NAMA KELOMPOK 10
1. PUTU ANGELIA MARHENY (1802022201)
2. NI MADE LISTYA ARI (1802022133)
3. LUH PUTU GITA SUKMAYANTHI (1802022191)
4. INDAH PERMATA SARI (1802022192)
dimana
P = hargajual per unit
V = biaya variabel per unit
FC = biaya tetap
Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual.
•dengan
b. Perhitungan break-even point atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan
menggunakan rumus aljabar sebagai berikut:
di mana:
PC = biaya tetap
VC = biaya variabel
S = volume penjualan.
•
Contoh Kasus Perhitungan BEP
Contoh 1 :
Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp 300.000,00. Biaya variabel per unit Rp
40,00. Harga jual per unit Rp l00,00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
1. Dengan cara trial and error
Misalkan diambil volume produksi 6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka dapat
dihitung keuntungan operasi sebagai berikut:
= (V. produksi x Harga jual unit) – (Biaya tetap + (V. produksi x Biaya Variabel))
= (6.000 x Rp 100,00) (Rp 300.000,00 + (6.000 x Rp 40,00))
= Rp 600.000,00 (Rp300.000,00 + Rp240.000,00)
= Rp 60.000,00
Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa
break-even pointnya terletak di bawah 6.000 unit. Misalkan diambil 4.000 unit, dan hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
= (4.000 x Rp 100.00) — (Rp 300.000.00 + (4.000 x Rp 40,00))
= Rp 400.000,00 — (Rp 300.000,00 + Rp 160.000,00)
= Rp - 60.000,00
Pada volume 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp 60.000,00. Ini beranti bahwa break-
even pointnya lebih besar dan 4.000 unit. Misalkan kita ambil 5.000 unit, dan hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:
= (5.000 x Rp 100,00) — (Rp 300.000,00 + Rp 200.000,00)
= Rp 500.000,00 — (Rp 300.000,00 + Rp 200.000,00) = Rp 0,00.
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana
keuntungan netonya sama dengan nol.
•
2. Dengan Rumus Aljabar
Dari contoh 1 dapat dihitung secara Iangsung dalam unit dengan
menggunakan rumus tersebut di atas dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Dari contoh 1 Sales pada break-even dinyatakan dalam rupiah dapat dihitung
dengan menggunakan rumus tersebut sebagai berikut:
•
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa volume penjualan pada break-even dinyatakan
dalam rupiah adalah sebesar Rp 500.000,00. Apabila volume penjualan tersebut dibagi dengan
harga jual per unit, hasilnya menunjukkan break-even point dalam unit yaitu:
Dalam analisa BEP perlu pula dipahami konsep “Margin of Safety”. Besarnya margin of safety
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
•
Margin of Safety menupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang
direncanakan atau dibudgetkan (budgeted Sales) dengan penjualan pada break-even.
Dengan demikian maka margin of safety adalah juga menggambarkan batas jarak, di
mana kalau berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut, perusahaan akan
menderita kerugian. Dari contoh 1. besamya margin of safety dapat dihitung sebagai
berikut:
Angka margin of safety sebesar 50% menunjukkan kalau jumlah penjualan yang nyata
berkurang atau menyimpang lebih besar dari 50% (dari penjualan yang direncanakan)
perusahaan akan menderita kerugian. Kalau berkurangnya penjualan hanya 40% dan
yang direncanakan, perusahaan belum menderita kerugian.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin kecilnya margin of safety
berarti makin cepat perusahaan menderita kerugian dalam hal ada penurunan
jumlah penjualan yang nyata. Untuk membedakan batas penyimpangan yang
dapat menimbulkan kerugian dinyatakan dalam angka absolut dan dalam
angka relatif, kadang-kadang digunakan dua macam istilah. Untuk batas
penyimpangan yang absolut digunakan istilah “Margin of Safety” dan untuk
batas penyimpangan dalam angka yang relatif (dalam persentase dari sales)
digunakan istilah “margin of safety ratio”. Untuk contoh tersebut di atas
besarnya margin of safety adalaH Rp500.000,00 dan besarnya margin of safety
ratio adalah 50%.
OM SANTIH SANTIH SANTIH
OM