Anda di halaman 1dari 27

Sistematika Review Terapi Obat untuk Menunda

atau Mencegah Diabetes Type 2


Di Review Oleh :
IRA RAHMAWATI
D1A181563
6A REGULER PAGI
PENDAHULUAN

● Diabetes saat ini mempengaruhi sekitar 171 juta orang di seluruh dunia
● Di AS diabetes merupakan penyebab utama kematian ke-5 pada tahun
2002
● Pada sebuah penelitian bahwa intervensi gaya hidup intensif terutama
pada gangguan toleransi glukosa dapat menurunkan kejadian DM tipe 2
● himgga 58%
● metode pencegahan diabetes dapat juga menurunkan resiko penyakit
kardiovaskular
● Terapi farmakologis dalam pencegahan diabetes tipe 2 merupakan
modalitas terapeutik yang penting dengan gaya hidup yang gagal
● Dalam review ini akan dijelaskan apakah obat antidiabetic ini mampu
mencegah diabetes tipe 2 atau mempunyai efek menunda diagnosis
diabetes
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
METODE : metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Randomized Controlled Trials dan cohor study untuk melihat efek agen
hipoglikemik oral, agen antiobesitas, agen antihypertensive, statins, fibrate dan
estrogen untuk kejadian diabetes type 2
1. Kuartal pertama, 2004, menggunakan Cochrane controlled Trials Registry
2. 1966-Juni,2004 , MEDLINE
3. 1980-2004 , EMBASE
Pencarian data dilakukan pada pasien dewasa (usia 18 tahun) dengan jumlah
sampel penelitian minimal <50 pasien.
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
Selain pencarian obat umum, beberapa obat dilakukan pencarian
juga seperti :
sulfonylureas, metformin, phenformin, acarbose, thiazolidinediones,
insulin, hydroxymethyl-glutaryl (HMG) -CoA reductase inhibitors
(selanjutnya, disebut sebagai "statin") , estrogen, phentermine,
orlistat, sibutramine, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker,
-blocker, calcium channel blocker, diuretik, dan –blocker

Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara kelompok uji dan


kelompok control (Plasebo)
HASIL PENELITIAN
Dari 5.511 kutipan awal , 5.222 berpotensi relevan
pada skrining awal
Dari 5.222 , 4.247 kutipan melibatkan kasus prevalen
diabetes tipe 2 dan dikeluarkan
Setelah disaring kembali, dari 975 kutipan yang tersisa, 36
artikel teks lengkap ditinjau dan 10 artikel memenuhi kriteria
inklusi

15 Artikel tambahan diidentifikasi melalui pencarian manual


HASIL PENELITIAN Biguanides
Pada uji coba ini dilakukan dengan melibatkan 2.155 orang secara acak
dengan IGT , ke metformin atau plasebo.
 Masa penelitian selama 2,8 tahun
 7,8% kelompok control (plasebo) mengalami diabetes, sementara
4,8% kelompok metformin mengalami diabetes. Sehingga angka
kejadian diabetes kelompok plasebo lebih besar dibandingkan dengan
pengguna metformin
 Metformin dikaitkan dengan penurunan berat badan sebanyak 2,0 kg
 Pengamatan juga dilakukan pada pasien usia 60 tahun (RR 0,66 95%
CI 0,40-0,79 untuk pasien usia 25-44 tahun) dan pasien dengan BMI
35 kg /m2 (0.47, 0.35-0.63)
Lanjutan… Biguanides
 Metformin dihentikan pada akhir studi DPP, pasien diobservasi untuk
periode washout 1 – 2 minggu, dan jumlah kasus berbeda dari
sebelumnya
 Pada 79% yang melakukan washout, angka kejadian diabetes meningkat
 Kelompok metformin , dari 25,2% menjadi 30,6% yang menderita
diabetes,
Kelompok plasebo, dari 33,4% menjadi 36,7% yang menderita diabetes
 Pada periode washout Metformin secara signifikan mampu menurunkan
kejadian diabetes
 Namun, studi yang tersisa tidak menemukan penurunan yang signifikan
dalam kejadian diabetes diabdningkan plasebo
ACARBOSE
 Metode yang digunakan yaitu RCT dan cohort study
 Dalam uji coba Study To Prevent Noninsulin-Dependent
Diabetes Melitus (STOP-NIDDM)
 Pada kelompok acarbose , sebanyak 32% mengalami
diabetes
Pada kelompok plasebo, sebanyak 42% mengalami diabetes
 Pengujian dilakukan selama 39 bulan
 Hampir 25% pasien menghentikan terapi lebih awal karena
toksisitas gastrointestinal yang di induksi oleh acarbose
ACARBOSE

 Pada akhir penelitian, 60% dari pasien yang memenuhi


syarat diamati selama periode washout 3 bulan
 15% pasien yang diobati acarbose mengalami diabetes,
sementara plasebo yaitu 10,5% mengalami diabetes
 Sehingga acarbose ini tidak signifikan menurunkan kejadian
diabetes
 Namun acarbose ini mengurangi kejadian kardiovaskular dari
4,7% menjadi 2,1%
SULFONILUREA
 Dua studi meneliti efek tolbutamine pada kejadian diabetes
pada pasien dengan IGT (impaired Glucose Tolerance) atau
kadar glukosa puasa tinggi-normal/tinggi.
 Tidak ada studi melaporkan penurunan yang Signifikan
secara statistic pada kejadian diabetes tipe 2 dibandingkan
plasebo
THIAZOLIDINEDIO
 Studi Troglitazone Prevention NES
of Diabetes (TRIPOD)
melaporkan penurunan kejadian diabetes tipe 2 dari 45%
menjadi 20%
 Troglitazone (terkait kenaika berat bada yang tidak signifikan
dibandingkan dengan plasebo 0,3 kg)
 Delapan bulan setelah penghentian obat kejadian diabetes
tipe 2 dinilai pada sekitar satu setengah dari pasien yang
memenuhi syarat
 1 pasien (2%) kelompok troglitazone mengalami diabetes
 6 paasien (15%) kelompok plasebo mengalami diabetes
ANTIOBECITY
 OLISTAT mengurangi kejadianAGENT
diabetes tipe 2 dari 9%
menjadi 6% dan menurunkan berat badan 2,8 Kg
dibandingkan dengan PLASEBO
 91% pasien yang diobati dengan orlistat mengalami efek
samping gastrointestinal pada tahun pertama terapi
dibandingkan dengan 65% pada kelompok plasebo
 Analisis dilakukan (RCT) melibatkan 642 pasien obesitas
melaporkan penurunan yang tidak signifikan dalam kejadian
diabetes tipe 2 dari 2% menjadi 0,6% dengan terapi orlistat
Obat Antihipertensi
 24 studi yang melibatkan obat antihipertensi menemukan bahwa kejadian
diabetes tidak berubah atau meningkat oleh diuretic THIAZIDE dan –
BLOCKER dan tidak berubah atau diturunkan oleh ACE INHIBITOR,
CALCIUM CHANNEL BLOCKER dan ANGIOTENSIN RECEPTOR
BLOCKER
 Pengobatan dengan Thiazide dikaitkan dengan peningkatan yang tidak
signifikan secara statistic dalam kejadian diabetes tipe 2 dari 7,5% menjadi
8,6% dalam percobaan sistolik pada lansia
 Dari 4,7%-7% dalam uji program lansia dengan tekanan darah tinggi
 Terapi dengan ACE inhibitor menurunkan kejadian diabetes dari 5,4%
menjadi 3,6%, dan dari 22% menjadi 6% pada sekelompok kecil pasien
gagal jantung
Lanjutan…
 Terapi penghambat reseptor angiotensin secara signifikan menurunkan
kejdian diabetes dari 7% menjadi 6%
 Dalam studi kognisi dan prognosis pada orang tua menghasilkan penurunan
yang tidak signifikan dari 5,3% menjadi 4,3%
 Pada 16.176 pasien hipertensi dengan penyakit arteri koroner yang terdaftar
dalam Studi Verapamil-Trandolapril Internasional (INVEST), rejimen
pengobatan berbasis verapamil dikaitkan dengan penurunan kejadian
diabetes tipe 2 dari 8,2 menjadi 7% dibandingkan dengan rejimen berbasis
atenolol.
 Valsartan Antihypertensive Long-term Use Evaluation (VALUE) dari 10.419
pasien hipertensi dengan risiko kardiovaskular tinggi, rejimen pengobatan
berbasis valsartan dikaitkan dengan penurunan kejadian diabetes tipe 2 dari 16
menjadi 13% dibandingkan dengan amlodipine- berdasarkan rejimen (rasio
odds
STATIN
 Empat analisis post hoc uji coba statin terkontrol plasebo
melaporkan hasil yang bertentangan mengenai efek statin
pada kejadian diabetes
 Di West of Scotland Coronary Prevention Study
(WOSCOPS), kejadian diabetes secara signifikan lebih
rendah dengan pengobatan pravastatin
 Dalam Studi Perlindungan Jantung, 4,6% pasien yang
diobati dengan simvastatin mengembangkan diabetes
dibandingkan 4,0% pada kelompok plasebo (1,15, 0,99–
1,34)
Lanjutan…
 Dalam penelitian Intervensi Jangka Panjang dengan
Pravastatin
in Ischemic Disease (LIPID) 4,0% pada penelitian
pravastatin. Pasien yang diobati mengembangkan diabetes
baru dibandingkan 4,5% pada kelompok plasebo (0,89, 0,70
-1,13).
 Dalam Anglo-Scandinavian Cardiac Outcomes Trial–Lipid
Lowering Arm (ASCOT-LLA) (ASCOT-LLA), kejadian
diabetes adalah 3,0% pada kelompok atorvastatin dan 2,6%
pada kelompok plasebo (1,15, 0,91-1,44).
FIBRAT

 Dalam analisis post hoc dari 303 pasien dengan IGT dari
percobaan Bezafibrate Infarction Prevention (BIP) , terapi
bezafibrate dikaitkan dengan penurunan kejadian
diabetes dari 54% menjadi 42% dibandingkan dengan
plasebo
ESTROGEN
 1 Studi RCT dan 5 studi cohort telah meneliti hubungan
antara penggunaan estrogen dan kejadian diabetes
 Analisis post hoc dari studi Heart Estrogen / Progestin
Replacement Study (HERS) melaporkan bahwa kompinasi
terapi estrogen dan progesterone dikaitkan dengan
penurunan yang signifikan dengan kejadian diabetes dari
9,5% menjadi 6,2% dibandingkan dengan plasebo
 The Nurses Health Study, melaporkan studi kohort
menemukan bahwa selama 12 tahun penggunaan estrogen
menghasilkan penurunan kejadian diabetes yang signifikan
Lanjutan…

 Insiden diabetes pada orang yang pernah menggunakan


esterogen tidak berbeda secara signifikan dari yang tidak
pernaah menggunakan
 Dari empat studi kohort hanya satu yang melaporkan
penurunan pada kejadian diabetes
KESIMPULAN

Sejumlah penelitian telah menyelidiki efek dari beberapa kelas obat


yang berbeda pada kejadian diabetes tipe 2. bukti yang tersedia
menunjukkan bahwa obat hipoglikemik oral dapat mengurangi kejadian
diabetes dibandingkan dengan plasebo, sedangkan bukti orlistat, statin,
estrogen dan obat antihipertensi tidak meyakinkan. Namun datanya tidak
pasti saat ini tidak ada agen tunggal yang dapat direkomendasikan untuk
pencegahan diabetes. Sangat penting bhawa penelitian masa depan
dirancang dengan periode tindak lanjut yang lebih lama dan dengan
perkembangan diabetes yang baru ditetapkan sebagai hasil utama, sehingga
dapat membedakan antara pencegahan diabetes asli sebagai lawan dari
penundaan atau penyamaran sederhana kondisi ini
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai