Anda di halaman 1dari 31

Penyembuhan Luka

pada Kaki Diabetes

Oleh:
Nuniek Nizmah Fajriyah, MKep. Sp KMB
Tujuan Instruksional Umum

 Setelah mengikuti mata ajar ini dapat


menerapkan asuhan keperawatan
pasien Diabetes Melitus
Tujuan Instruksional Khusus

 Dapat menjelaskan Penyembuhan Luka


pada Kaki Diabetes
Kaki Diabetik

 Salah satu komplikasi kronis diabetik


melitus
 40% - 70 % penyebab amputasi kaki
 85 % amputasi kaki diabetik didahului
ulkus
 Setiap 30 detik terjadi amputasi kaki
diabetes
 Program pencegahan dapat menurunkan
45-85 % kejadian amputasi pada
pendeita diabetes
Gradasi Kelainan Kaki Diabetik

 Grade 1 : kaki normal, belum ada kelainan


 Grade 2 : kaki risiko tinggi
 Grade 3 : kaki ulserasi
 Grade 4 : kaki terinfeksi
 Grade 5 : kaki nekrosis
 Grade 6 : kaki yang tidak dapat diselamatkan
Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Grade 5 Grade 6

Normal Kaki resiko Kaki ulkus Kaki infeski Kaki nekrosis/ Kaki yg tidak
Tidak terdapat tinggi Ulkus pada Kudem gangren dapat di
kelaianan Deformitas plantar Kulit Merah melibatkan selamatkan
Kelainan kuku Neuropati kulit sub kutis Nekrosis luas
Infeksi fasia ,
Kulit kering Kalus harus amputasi
Ostio melites sendi,tulang.
Otot hipotrofi Ulkus dasar Gejala
nya otot sisitemik
Jenis-jenis ulkus diabetik
Ulkus Neuropatik Ulkus Neuroiskemik
Plantar pedis Mulai dari tepi kaki
Kalus yang tebal Tanpa kalus atau kalus tipis

Perabaan kaki hangat Perabaan kaki dingin


Pulsasi arteri dorsalis pedis kuat Pulsasi arteri lemah atau negatif

Proses penyembuhan luka baik Proses penyembuhan buruk


Penatalaksanaan ulkus diabetik

 Penyembuhan luka harus dicapai dalam waktu 6


minggu
 Penanganan multidisiplin
 Melibatkan banyak aspek
 Aggresif
Faktor-faktor yang harus di kontrol pada
proses penyembuhan luka :
 Kontrol luka
 Kontrol mekanik
 Kontrol vaskular
 Kontrol infeksi
 Kontrol metabolik
 Kontrol edukasi
1. Kontrol luka
Proses penyembuhan luka akut

1
Luka kronis
2 Ulkus diabetes
3

4
Penyembuhan Luka
Fase-fase Penyembuhan Luka

Respons Vaskular Koagulasi Darah Inflamasi Pembentukan Jaringan Baru

Melalui pelepasan Vaskularisasi


faktor jaringan Pembentukan
Aktivasi sistem
vasokonstriksi Faktor plasma kembali jaringan ikat
imun
diikuti dengan Granulasi
vasodilatasi Epitelisasi
Remodelling
Penyembuhan Luka
Penggolongan luka menurut cara penyembuhannya.

1. Penyembuhan Luka Primer


(per primam intentionem, p.p.), tanpa ada
kehilangan jaringan

2. Penyembuhan Luka Sekunder


(per secundam intentionem, p.s.), disertai
kehilangan jaringan
Penyembuhan Luka Primer
Aspek-aspek Umum:
 Tanpa kehilangan jaringan.
 Luka bedah yang bersih dan laserasi minor.
 Penyatuan dua tepi berlawanan yang berdekatan.
 Fase inflamasi dan granulasi singkat.
 Epitelisasi sempurna terjadi sekitar 10-14 hari.
 Jaringan parut minimal cepat berubah warna dari pink ke putih.
 Fase maturasi terjadi selama beberapa bulan.
Terapi:
Penutupan
 Sutura/jahit
 Staples/jepit
 Strips
 Lem
 Proteksi dengan dressing luka
Penyembuhan Luka Sekunder
Aspek-aspek Umum:
 Dengan kehilangan jaringan.
 Luka sembuh dengan pembentukan kapiler dan kolagen baru.
 Fase granulasi terjadi beberapa minggu atau bulan
 Jaringan parut dapat tampak jelas.

Terapi:
Persiapan dasar luka
 Pengangkatan jaringan nekrotik
 Pengangkatan nanah
 Kontrol infeksi
Pembentukan jaringan granulasi
 Mengisi jaringan yang hilang
 Mempertahankan kondisi fisiologis
penyembuhan luka
Pembentukan epitel
 Proteksi lapisan kulit yang baru
Penyembuhan Luka Sekunder

Kronik
Ulkus vena Ulkus Gangren Luka tekan/
tungkai arteri diabetik dekubitus
tungkai

Akut
Abdomen Luka Lokasi
Grafts
terbuka bakar donor
Karakteristik Luka Kronik
• Luka kronik disebabkan inflamasi kronik,
dimana siklus aktivitas sel tidak
mendukung penyembuhan.

• Aktivitas proteolitik tidak adekuat (i.e.


melampaui periode bermanfaat) sehingga
berperan dalam kronisitas luka.

• Kadar matrix metalloproteinase dan


protease serine > dari cairan luka akut.

• Kadar laktat semakin turun

• Kadar albumin, protein total, dan glukosa


semakin meningkat menuju
penyembuhan.

• Bakteri tertentu bertahan dalam luka


kronik sehingga menghambat
penyembuhan luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses penyembuhan luka :

Faktor lokal Faktor sistemik


Perfusi jaringan Alkohol
Tekanan oksigen jaringan Anemia
Luasnya jaringan yang rusak Umur
Beban tekanan pada jaringan Penyakit kronis ( ginjal, jantung dll )
Pendinginan yang berlebihan Diabetes
Rasa nyeri Obat-obatan dan steroid
Radiasi Keganasan
Infeksi Radiasi
Teknik operasi Nutrisi
bahan untuk menjahit Vitamin ( Zinc )
Perbedaan luka yang membaik dan tidak
Luka yang membaik Luka tidak membaik
Warna luka merah/pink Warna pucat dan kotor
Penuh dengan granulasi Granulasi minimal
Ukuran mengecil, epitelisasi + Ukuran tetap atau membesar
Bengkak berkurang Epitelisasi -
Nyeri berkurang Tetap bengkak
Bau minimal Nyeri tetap terasa
Lubang sinus mengecil Bau
2. Kontrol Mekanik
Prinsip : mengurangi beban tekanan pada
daerah luka

 Istirahat, bed-rest
 Non-weight bearing
 Ambulatory : walker, wheel-chair, crutches
 Penggunaan sepatu khusus : disain insole, half shoes
 Casting : mendistribusikan beban berat badan secara merata
pada seluruh permukaan kaki
3. Kontrol infeksi
 Infeksi kaki diabetik mrp persoalan serius
 Harus segera diobati secara aggresif
 Sering tanpa gejala dan tanda infeksi
 Infeksi superfisialis : bakteri gram positif
 Infeksi dalam : polimikroba, anaerob dan gram
negatif
 Kadang perlu dilakukan debrideman oleh ahli
bedah
 Multi-disiplin : bedah vaskular, bedah plastik,
ortopedi, rehabilitasi medik, ahli gizi
Klasifikasi infeksi kaki diabetes
Non infeksi Infeksi ringan Infeksi sedang Infeksi berat

Kulit dan subkutis Eritema >2 cm =infeksi sedang


bagian superfisial Lapisan fasia otot , Disertai oleh gejala
tendo, tulang, sendi sistemik : demam,
lekositosis,
hipotensi
3. Kontrol infeksi
Menghambat fungsi sel darah putih
Fungsi fagositosis menurun
Fungsi kemotaksis sel neutrofil menurun
Kemampuan membunuh kuman menurun
Menyebabkan kerusakan jaringan (necrophilic vasculitis )
Pembentukan lapisan biofilm, sehingga antibiotik tidak dapat bekerja
maksimal
Hambatan produksi superoksida yang dapat membunuh kuman
Kuman penyebab infeksi kaki diabetes

Gram positif Gram negatif Anaerob


Stapylococcus Klebsiela Bacteriodes
Streptococcus E coli Clostridium
Enterococcus Enterobacter Peptostreptococcus
Pseudomonas Peptococcus
Citrobacter
Morganella morganii
Serratia
Acinetobacter
Proteus
Pemberian antibiotika
Pemilihan antibiotika dipengaruhi oleh :

1. Keadaan infeksi :
berat ringannya infeksi, riwayat pemberian anti-biotika,
infeksi pada tulang, keadaan pembuluh darah
2. Jenis kuman penyebab :
anaeron, aerob, gram positif dan negatif
3. Kondisi pasien :
alergi, fungsi hati dan ginjal,status imunologis,
4. Profil obat :
keamanan, interaksi obat,efek samping, frekuensi dan dosis,
harga
4. Kontrol Metabolik

Hiperglikemia :
 akan menghambat proses penyembuhan luka
 menghambat growth factor, sintesis kolagen, aktivitas fibroblas
 Gangguan migrasi leukosit, fagositosis dan aktivitas anti bakteri

Hipoalbuminemia
Hipertensi
Penurunan fungsi jantung dan ginjal
Dislipidemia
5. Kontrol vaskular

 Kaki neuroiskemik
 Atherosklerosis dapat
menyebabkan sumbatan
total pada pembuluh darah
 Aliran darah menuju luka
menurun
 Critical limb ischemia :
ancaman amputasi
Pemeriksaan kondisi vaskular

 Palpasi arteri dorsalis pedis


 Ankle brachial index ( ABI ), normal 0.9-1,1
 Transcutaneous oxygen tension ( TcPO2 ) normal >
40 mmHg
 Toe pressure
 Angiografi
 Duplex angiografi
Pengobatan :
Pada keadaan kondisi pembuluh darah yang
jelek, seperti critical limb ischemia, dapat
dilakukan tindakan untuk mengatasi sumbatan

 Angioplasti/stent : endovascular
 Bypass pembuluh darah kaki

Anda mungkin juga menyukai