Anda di halaman 1dari 36

IDENTIFIKASI SENYAWA POLIFENOL DAUN

LIMUS ( Mangifera foetida )

KELOMPOK 1

(31119172) Lutfhi Fadillah Suharta


(31119158) Febby Pratama (31119173) Fidi Yuliani
(31119159) Roby Fajar Muharram (31119184) Anindia Nuralifanisa
(31119164) Anisa Nurmalasari (31119187) Eka Yuniarti
(31119166) Ai Putri Lestari (31119194) Ai Siti Nurazizah
(31119167) Desy Nurfitriyani (31119200) Ayu Zakiyah

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
TUJUAN

Melakukan pemisahan metabolit sekunder dari ekstrak tumbuhan obat


dengan metode ekstraksi cair-cair.
Mengetahui cara pemisahan senyawa dengan metode ekstraksi cair-cair.
Alat dan Bahan

Alat Bahan
Corong Pisah Simplisia ekstrak daun limus
Gelas Ukur N-heksana
Erlenmeyer Etil asetat
Batang Pengaduk Aquadest
Gelas Kimia
Spatula
Statif
Klem
Prosedur Kerja
Masukkan 12 gram ekstrak
kental daun limus dengan Masukkan 20 ml n- Kocok corong pisah, dan Diamkan sampai terjadi 2
ditambahkan 70 ml air heksana kedalam corong buka sesekali untuk lapisan , kemudian
kedalam corong pisah pisah mengeluarkan gas keluarkan fraksi n-
heksana

Diamkan sampai terjadi 2


Kocok sesekali dan buka
lapisan kemudian Tambahkan 20 ml etil Lakukakan pengulangan
kran corong untuk
keluarkan fraksi etil asetat Asetat pada fraksi air prosedur sampai fraksi n-
mengeluarkan gas
heksana bening
Lanjutan....

Lakukan pengulangan Pisahkan ketiga fraksi


prosedur sampai fraksi etil pada wadah yang Hitung Rendemen
asetat bening berbeda
Hasil Pengamatan
  N-heksan Etil asetat Air

Bobot cawan kosong (gram 60,81 65,44 48,78

Bobot cawan ekstrak (gram) 60,92 65,67 49,17

Bobot ekstrak (gram) 2 2 2

Your Text Here


Bobot ekstrak fraksi (gram) 0,11 0,23 0,39

% Randemen 5,5% 11,5% 19,5%


Your Text Here
Perhitungan
· Bobot ekstrak fraksi
N-heksana = Bobot cawan ekstrak fraksi – bobot cawan kosong
= 60,92 – 60,81
= 0,11 gram
Etil asetat = Bobot cawan ekstrak fraksi – bobot cawan kosong
= 65,67 - 65,44
= 0,23
Your Text gram
Here
Air = Bobot cawan ekstrak fraksi – bobot cawan kosong
= 49,17 – 48,78
= Your
0,39 Text
gramHere
Perhitungan
·  % Randemen
N-heksana = x 100%
= x 100%
= 5,5%
Etil asetat = x 100%
= x 100%
= 11,5%
Air = x 100%
Your Text Here
= x 100%
= 19,5%
Your Text Here
PEMBAHASAN
Limus (Mangifera Pada praktikum kali ini yaitu dilakukan
foetida L.) merupakan
salah satu tumbuhan ekstraksi cair-cair, fraksinasi merupakan proses
yang mempunyai pemisahan antara senyawa aktif dalam sampel
potensi sebagai berdasarkan tingkat kepolaran masing-masing
antioksidan. Beberapa
senyawa aktif pada bahan. Fraksinasi yang diperoleh jumlahnya
daun limus yang kemudian dilakukan pemantauan ekstraksi dengan
memiliki aktifitas
KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan harapan
antioksidan
diantaranya flavonoid adanya perubahan ketebalan atau intensitas
dan polifenol. spotnya.
Proses fraksinasi menggunakan corong pisah. Corong pisah digunakan
untuk mencampurkan dua fase pelarut, kemudian digojok searah untuk
membuat dua fase tercampur, diamkan dengan posisi vertical tunggu dan
hingga terjadi pemisahan antara dua fase tersebut. Setelah terjadi pemisahan
buka keran corong secara hati-hati untuk untuk mengontrol campuran yang
sedang skor. Senyawa yang bersifat polar akan berada di fase bawah dan
senyawa yang bersifat non polar akan berada di fase atas, hal tersebut terjadi
karena adanya perbedaan berat jenis antar pelarut.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah ekstrak hasil
maserasi daun limus dengan pelarut n-heksan dan etil asetat. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu ekstrak daun limus sebanyak 2 gram
dilarutkan dengan aquadest sebanyak 40 mL. setelah dilarutkan
kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan n-heksan
sebanyak 100 mL, kemudian gojok secara horizontal dan searah
sehingga terbentuk 2 lapisan dimana fraksi n-heksan berada di atas
karena BJ n-heksan lebih kecil dibandingkan dengan air, sehingga
dihasilkan fraksi n-heksan
setelah fraksi n-heksan diambil, selanjutnya fraksi air dimasukkan
kembali kedalam corong pisah kemudian ditambahkan etil asetat
sebanyak 100 mL dan digojok secara horizontal sehingga didapat fraksi
etil asetat.
Setelah fraksi n-heksan, etil asetat, dan air didapat maka ketiga
fraksi diuapkan di waterbath
Senyawa target dari sampel adalah senyawa polifenol yang bersifat
semipolar sehingga digunakan etil asetat yang bersifat non polar untuk
melarutkan ekstrak tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan atas pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
• Metode ekstraksi cair cair adalah salah satu metode
pemisahan senyawa dengan menggunakan 2 pelarut yang
berbeda atau yang tidak saling bercampur. Adapun pelarut
yang digunakan adalah n-heksan (untuk senyawa non-polar)
dan etil asetat (untuk senyawa semi-polar).
THIN LAYER
CHROMATOGRPHY
Created by :
The 1ft group
Pratama
(31119158) Febby
Fajar Muharram
(31119159) Roby
Nurmalasari
(31119164) Anisa
i Lestari
(31119166) Ai Putr

Members: 111 91 6 7 ) Des y Nurfitriyani


(3

(3111917
2) Lutfhi
(3111917 Fadillah S
3) Fidi Yu uharta
(3111918 liani
4) Anindi
(3111918 a Nuralifa
7) Eka Yu nisa
(3111919 niarti
4) Ai Siti
(3111920 Nuraziza
0) Ayu Za h
kiyah
Memisahkan senyawa Tujuan
What’s
i
menggunakan KLT
(Gritter et al, 1991).
Sebagai metode untuk mencapai
KLT ? hasil kualitatif, kuantitatif atau
preparatif

Cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui


kuantitasnya. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat di gunakan
pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik seperti lipida-lipida dan
hidrokarbon yang sukar dijelaskan dengan kromatografi kertas

(Kurniawan dan Santosa, 2004).

Prinsip
Pemisahan Sampel :
Perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang
digunakan.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui apakah
ekstrak daun Limus (Mangifera foetida) mempunyai
kandungan senyawa polifenol yang terkandung di dalamnya
serta mengetahui mekanisme yang terjadi pada KLT.
Fungsi
Identifikasi senyawa secara kromatografi dan isolasi senyawa murni

KLT skala kecil

Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan


senyawa yang dianalisis.

Analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom


Things
about
KLT Mechanism
Mekanisme sorpsi yang utama pada
kromatografi lapis tipis yaitu :
adsorpsi dan partisi.

Sifat fisika
Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi,
penjerapan)

  Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan


(kelarutan)

Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan


uap (keatsirian)
fase
FaseKLT Diam
FASE diam plat silica gF 254

• mengandung pengikat gipsum


• indikator fluoresensi timah kadmium
sulfida/mangan timah silikat aktif
• berfluoresensi pada 254 nm

Silika sebagai zat penyerap atau pengering.

Penyerap  berukuran kecil dengan diameter partikel


antara 10-30 μm.

Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam & semakin


sempit kisaran ukuran fase diam,
maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan
resolusinya.
FaseKLT fase
GERAK
fase gerak
Kloroform + metanol
7:3

Memiliki sifat yang cenderung polar dari ke-2


campuran diatas

Campuran 2 pelarut organik karena daya elusi


campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur
sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi
secara optima
FaseKLT fase
GERAK
Jika fase gerak telah mencapai ujung kertas saring, maka didapat fase
gerak yang telah jenuh.

kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif.

Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf
terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase gerak
akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti   juga menentukan nilai Rf.

Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut
sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan metanol dengan    perbandingan
tertentu.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Chamber Etil asetat
Kertas saring N-heksana
Plat KLT Ekstrak daun limus
Oven Kloroform p
Tip atau pipa kapiler kecil Penampak bercak FeCl3 untuk
Pensil polifenol
Penggaris Methanol
Gunting Kloroform
1
PROSEDUR KERJA
Masukan plat KLT dan
2
Buat eluen 1:1
kertas saring untuk kloroform
diaktivasi 30 menit dengan
dengan suhu 105 °c
methanol

4 3
Masukan eluen
Pada plat KLT buat pada chamber dan
garis batas 1 cm masukan keetas
dari pinggir plat saring yang sudah
KLT diaktivasi, tutup
chamber dan
tunggu kertas
saring basah
semua
5 6
Apabila kertas saring
Beri 2 titik ekstrak daun limus
sudah jenuh (basah
pada garis plat KLT bagian
semua) ambil kertasnya
bawah dengan tip atau pipa
dan masukan plat KLT
kapiler, titik yang pertama
dengan cara titik ekstrak
dengan ekstrak daun limus etil
berada pada posisi bawah
asetat dan yang kedua dengan
ekstrak daun limus n-heksana
Apabila eluen telah
mencapai garis atas pada
9 7 plat KLT maka ambil plat
KLT dari chamber dan
Masukan plat KLT pada sinar keringkan
infra merah. Amati perpindahan
bercak dan beri ciri
menggunakan pensil, ukur jarak
yang ditempuh bercak dengan 8
penggaris dan hitung Rf Semprot dengan
tiapbercak yang terbentuk penampak bercak
gf 254 nm gf 366 nm FeCl3
Nilai RF
Rf yaitu perbandingan dari jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang
ditempuh pelarut.

Nilai Rf menyatakan derajat retensi suatu komponen dala


fase diam.

Semakin besar nilai Rf maka akan semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa ataupun komponen dalam plat kromatografi tersebut.

Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.


Nilai RF
Pengaruh KLT
pada nilai Rf
Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar
ke dalam pelarut non polar akan meningkatkan
harga Rf secara signifikan.

Karena senyawa non polar kurang melekat pada fase


diam sehingga memiliki jalur laju alir yang lebih besar
keatas plat. Hal ini disebabkan karena plat silika/fase
diamnya bersifat polar.
Nilai RF Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa.

Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari


senyawa standar.

Cara :
Plat KLT yang telah dicelupkan pada masing-masing fase gerak kemudian
diangkat dari beaker glass lalu dikeringkan. Setelah kering maka akan ditentukan
jarak Rf melalui bercak noda yang terdapat dalam plat kromatografi lapis tipis.
• Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam ekstrak daun Limus terdapat senyawa

polifenol atau tidak.


• Pertama kita melarutkan sebuah eluen dengan mencampurkan kloroform dan metanol dengan perbandingan 1

: 1 (kloroform sebanyak 5 ml : metanol sebanyak 5 ml)


• kemudian di larutkan keduanya. Setelah itu masukan ke dalam chamber yang telah diisi dengan kertas saring

yang sudah di aktivasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 30 menit dengan suhu sekitar 105℃

bersama dengan plat KLT yang akan digunakan untuk prosedur selanjutnya.
• Masukan kertas saring ke dal chamber lalu isi dengan eluen sebanyak 3 ml, setelah itu jenuhkan sampai

kertas saring telah dibasahi oleh eluen.

Selanjutnya…..
• Selanjutnya setelah chamber dijenuhkan, siapkan ekstrak untuk
penotolan yaitu ekstrak dengan fraksi etil asetat dan ekstrak dengan
fraksi n-heksana.
• Lakukan penotolan sebelumnya dilakukan penotolan beri tanda garis
pada plat KLT batas atas 1 cm dan batas bawah 1 cm.
• lakukan penotolan keduanya dengan diberi jarak dan posisi penotolan
adalah fraksi etil asetat di sebelah kanan dan n-heksana di sebelah kiri.
• Setelah itu dimasukan ke dalam chamber.
• Fenomena awal yang terjadi dalam chamber adalah terjadinya
keseimbangan antara fase eluen dan fase uap eluen dalam chamber.
• Ketika plat/lempeng dimasukan ke dalam chamber, plat KLT langsung kontak

dengan uap eluen.


• Terjadi interaksi antara sorben lempeng KLT dengan molekul uap pelarut. Interaksi

yang terjadi tergantung dari kejenuhan chamber.


• Secara bersamaan pelarut bergerak melewati sorben lempeng KLT melalui gaya

kapilaritas dan berinteraksi dengan uap eluen secara simultan.


• Di dalam lempeng terjadi interaksi antara fase uap eluen, fase eluen, kelembaban

yang teradsorbsi dalam lempeng, dan sorben itu sendiri.


• Adanya analit atau sampel yang ditotolkan dalam lempeng akan menambah jumlah

interaksi yang terjadi.

Selanjutnya…..
• Setelah proses pemisahan selesai, plat KLT diangkat dan dikeringkan. Kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui bentuk kromatogramnya.
• Analisis dilakukan menggunakan sinar UV.
• Karena plat KLT yang dipakai adalah GF 254 jadi gelombang sinar UV yang dipakai
adalah 254 nm.
• Dari hasil kromatogram terlihat adanya pemisahan senyawa tetapi belum dipastikan
senyawa tersebut apakah senyawa polifenol atau bukan kemudian dilakukan
penyemprotan bercak menggunakan FeCl3 pada plat tersebut.
• Apabila setelah penyemprotan bercak tadi akan berubah warna menjadi biru
kehitaman atau berwarna hitam
• Hasil yang kami dapatkan yaitu bercak berubah warna menjadi hitam, tetapi karena
kurangnya penotolan pada saat di plat KLT jadi perubahan warnanya terlihat agak
hitam muda.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil ECC di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
• Pada hasil fraksinasi pertama diperoleh fraksi n-heksan pada fase non polar
dengan nilai rendemen 5,5%
• Pada hasil fraksinasi ke-2 diperoleh fraksi etil asetat pada fase semi polar
dengan nilai rendemen 11,5%
• Pada hasil fraksinasi ke-3 diperoleh fraksi air pada fase polar dengan nilai
rendemen 19,5%
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun limus ini mengandung senyawa polifenol. Kemudian
selanjutnya dihitung nilai RF. Dari hasil hasil kromatogram bercak yang terlihat pemisahanya
hanya pada fraksi etil asetat sedangkan pada fraksi n-heksana tidak nampak adanya pemisahan
senyawa polifenol. Dan bercak yang terlihat pada fraksi etil asetat juga hanya nampak sedikit
mungkin ini pengaruh dari perbandingan pembuatan eluen.
Setelah dilakukan kromatogram lalu dihitung nilai RF nya, dan didapatkan hasil jarak tempuh
bercak berada pada 5,5 cm, dibagi dengan jarak tempuh pelarut yang berjarak 6 cm di dapatkan
nilai RF = 0,8.
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan tipe kromatografi cair dengan fase diamnya berupa
lapisan tipis sorben partikel yang seragam dalam bentuk pelat gelas, aluminium foil, atau
plastik.dan fase geraknya (eluen) biasanya teridiri dari campuran dari beberapa
pelarut.Ekstrak daun Limus (Mangifera foetida ) positif mengandung senyawa polifenol,hal ini
ditandai dengan adanya bercak hitam setelah disemprotkan penampak bercak spesifik (FeCl3 )
dengan nilai RF= 0,8
thankyou fellas !

Anda mungkin juga menyukai