Anda di halaman 1dari 13

O M SWAST YASTU

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 1
Nama Anggota
• Putu Angelia Marheny (1802022201)
• Ni Made Listya Ari (1802022133)
• Indah Permatasari (1802022192)
• Luh Putu Gita Sukmayanthi (1802022191)
• Ni Putu Novi Ayu Antari (1802022187)
• Ni Luh Putu Yuli Artini (1802022101)
• Ni Kadek Wartiniasih (1802022140)

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 2
Harga/Nilai Perolehan Aktiva Tetap
Ketentuan sesuai dengan pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan aktiva tetap sebagai berikut:

• Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah
jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima.

• Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar.

• Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan pemekaran,
pemecahan, atau pengembalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar,
kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.

• Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah:
 Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima pengalihan, sama dengan nilai sisa buku dari
pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
 Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dan
harta tersebut.

• Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal (inbreng) bagi badan yang menerima pengalihan,
sama dengan nilai pasar dari harta tersebut

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 3
Penyusutan Harta Menurut Ketentuan
Fiskal (Pasal 11 UU PPh)
1. Harta Yang Boleh Disusutkan Menurut Ketentuan Fiskal
• Yaitu harta berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun, yang digunakan untuk mendapatkan menagih,
dan memelihara penghasilan (obyek pajak), kecuali tanah.
• Penyusutan aktiva dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tesebut. Penyusutan pada tahun pertama
dihitung secara pro-rata.
• Dengan persetujuan Dirjen Pajak, wajib pajak dapat melakukan penyusutan mulai pada bulan digunakannya harta
tersebut untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai
menghasilkan

2. Harta yang tidak boleh disusutkan Menurut Ketentuan Fiskal


• Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara
fiskal. Misalnya; kendaraan perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang oleh karyawan, rumah dinas karyawan
yang tidak terletak di daerah terpencil.
• Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal tersebut dijual (dialihkan), keuntungannya merupakan
obyek PPh, yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya
negatif (rugi), kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 4
Metode dan Tarif Penyusutan
Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 11 Ayat 1 :
• Metode garis lurus (straight line method)
• Metode saldo menurun (declining balance method)

Tarif penyusutan

Kelompok harta berwujud Masa Manfaat Tarif M. Garis Lurus Tarif M. Saldo Menurun
I. Bukan bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Tidak Permanen 10 tahun 10%
Permanen 20 tahun 5%

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 5
Tabel Kelompok Aktiva Tetap

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 6
Saat Dimulainya Penyusutan
(UU No 36 Tahun 2008 Pasal 11(3)

Penyusutan aktiva dimulai pada :


• Pada bulan dilakukannya pengeluaran;
• Pada bulan selesainya pengerjaan suatu harta sehingga penyusutan pada tahun pertama
dihitung secara pro-rata;
• Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
• Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan
yakni saat mulai berproduksi dan bukan saat diterima atau diperolehnya penghasilan

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 7
Penyusutan Aktiva yang dilaporkan
dalam Tax Amnesty

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 8
Metode dan Tarif Amortisasi
Ketentuan mengenai amortisasi harta tak berwujud di atur dalam pasal 11 A UU PPh sebagai
berikut:
• Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan di amortisasi sesuai tarif dalam tabel berikut :

Kelompok harta tak berwujud Masa Manfaat Tarif M. Garis Lurus Tarif M. Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Pengeluaran untuk biaya pendirian dan perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada
tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan table masa manfaat dan tarif
amortisasi

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 9
• Pengeluaran yang dilakukan sebelum perusahaan beroperasi komersial yang memiliki
manfaat lebih dari satu tahun, dikapitalisasi (sebagai biaya pra operasi) kemudian
diamortisasi dengan metode di atas
• Yang termasuk pengeluaran pra operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum
perusahaan beroperasi komersial tidak termasuk biaya – biaya operasional yang sifatnya
rutin
• Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain dibidang
penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan
produksi.
• Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas
bumi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya,
dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20% setahun.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 10
Revaluasi
(Penilaian Kembali Aktiva Tetap)
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan. Hal ini dilakukan
akibat adanya kenaikan nilai aset tetap di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap
dalam laporan keuangan perusahaan. Tujuan utama dari revaluasi aset adalah agar
perusahaan dapat melakukan penghitungan penghasilan dan biaya secara lebih wajar.
Aset yang dapat direvaluasi adalah aset tetap berwujud yang terletak di Indonesia, serta
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang merupakan objek pajak. Contohnya adalah aset properti. 

Besaran Tarif untuk Revaluasi Aset Tetap


Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final.
Adapun besaran tarif tersebut adalah:
1. 3% untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali
selesai paling lambat 31 Desember 2016.
2. 4% untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
3. 6% untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 11
Hubungan Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Pajak
Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak tunduk pada peraturan perpajakan, yang
diantaranya mengatur bahwa revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum
lewat jangka waktu lima tahun, dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset tetap,
masa manfaat aset tetap setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi manfaat penuh
untuk kelompok aset tersebut, dan dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat
revaluasi aset tetap.

Manfaat Revaluasi Aset Tetap


Meringankan Kewajiban Perpajakan
Mengontrol Permodalan
Menarik Minat Investor terhadap Perusahaan

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 12
Contoh jurnal revaluasi aktiva tetap
Contoh revaluasi aktiva tetap berikut diberikan untuk memudahkan pemahaman
mengenai bagaimana model revaluasi diterapkan dalam akuntansi.

PT MCA menerapkan pendekatan revaluasi terhadap aktiva tetap yang memiliki nilai
buku Rp1.000.000, masa manfaat 5 tahun, nilai residu nol. Dengan metode penyusutan
garis lurus, PT MCA membuat jurnal penyesuaian berikut pada tahun pertama:
Beban Penyusutan 200.000
Akumulasi Penyusutan 200.000

Setelah jurnal penyesuaian di atas dipindahbukukan ke buku besar, nilai buku aktiva
tetap PT MCA menjadi Rp800.000 (Rp1.000.000 - Rp200.000).
Pada saat yang sama, penilai independen menetapkan nilai wajar aktiva tetap itu
Rp850.000. Untuk melaporkan aktiva tetap dengan nilai wajar, PT MCA membuat
jurnal revaluasi berikut:
Akumulasi Penyusutan 200.000
Aktiva Tetap 150.000
Surplus Revaluasi 50.000
Dengan adanya jurnal revaluasi di atas, PT MCA melaporkan aktiva tetap dengan nilai
wajarnya yang baru, yaitu Rp850.000 (Rp1.000.000 – Rp150.000).

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 13

Anda mungkin juga menyukai