumlah penduduk yang melonjak drastis akan semakin berpengaruh di
semua sektor bagi negara yang masih berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan 10 tahun sekali diperoleh
jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :
268.015 juta jiwa
Tahun 2004
Tahun 1990 = 238.452
= 179.321 juta jiwa
Tahun 1980 juta jiwa
= 147,5 juta
jiwa
Tahun
1971 =
119,2 juta
Tahun jiwa
1961= Saat ini?
97,1 juta
jiwa
Kepadatan penduduk yang relative terus meningkat akan menimbulkan
banyak masalah. Stabilitas penduduk dimasa lalu dilakukan dengan
mengimbangi angka kelahiran dan kematian. Terpeliharanya gizi dalam
jangka panjang tidak hanya akan membatasi besarnya keluarga, tetapi
program gizi juga secara langsung merupakan mekanisme operasional
untuk mendorong keluarga berencana.
1. Biologis
Keadaan gizi kurang yang lama pada wanita dapat mengakibatkan
ganguan pada siklus haid.Wanita yang menyusui anaknya dapat
memperpanjang waktu untuk tidak memperoleh haid kembali,masa
berhentinya haid setelah melahirkan dapat di gunakan sebagai
kontrasepsi alamiah. Status gizi yang rendah akan menurunkan
resistensi tubuh terhadap infeksi penyakit, sehingga banyak
menyebabkan kematian terutama pada anak-anak balita
(mempengaruhi angka mortalitas). Melahirkan bayi pada usia muda
atau terlalu tua mengakibatkan kualitas anak yang rendah dan juga
merugikan kesehatan ibu. Jarak kehaliran yang terlalu dekat juga akan
menyebabkan hal serupa.
2. Sosio Budaya dan Ekonomi
Beberapa kelompok masyarakat memiliki presensi untuk memperoleh
anak laki-laki sebagai penerus nama keluarga atau marga dan
menanggung orang tua di masa lanjut usia. Di Indonesia ada anggapan
bahwa “banyak anak banyak rejeki” (adanya kepercayaan bahwa anak
adalah karunia Allah sehingga tak perlu membatasi besarnya keluarga).
Di beberapa Negara banyak terjadi pernikahan pertama pada usia sangat
muda (15-19 tahun).
3. Pendidikan
Wanita yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan biasanya
mempunyai anak yang lebih banyak dibandingkan wanita berpendidikan
lebih tinggi.Frekuensi kehamilan dan melahirkan akan menyebabkan ibu
berpeluang besar untuk mengalami gangguan kesehatan dan
menyebabkan angka kematian ibu dan anak tinggi .Di Indonesia AKI
masih sangat tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, yaitu
mencapai 334/100.000 kelahiran pada tahun 2000.
4. Kebijakan
a. Pengendalian pertumbuhan penduduk,terutama dilakukan untuk
lebih menurunkan angka kelahiran melalui gerakan KB mandiri
yang semakin meningkat.
b. Penurunan tingkat kematian,khususnya kematian ibu saat
persalinan,kematian bayi,kematian anak balita melalui program
pelayanan kesehatan terpadu.
c. Pengarahan morbiditas dan penyebaran penduduk dengan
memperhatikan kemampuan daya dukung alam, sesuai tata ruang
yang ada serta mendukung peningkatan kesejahteraan ketahanan
penduduk serta keluarga.
d. Memberikan kesempatan kepada penduduk usia lanjut untuk
berperan dalam pembangunan dan menikmati hari tuanya sebagai
penduduk usia lanjut yang sejahtera.
5. Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan IPTEK kedokteran dan pelayanan kesehatan mengakibatkan
penurunan angka kematian dan penigkatan usia harapan hidup.
Angka kematian bayi di beberapa negara berkembang menunjukkan
kecendurangan menurun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
jumlah anak yang mendapatkan imunisasi untuk mencegah penyakit-
penyakit infeksi yang mematikan. IPTEK yang berkembang baik telah
menghasilkan berbagai teknik kontrasepsi yang memungkinkan
pasangan suami istri untuk memilih jenis KB.
6. Struktur Kependudukan
Struktur penduduk sering digambarkan dalam bentuk piramida
penduduk. Hasil pembangunan nasional,khususnya dalam bidang
kependudukan dan keluarga sejahtera telah menghasilkan perubahan
ciri kependudukan dan keluarga sejahtera telah menghasilkan perubahan
ciri kependudukan dengan piramida melebar menuju ke atas. Struktur
tersebut berciri penduduk golongan muda (di atas 15 tahun) yang tinggi
dan diatas 60 tahun yang tinggi dengan massa tua yang semakin panjang.
Struktur ini mencerminkan proporsi usia subur yang tinggi dengan
potensi melahirkan yang tinggi.
Dampak pertambahan penduduk akan berakibat pada
1. Ketersedian sumber daya dan kelestaraian lingkungan,
2. Ketersediaan pangan,
3. Kesehatan masyarakat (ibu dan anak),
4. Kesempatan memperoleh pendidikan,
5. Kesempatan kerja
6. Kompetisi pemanfaatan lahan yang dapat mengancam keberadaan
lahan pertanian subur. Konversi lahan pertanian menjadi isu sentral
bagi pemantapan ketahanan pangan (ketersediaan pangan), karena
lebih 60% produksi pada nasional dihasilkan di pulau jawa.
• Suatu saat, besar kemungkinan manusia di dunia ini akan
mengalami bencana kurang pangan, saat teknologi produksi
pangan berkembang dengan pesat dan sisi lain angka kelahiran
berhasi di tekan dengan KB. Pertumbuhan penduduk merupakan
isu sentral yang dihadapi dunia, terlebih negara berkembang.
Penyediaan Penambahan
Pengadaan Obat
Pelayanan Jumlah Tenaga
Generik
Kesehatan Gratis Medis
Melakukan
Penyuluhan
Susenas merupakan kegiatan survei untuk mengumpulkan informasi/ data di
bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, Keluarga Berencana, perumahan,
serta konsumsi dan pengeluaran. yang sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir,
sampai dengan tahun 2010, pengumpulan data Susenas dilakukan setiap tahun.
Pada tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data Susenas dilakukan secara
triwulan. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul Konsumsi/ Pengeluaran
Rumah Tangga, Modul Sosial, Budaya dan Pendidikan, dan Modul Perumahan dan
Kesehatan) dan setiap modul dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Pada tahun 2013
dilaksanakan Modul Perumahan dan Kesehatan.
https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/220
SUSENAS
Survei Sosial Ekonomi Nasional
POLA KONSUMSI PANGAN
Pola
Cara seseorang atau sekelompok Pangan
orang untuk memilih makanan yg
dikonsumsinya yg dipengaruhi
Food
oleh fisiologis, psikologis, budaya
Pattern
dan sosial
Pangan = Bioculture
Kebiasaan
Makan
Zat gizi pd pangan yg Pemilihan jenis
mengalami proses pangan, cara
biologi dlm tubuh mengkonsumsi,
dan berpengaruh thd danpengolahann
Food Habit
fungsi organ tubuh ya
Bio Culture
Fungsi Sosial Pangan
Fungsi Gastronomik (Pangan berfungsi untuk mengisi perut (gaster)
kosong berhub. Kesukaan, selera, kepuasan)