KELOMPOK 1
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
TUJUAN
Alat Bahan
Corong Pisah Simplisia ekstrak daun limus
Gelas Ukur N-heksana
Erlenmeyer Etil asetat
Batang Pengaduk Aquadest
Gelas Kimia
Spatula
Statif
Klem
Prosedur Kerja
Masukkan 12 gram ekstrak
kental daun limus dengan Masukkan 20 ml n- Kocok corong pisah, dan Diamkan sampai terjadi 2
ditambahkan 70 ml air heksana kedalam corong buka sesekali untuk lapisan , kemudian
kedalam corong pisah pisah mengeluarkan gas keluarkan fraksi n-
heksana
(3111917
2) Lutfhi
(3111917 Fadillah S
3) Fidi Yu uharta
(3111918 liani
4) Anindi
(3111918 a Nuralifa
7) Eka Yu nisa
(3111919 niarti
4) Ai Siti
(3111920 Nuraziza
0) Ayu Za h
kiyah
Memisahkan senyawa Tujuan
What’s
i
menggunakan KLT
(Gritter et al, 1991).
Sebagai metode untuk mencapai
KLT ? hasil kualitatif, kuantitatif atau
preparatif
Prinsip
Pemisahan Sampel :
Perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang
digunakan.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui apakah
ekstrak daun Limus (Mangifera foetida) mempunyai
kandungan senyawa polifenol yang terkandung di dalamnya
serta mengetahui mekanisme yang terjadi pada KLT.
Fungsi
Identifikasi senyawa secara kromatografi dan isolasi senyawa murni
Sifat fisika
Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi,
penjerapan)
kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif.
Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf
terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase gerak
akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan nilai Rf.
Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut
sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan metanol dengan perbandingan
tertentu.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Chamber Etil asetat
Kertas saring N-heksana
Plat KLT Ekstrak daun limus
Oven Kloroform p
Tip atau pipa kapiler kecil Penampak bercak FeCl3 untuk
Pensil polifenol
Penggaris Methanol
Gunting Kloroform
1
PROSEDUR KERJA
Masukan plat KLT dan
2
Buat eluen 1:1
kertas saring untuk kloroform
diaktivasi 30 menit dengan
dengan suhu 105 °c
methanol
4 3
Masukan eluen
Pada plat KLT buat pada chamber dan
garis batas 1 cm masukan keetas
dari pinggir plat saring yang sudah
KLT diaktivasi, tutup
chamber dan
tunggu kertas
saring basah
semua
5 6
Apabila kertas saring
Beri 2 titik ekstrak daun limus
sudah jenuh (basah
pada garis plat KLT bagian
semua) ambil kertasnya
bawah dengan tip atau pipa
dan masukan plat KLT
kapiler, titik yang pertama
dengan cara titik ekstrak
dengan ekstrak daun limus etil
berada pada posisi bawah
asetat dan yang kedua dengan
ekstrak daun limus n-heksana
Apabila eluen telah
mencapai garis atas pada
9 7 plat KLT maka ambil plat
KLT dari chamber dan
Masukan plat KLT pada sinar keringkan
infra merah. Amati perpindahan
bercak dan beri ciri
menggunakan pensil, ukur jarak
yang ditempuh bercak dengan 8
penggaris dan hitung Rf Semprot dengan
tiapbercak yang terbentuk penampak bercak
gf 254 nm gf 366 nm FeCl3
Nilai RF
Rf yaitu perbandingan dari jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang
ditempuh pelarut.
Semakin besar nilai Rf maka akan semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa ataupun komponen dalam plat kromatografi tersebut.
Cara :
Plat KLT yang telah dicelupkan pada masing-masing fase gerak kemudian
diangkat dari beaker glass lalu dikeringkan. Setelah kering maka akan ditentukan
jarak Rf melalui bercak noda yang terdapat dalam plat kromatografi lapis tipis.
• Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam ekstrak daun Limus terdapat senyawa
yang sudah di aktivasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 30 menit dengan suhu sekitar 105℃
bersama dengan plat KLT yang akan digunakan untuk prosedur selanjutnya.
• Masukan kertas saring ke dal chamber lalu isi dengan eluen sebanyak 3 ml, setelah itu jenuhkan sampai
Selanjutnya…..
• Selanjutnya setelah chamber dijenuhkan, siapkan ekstrak untuk
penotolan yaitu ekstrak dengan fraksi etil asetat dan ekstrak dengan
fraksi n-heksana.
• Lakukan penotolan sebelumnya dilakukan penotolan beri tanda garis
pada plat KLT batas atas 1 cm dan batas bawah 1 cm.
• lakukan penotolan keduanya dengan diberi jarak dan posisi penotolan
adalah fraksi etil asetat di sebelah kanan dan n-heksana di sebelah kiri.
• Setelah itu dimasukan ke dalam chamber.
• Fenomena awal yang terjadi dalam chamber adalah terjadinya
keseimbangan antara fase eluen dan fase uap eluen dalam chamber.
• Ketika plat/lempeng dimasukan ke dalam chamber, plat KLT langsung kontak
Selanjutnya…..
• Setelah proses pemisahan selesai, plat KLT diangkat dan dikeringkan. Kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui bentuk kromatogramnya.
• Analisis dilakukan menggunakan sinar UV.
• Karena plat KLT yang dipakai adalah GF 254 jadi gelombang sinar UV yang dipakai
adalah 254 nm.
• Dari hasil kromatogram terlihat adanya pemisahan senyawa tetapi belum dipastikan
senyawa tersebut apakah senyawa polifenol atau bukan kemudian dilakukan
penyemprotan bercak menggunakan FeCl3 pada plat tersebut.
• Apabila setelah penyemprotan bercak tadi akan berubah warna menjadi biru
kehitaman atau berwarna hitam
• Hasil yang kami dapatkan yaitu bercak berubah warna menjadi hitam, tetapi karena
kurangnya penotolan pada saat di plat KLT jadi perubahan warnanya terlihat agak
hitam muda.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil ECC di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
• Pada hasil fraksinasi pertama diperoleh fraksi n-heksan pada fase non polar
dengan nilai rendemen 5,5%
• Pada hasil fraksinasi ke-2 diperoleh fraksi etil asetat pada fase semi polar
dengan nilai rendemen 11,5%
• Pada hasil fraksinasi ke-3 diperoleh fraksi air pada fase polar dengan nilai
rendemen 19,5%
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun limus ini mengandung senyawa polifenol. Kemudian
selanjutnya dihitung nilai RF. Dari hasil hasil kromatogram bercak yang terlihat pemisahanya
hanya pada fraksi etil asetat sedangkan pada fraksi n-heksana tidak nampak adanya pemisahan
senyawa polifenol. Dan bercak yang terlihat pada fraksi etil asetat juga hanya nampak sedikit
mungkin ini pengaruh dari perbandingan pembuatan eluen.
Setelah dilakukan kromatogram lalu dihitung nilai RF nya, dan didapatkan hasil jarak tempuh
bercak berada pada 5,5 cm, dibagi dengan jarak tempuh pelarut yang berjarak 6 cm di dapatkan
nilai RF = 0,8.
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan tipe kromatografi cair dengan fase diamnya berupa
lapisan tipis sorben partikel yang seragam dalam bentuk pelat gelas, aluminium foil, atau
plastik.dan fase geraknya (eluen) biasanya teridiri dari campuran dari beberapa
pelarut.Ekstrak daun Limus (Mangifera foetida ) positif mengandung senyawa polifenol,hal ini
ditandai dengan adanya bercak hitam setelah disemprotkan penampak bercak spesifik (FeCl3 )
dengan nilai RF= 0,8
thankyou fellas !